Arsip Penulis | Ragil Koentjorodjati

mantan-kekasih-lelakiku

Kekasih Lelakiku

“Lihatlah, aku telah kembali untukmu.” Ia berdiri lunglai di depanku. Sorot mata sunyi senyap. Gurat senyum kelu membeku. Semesta sekejap membisu, tanpa kata-kata. Aku berharap ada lebih banyak rindu tertumpah, bukan sekedar ‘lihatlah, aku telah kembali untukmu’. Ia berdiri begitu dekat denganku, bahkan teramat dekat hingga dapat kucium bau keringat anyirnya. Nyaris busuk, menusuk setiap […]

Lanjut Baca
polemik-pajak-untuk-penulis-buku

Pajak untuk Penulis: dari Tere Liye Hingga Dee Lestari

Entah angin mana yang menghembuskan polemik pajak untuk penulis, khususnya penulis buku. Ya, saya harus membatasi pajak penulis buku karena di luar sana banyak orang dengan profesi penulis selain penulis buku. Contohnya penulis naskah drama, naskah sinetron, ghost writer, penulis soal, penulis iklan advertorial, kasarnya penulis ‘pocokan’ yang menulis berdasar pesanan. Karena pusaran masalah ada […]

Lanjut Baca
burung-pak-kyai

Kisah Pak Kyai & Burungnya

Dongeng kisah Pak Kyai dan burungnya. Alkisah di suatu negeri tanpa nama sedang terjadi kehebohan. Negeri yang pada mulanya titi tentrem karta raharja itu tiba-tiba bergejolak.  Orang-orang baik disingkirkan, nabi-nabi palsu bermunculan. Seorang wali yang memilih diam di hutan bahkan meramalkan negeri itu sedang kena kutukan. Menurutnya, kaum negeri itu sudah mirip kaum Luth. Banyak […]

Lanjut Baca
pramoedya-ananta-mastoer

Sepenggal Jejak Pramoedya Ananta Toer

Hari ini, 30 April 2016, tepat sepuluh tahun Pram berpulang.  Tentang Pramoedya Ananta Toer, kita bisa sejenak menengok peristiwa sepuluh tahun lalu melalui lembar-lembar catatan, -30 April 2006, orang besar itu, diujung hidupnya tetap mencoba menolak untuk takluk; ia ingin mati sesuai kehendaknya sendiri. “Bakar saya sekarang!” perintahnya pada orang-orang di sekeliling ranjangnya tempat ia […]

Lanjut Baca
ilustrasi-cerpen-siluet-ibu

Siluet Ibu

Mbak, ibu sakit keras. Segera pulang. (Parmin). Es-em-es Parmin yang mengabarkan perihal sakit Ibu sudah tidak mengejutkanku lagi. Entah itu es-em-es yang ke berapa, mungkin ke delapan atau ke sepuluh selama sebulan ini. Aku tidak terlalu memperhatikan. (lebih…)

Lanjut Baca
anak-anak-danau-toba-berburu-koin

Anak-anak Danau Toba

Saya pikir, pukul 18.00 sore hari seharusnya mulai gelap. Tetapi agaknya pikiran saya keliru sebab saya sedang tidak di Jakarta di mana jam-jam sore berjalan lebih cepat. Saya sedang berada di tepi danau toba bersama anak-anak danau toba. Di danau toba berbeda dengan di jakarta. (lebih…)

Lanjut Baca