seri-pendidikan-islam-mendidik-ala-rasulullah

Begini Cara Rasulullah Mendidik Umat

Di masa sekarang, pendidikan berbasis islam tidak bisa dipandang secara sebelah mata. Saat ini, pendidikan berbasis islam mulai berinovasi dan berkreasi menghadapi tantangan zaman. Dengan inovasi dan kreasi itulah, pendidikan islam kini mulai diminati dan dipercaya masyarakat kita. Lalu apa yang membuat masyarakat semakin tertarik dan kembali kepada model pendidikan islam? Masyarakat semakin tertarik dengan pendidikan islam karena mereka percaya kepada model dan metode pengajaran yang ada di dalamnya. Selain mengajarkan ilmu umum, pendidikan islam juga dinilai mengintegrasikan dengan ilmu-ilmu agama.

Bila kita lihat di zaman dahulu, Rasulullah, nabi kita juga sudah memberikan tauladan bagaimana mendidik dan mengajar secara benar. Nabi kita sudah memberikan contoh pendidikan terbaiknya, melalui didikan dan bimbingannya itulah, kita melihat karakter sahabat-sahabat dan murid-murid beliau yang bisa kita lihat kemampuan dalam kepemimpinan, dan karakter keimanannya. Nabi kita telah mendidik dan membina para sahabat dan muridnya dalam rumah Al-Arqom, disanalah mereka para sahabat dan muridnya memperoleh bimbingan dan ilmu dari nabi.

Abdul Fattah penulis buku ini, mengisahkan kepada kita bagaimana Rasul memberikan pendidikan dan pengajaran kepada sahabat dan murid-muridnya. Nabi sendiri pun pernah bersabda, bahwa sesungguhnya aku diutus sebagai seorang pengajar (h.16). Dr. Nizar Abazhah (2009) pun memberikan kisah panjang mengenai sahabat-sahabat nabi yang telah dididik dan diajar rasul dalam bukunya Sekolah Cinta Rasulullah. Nabi pun sampai bersabda: “para sahabatku bagaikan bintang gemilang. Teladani siapapun diantara mereka niscaya kau dapat petunjuk”.

Sebagai seorang pengajar, maka nabi pun menunjukkan sifat-sifat yang agung sebagai seorang guru. Ia menunjukkan kepada kita tauladan yang baik, dan tidak pernah ia mengatakan apa yang belum ia kerjakan. Hal ini disaksikan dan dikisahkan oleh teman-teman, sahabat dan juga murid-murid beliau. Ia pun dikenal dengan julukan al-amin, bisa dipercaya. Semenjak kecil, rasul dikenal sebagai pribadi yang jujur dan dapat dipercaya.

Sifatnya yang bisa dipercaya itulah, dan kejujurannya membawanya semakin mantap dan teguh menjadi pembawa risalahnya. Penulis memberikan penjelasan bahwa ada empat puluh metode yang bisa kita petik dari cara nabi mendidik dan mengajar. Diantaranya adalah nabi mendidik melalui dialog dan tanya jawab.  Pada cara inilah, kita bisa melihat nabi memberikan kesempatan, memberikan waktu untuk sahabat melontarkan gagasan dan pikirannya. Nabi tak terlihat menggurui, tetapi mengajak para murid dan sahabatnya untuk menggunakan akal pikirannya.

Selain itu, nabi dalam memberikan pelajarannya, juga memakai model pengulangan bahkan hingga tiga kali. Hal ini digunakan untuk mempertegas dan memperjelas perkara yang penting. Dikisahkan ada seorang sahabat bernama Muadz bertanya kepada nabi. Nabi pun mempersilahkan Muadz bertanya. “Ya nabi, beritahu aku suatu amalan yang menyebabkan aku masuk surga. Aku tidak akan bertanya selain ini”. Nabi pun bersabda: “Sungguh kamu telah bertanya tentang suatu yang agung. Sungguh kamu telah bertanya tentang suatu yang agung. Sungguh kamu telah bertanya tentang suatu yang agung. Kemudian beliau menjawab dan mengulang tiga kali, sesungguhnya hal itu akan mudah bagi orang-orang yang dikehendaki Allah”.

Nabi kita juga dikenal sebagai pendidik yang suka menggunakan metode perumpamaan untuk menjelaskan sesuatu. Melalui perumpamaan nabi mengajak agar kita berfikir dan menggunakan akal kita. Selain itu, nabi juga teramat sering menggunakan cerita dan kisah orang-orang terdahulu dalam mengajar. Melalui kisah dan cerita orang-orang terdahulu, nabi mengajak kita untuk memberi peringatan dan kabar gembira kepada umatnya.

Sebagai pendidik umat manusia, nabi mendidik dengan suri tauladan, dan jarang sekali nabi memberikan pelajaran dengan cara menghukum sahabatnya atau muridnya. Biasanya nabi akan meninggalkan sahabat atau muridnya bila mendengar atau menyaksikan perkara yang membuatnya tak senang. Hal ini agar sahabat dan muridnya berfikir, selain itu, nabi juga memahami, bahwa marah tak selalu membuat muridnya sadar.

Melalui buku ini, penulis memberikan gambaran bagaimana cara mendidik dan mengajar  yang dilakukan Rasulullah di masa itu. Akan tetapi, buku ini terasa kurang lengkap karena tak mencantumkan daftar kepustakaan yang bisa kita gunakan untuk menelusuri daftar bacaan lebih lanjut. Tetapi, kekurangan itu telah ditutupi dengan kata pengantar di awal yang menjelaskan bahwa buku ini disusun berdasarkan hadist-hadist yang sanadnya sahih.

*) Penulis adalah Pegiat tadarus buku Bilik Literasi SOLO, Pengelola doeniaboekoe.blogspot.com

, ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan