buku-kuliner-panduan-memasak-jaman-dulu

Buku Kuliner Tertua di Indonesia

Portal Berita Buku – Beberapa tahun belakangan ini, muncul sebuah trend wisata baru: wisata kuliner. Industri kuliner pun turut berkembang dengan semakin banyaknya buku-buku kuliner. Namun bagaimana dengan jeman dulu, seperti apa buku kuliner jaman dulu?

Jaman dulu, ketika kita mendengar ‘panduan memasak’ di sebuah stasiun radio, kita langsung membayangkan emak-emak berlampin sembari pegang baskom. “Tuang air secukupnya, kemudian masak hingga mendidih. Setelah itu masukkan 3 kg daging yang telah dipotong segaris dengan seratnya.”

Begitu petunjuk memasak yang membosankan dan menjadi semakin populer sebagai bahan candaan. Sekarang, Anda bisa menyaksikan masterchef-masterchef tampan dan cantik menyampaikan panduan memasak di televisi. Industri kuliner juga berkembang memunculkan tidak saja seorang yang memanjakan lidah orang, namun juga menghibur pemirsanya.

Promo-promo restaurant dan warung-warung unik kemudian menjadi menarik untuk dikunjungi. “Sudah coba sambel level 19 belum?” Atau misalnya percakapan aneh, “pernah makan sate landak?” “Enak lho!”

Nah! Banyak makanan enak bertebaran. Kita begitu dimanjakan oleh para koki-koki hebat. Tapi, tahukah kita berapa banyak yang tertarik dengan buku resep masakan? Atau ada berapa banyak buku kuliner yang dibaca

Sebagian besar pembaca buku resep masakan atau buku panduan memasak ini biasanya perempuan yang “tiba-tiba” ingin belajar memasak karena takut ditinggal suaminya. Sebab perempuan-perempuan ini meyakini pepatah kuno: laki-laki itu seperti kucing, manjakan dengan makanan dan tentu saja “yang satu itu”. Dan buku resep pun cukup membantu mereka dengan daftar-daftar “bagaimana memasak tumis kacang”, atau “daftar bumbu memasak ayam betutu” dan lain sebagainya yang menjemukan.

buku-kuliner-di-indonesia-buku-langkaMungkin kita sekarang akan merasa aneh jika membaca buku resep masakan setebal 250 halaman. Ini semacam buku kuliner kuno. Buku bersejarah ini berjudul “De Hollandsche Tafel in Indie”.

Jangan salah, ini buku sudah ada sejak jaman rikiplik, 1899. Kalau merasa aneh, itu karena kita terbiasa membayangkan “buku saku kecil beraroma bawang” yang dipegang emak-emak. Padahal, jika ditarik ke belakang, makanan-makanan yang kita nikmati, sedikit banyak membawa ilmu dari resep-resep kuno, -yang dibukukan maupun yang tidak terdokumentasi dengan baik. Buku kuliner, buku seni kuliner atau buku sejarah kuliner memang belum begitu populer, meski industri kuliner berkembang pesat akhir-akhir ini.

Buku resep makanan yang hingga sekarang diketahui tertua diterbitkan pada 1845 (cetakan ketiga) dengan bahasa Melayu. Buku kuliner yang ditulis Nona Cornelia itu berjudul Kokkie Bitja atau Kitab Masak Masakan India njang terseboet bagimana orang orang sediakan segala roepa roepa makanan, maniesan, atjaran dan sambalan.

Kalau ingin tahu lebih jauh tentang buku-buku resep makanan, kalian bisa lihat pameran buku kuliner di Balai Soedjatmoko Surakarta. Pameran akan berlangsung dari tanggal 13 Februari hingga 18 Februari 2014.

Menarik menjadi bahan candaan misalnya bagaimana memasukkan kacang hijau dalam onde-onde, atau bagaimana mengatur biji-biji wijen di sekujur onde-onde itu. Bukankah itu sebuah ketelatenan dan ketelitian luar biasa.

Di kita, masakan sebagai hasil budaya sebuah bangsa memang kurang terperhatikan. Kita tidak sempat berpikir misalnya, mie ayam itu hasil akulturasi budaya cina dengan Indonesia atau bukan. Atau bakso, siomay, fuyunghay, itu masih murni dari hasil tangan bangsa cina atau sudah beda dengan aslinya. Mengapa kebab turki baru populer hari-hari belakangan ini.

Sejarah makanan, bisa jadi menunjukkan sejarah bangsa. Misal ditarik lebih jauh, bangsa Indonesia sekarang ini adalah hasil kolaborasi berbagai budaya dari berbagai suku bangsa. Buktinya: lihat saja hasil makanannya. Atau kamu sebutkan makanan-makanan hasil perpaduan berbagai budaya bangsa di kolom komentar.

Kalau mau download buku-buku resep masakan Belanda, termasuk buku “De Hollandsche Tafel in Indie” kalian bisa kunjungi situs Weeten bagian vergetenboeken, (mungkin maksudnya buku yang terlupakan) 🙂

, , , , , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan