Arsip | Cerpen

Kadang suatu realitas tidak dapat disampaikan begitu saja, apa adanya. Kedewasaan seseorang berpengaruh dalam menyikapi realitas. Cerpen hadir sebagai bentuk cerita dewasa, bukan cerita kekanak-kanakan. Cerita adalah salah satu jalan terang dari kebuntuan dari hal-hal yang demikian. Mengutip kata-kata Seno Gumira Ajidarma: “Ketika jurnalisme bungkam, maka saatnya sastra bicara.”Apakah Anda merasa juga demikian? Rubrik ini disediakan untuk mewadahi karya fenomenal Anda.

WhatsApp Image 2021-06-26 at 11.30.13

Jejak Langkah

Chrysoberyl. Leader kelas Venus yang hilang ditawan Theseus. Sungguh menawan rupanya. Kulit putih bersih dengan freckles alami yang indah. Tidak diragukan lagi jika ketua senat sekaligus leader kelas Mars jatuh hati padanya. Ia berhasil membuat api itu menyala, entah berapa kali Chrysoberyl harus mencoba, menggesek dua batu untuk menciptakan percikan api. Ia sadar jika tidak […]

Lanjut Baca

Jangan Pergi ke Istana, Nak!

Malika, anakku. Di usia yang tak lagi muda ini, aku berharap engkau mengurungkan niat menengok megahnya Istana. Sebab sebinal apa petinggi Chora, seluruh lekuk-tubuh pulau adalah tempat tinggal paling aman untuk ditempati. “Mengapa aku tak boleh pergi, Bu? Bukankah kau dulu yang berkata, jika manusia mesti memiliki mimpi agar senantiasa hidup?” Aku ingin melepasmu ke […]

Lanjut Baca

Misteri Leher Terpelintir

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Innalilahi wa innailaihi rajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Broto bin Sukarto pada usia 57 tahun. Alamat duka di Jalam Ambarawa No. 21. Jenazah akan dikebumikan hari ini bakda sholat dhuhur. Demikian pemberitahuan ini, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Terdengar pengumuman dari pengeras masjid menggema pagi ini. Aku tersentak mendengar pengumuman dari takmir masjid […]

Lanjut Baca

Kopi dan Senja

Suatu hal yang menurutku mustahil sedang terjadi padaku. Tak semestinya aku mengalami hal semacam ini. Stuck ide atau yang lebih kerennya disebut sebagai writer’s block sepertinya sedang kualami saat ini. Sial! Sudah berjam-jam aku duduk di depan monitor laptop, tetapi layarnya masih putih tanpa berbaris-baris paragraf seperti biasanya. Kosong. Padahal aku sudah setahun menekuni dunia tulis-menulis. Karya-karyaku sudah  bertebaran […]

Lanjut Baca

Air Mata Keadilan

Salma menghentikan langkah tepat di depan patung Dewi Themis. Patung itu berdiri gagah tepat setelah pintu masuk pengadilan. Themis digambarkan dengan wajah yang tenang, membawa timbangan dan pedang bermata dua, ia juga ditampilkan dengan mata tertutup. Bukankah hukum seharusnya seperti itu? Tidak membedakan orang di depannya dari rupa ataupun status sosial. Salma mengehembuskan napas panjang […]

Lanjut Baca
pohon-kehidupan

Apakah Pohon Berhak Berdiri di Depan Pengadilan?

Breuer telah memperingatkanmu agar tak nekat untuk maju sedepa sekalipun. Kalimat itu lenyap hingga akhirnya kau harus menyesal seutuh kematian dan menjadi tusuk gigi di meja makan para pejabat itu. Kematian memang pasti datang, Jos, tapi kita bisa memilih mati dengan cara yang bagaimana. Dan kau, orang paling bebal yang pernah aku dan Breuer temui, […]

Lanjut Baca
kiamat

Satu Hari Sebelum Kiamat

  Pasir pantai itu menelanmu. Genap tubuhmu tak tersisa. Bahkan kenang-kenangan senyummu di ponselku juga ikut raib. Seketika itu aku yakin, bahwa akan ada badai satu hari sebelum kiamat yang bekerja serupa kejadian itu: menghapus semua ingatan kita dan kita kembali pulang ke pangkuan Tuhan lantas menjadi bayi-bayi yang memulai hidup baru di surga. (lebih…)

Lanjut Baca
Nestapa

Nestapa

Sri menatap lurus dari beranda rumah, tatapannya kosong. Ia melihat Ning dari kejauhan. Di bawah rintik hujan Ning mengayuh pedal lalu berhenti di depan rumah Sri. Ia membawa sekresek jeruk dan beberapa lauk. (lebih…)

Lanjut Baca