Di Atas Ranjang

Aku menatap langit sore dari balik jendela. Mendung. Menyesakkan dada.

Dan kurasakan sebuah belaian menyusuri punggungku yang telanjang dan bermandi keringat. Sebuah belaian nakal. Sebuah belaian yang tak memiliki perasaan.

Tapi aku tahu aku tak punya banyak pilihan, kecuali membalikkan tubuhku dan mennghamburkan kecupan ke arah bibirnya. Sebuah reaksi yang memang sudah seharusnya. Dan kecupan di antara kita itu berlangsung untuk beberapa lama. Sebelum aku melepaskannya, dan menyandarkan tubuhku di dadanya yang -juga- telanjang.

“Kau suka?” Aku mencoba bertanya. Memastikan bahwa ini semua masih dalam kerangka simbiosis mutualisme.

Jari-jarinya membelai rambutku. “Kau sendiri?”

Aku tak menjawabnya kecuali dengan mengajukan pertanyaan yang lain. “Apakah dia mulai curiga?”

Tetiba dia menghentikan belaiannya. Dan aku yakin, pertanyaan barusanlah yang menjadi penyebabnya. Dan dia menghela nafas berat, yang hangatnya terasa hingga ke tengkukku. “Bisakah kita tak membahasnya di sini? Saat ini? Itu membuatku tidak nyaman.”

“Tapi ini sudah sepuluh tahun. Aku perlu tahu apakah kau cukup pandai untuk menyembunyikan semuanya.” Aku tak mau menyerah begitu saja.

“Dia baru akan pulang selepas senja…”

“Kau tidak menjawabku!” Aku bangkit. Selimut yang menutupi sebagian tubuhku terjuntai ke bawah, hingga ketelanjangan ini tak lagi tertutupi. Kupandangi wajahnya lekat-lekat. Mencari jawaban. Jawaban…yang sebenarnya tidak terlalu kubutuhkan. Aku hanya ingin mengejarnya. Membuatnya menuruti apa yang aku mau.

“Aman.” Akhirnya dia memberiku jawaban. “Puas?”

Ya, aku puas! Kusunggingkan sebuah senyuman lebar dan kukecup bibirnya lembut, sebelum aku berdiri meninggalkan ranjang.

“Aku mau mandi, lalu pergi keluar. Nanti kalau ibu pulang bilang saja aku ke rumah temanku.” Ucapku ringan.

“Kau punya uang saku?”

Pertanyaan itu membuatku tersenyum. Sebuah pertanyaan yang khas diucapkan seorang ayah ketika putrinya pamit main keluar. Dan yang lebih membuatku heran pada diriku sendiri, aku nyaris tak bisa lagi merasakan perbedaan antara sosok ayah dan sosok rekan di atas ranjang.

, ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan