ingatan-akan-pasar-klewer

Kita dan Ingatan akan Pasar Klewer

          Ingatan sangat identik dengan sejarah dan riwayat. Para sejarawan bekerja untuk merawat ingatan agar tidak punah dan musnah. Ingatan yang dihadirkan oleh sejarawan berguna bagi para pemimpin untuk mencerdaskan kehidupan rakyatnya. Ingatan berfungsi sebagai pemersatu sekaligus perekat hubungan antar masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Kebakaran pasar Klewer yang terjadi pada tanggal 27 Desember 2014 lalu adalah sebuah musibah yang berdimensi ekonomi dan sejarah. Kerugian-kerugian berdimensi ekonomi dapat dihitung dari banyaknya harta yang terbakar dan musnahnya aset-aset milik warga dan pemerintah, sedangkan kerugian berdimensi sejarah berasal dari hilangnya suatu bangunan bersejarah yang menjadi identitas suatu komunitas masyarakat.

Pasar Klewer merupakan simbol kota Solo yang sudah mensejarah. Pasar Klewer sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Awalnya pasar Klewer bernama pasar Slompretan. Menurut Lia Candra Rufikasari (2010), pasar Klewer merupakan pasar bagi kaum miskin yang tidak memiliki tempat berdagang.

Ingatan pada pasar Klewer adalah ingatan kolektif tentang eksotisme, keramah-tamahan dan keterbukaan pikiran. Pasar Klewer adalah tempat “sekolah” bagi para pedagang maupun pembeli. Di pasar Klewer yang unik ini, kita akan mendapatkan pertukaran informasi dan ilmu pengetahuan. Pasar Klewer juga merupakan bukti dari sejarah emansipasi perempuan.

Menurut Soedarmono, sejarawan Solo, Pasar Klewer ialah arena perjuangan kaum perempuan Jawa dalam ranah ekonomi. Sejak tahun 1930-an, saat Sunan Paku Buwana memberi hak kaum perempuan untuk berbisnis sandang-pakaian, pasar Klewer adalah pusat aktivitas kegairahan ekonomi perempuan. Di pasar Klewer modernisasi mentalitas perempuan dikelola dan dikembangkan. Perempuan jawa dalam memori pasar Klewer adalah sosok yang berani, mandiri, kreatif dan terbuka.

Memori tentang sosok pedagang (yang kebanyaan perempuan) ini pulalah yang mungkin mendorong presiden Joko Widodo untuk tetap setia menggunakan pakaian batik asal pasar Klewer. Presiden Joko Widodo adalah satu diantara sekian banyak tokoh nasional yang terpesona pada keunikan pasar Klewer dan tetap setia menjadi pelanggannya.

Mempertahankan Pasar Klewer

Proses pembangunan pasar Klewer yang sudah berjalan lebih dari 50 persen itu sebaiknya mempertimbangkan memori kolektif masyarakat sebagai dasar pengoprasiannya. Masyarakat yang sudah kadung mengidentikan pasar Klewer dengan kebudayaan dan tata laku kejawen akan sangat resah jika pasar Klewer terlalu jauh berubah. Perubahan pasar Klewer mungkin hanya bisa diterima jika pemerintah kota tidak merubah fondasi tradisi pasar yang selama ini sudah terbangun.

Bangunan baru pasar Klewer yang sudah direncanakan oleh Pemerintah kota Solo juga sebaiknya dirancang agar mampu menopang dan mengembangkan potensi “tersembunyi” pasar Klewer. Pasar Klewer yang sudah sangat tua menyimpan kekayaan sejarah yang bisa dikembangkan. Pasar Klewer sangat mungkin dijadikan museum pasar rakyat yang terus aktif beroperasi.

Masyarakat dan para pedagang, saya rasa akan antusias jika bangunan pasar Klewer nantinya akan beraroma wisata sejarah. Pengunjung pasar Klewer tidak hanya akan merasa nyaman dengan keramah-tamahan para pedagang, namun juga akan mendapatkan tambahan ilmu saat berkunjung ke pasar Klewer. Para pengunjung pasar klewer yang berasal dari luar daerah bisa belajar sosiologi masyarakat jawa beserta aspek-aspek sejarahnya. Para pengunjung akan disuguhi pelbagai panorama sejarah yang terpasang dari beragam foto dokumentasi dan pernak-pernik pasar klewer dari masa ke masa

Namun, untuk mewujudkan gagasan pasar semacam itu diperlukan suatu rencana anggaran yang matang. Suatu rencana anggaran yang matang berarti suatu rancangan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan operasional dan alokasi dana yang tersedia. Pembengkakkan anggaran dalam proses pembangunan pasar karena tenggat waktu pembangunan yang melampaui batas, atau ketidakoptimalan penyerapan anggaran adalah suatu bentuk ketidakmampuan dalam memanajemen keuangan. Prilaku seperti ini akan merugikan pemerintah, para pedagang dan masyarakat.

Pertanyaan kita sekarang adalah, mampukah walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, membangun pasar Klewer yang berdimensi sejarah sekaligus menekan rancangan anggaran pembangunan agar tidak membengkak? Mampukah walikota Solo menekan dan memonitoring para kontraktor pembangunan pasar Klewer agar lebih efesien, ekonomis dan efektif dalam proses pembangunan pasar?

Jika mampu, pasar ideal yang menawarkan harga murah dan berdimensi sejarah akan hadir di kota solo. Pasar Klewer akan bermetamorfosis menjadi pasar cerdas, kleatif dan inovatif. Pasar Klewer akan menjadi pasar kebangggaan kita, yang akan kita kenang dan selalu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita. Insya Allah. 

 

*Penulis Adalah Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Surakarta. Saat Ini Masih Aktif Berbelanja Di Pasar Klewer

, , , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan