kronik-tips-menulis-esai

Kronik Esai!!!

            Sebagai sebuah genre tulisan coba-coba, esai menawarkan berbagai kemungkinan mulai dari gaya penulisan, membuka kalimat yang mencu(a)ri perhatian, sampai pada menguncinya dengan kalimat penutup yang menohok. Esai, menurut Muhidin M.Dahlan turut serta menghormati karya ilmiah dan juga puisi.

            Di negeri ini, banyak penulis esai yang bertebaran di koran-koran, majalah dan media massa kita. Muhidin mencatat bahwa dalam 40 tahun terakhir, koran menerbitkan lebih kurang 5.600.000 esai. Belum terhitung produksi majalah, tabloid, jurnal, dan daring (h.191).

            Saking banyaknya penulis esai yang menulis dalam berbagai genre, maka kerja pendokumentasian esai di negeri ini cenderung lambat. Hal ini dikarenakan intensitas media massa yang hadir dalam waktu harian, dalam jumlah yang cukup banyak dalam seharinya. Itu pun baru dari sisi koran, belum lagi dari sisi majalah dan tabloid.

            Sebagai sebuah kerja kebudayaan, seorang penulis esai pun tak bisa dinafikan peranannya dalam jagad kepengarangan di indonesia maupun dunia. Melalui buku Inilah Esai (2016) Muhidin M. Dahlan memberikan paparan yang cukup panjang di buku terbarunya ini.

            Muhidin mengajak kita untuk menelusuri bagaimana penulis esai di masa lampau sampai sekarang menuliskan esainya. Kita akan disuguhi bagaimana Tirto Adisoerjo, Rosihan Anwar dan Sindhunata; dari Mas Marco Kartodikromo hingga Njoto; dari Soekarno, Hatta hingga Abdurrahman Wahid sampai Jokowi.

            Suguhan esai dengan gaya bahasa memikat disuguhkan oleh penulis agar memperjelas dan memandu kita agar lebih lihai dalam menulis esai. Buku Inilah Esai(2016) sekilas memang mirip dengan buku panduan dan buku “How to”. Tetapi kalau kita baca lebih jeli, kita akan menemukan ratusan esai yang telah dihadirkan oleh penulis di buku ini.  Penulis menghadirkan kembali pengalamannya ketika  belajar esai dan menghadirkannya kepada kita.

            Dari pengalamannya belajar esai itulah, kita menemukan ketekunan penulis dalam menyusun kronik seratus esai dari rentang 1909-sekarang. Buku ini juga memaparkan 16 gaya menulis esai dari yang berbentuk seperti gaya menulis esai berbentuk seperti surat, gaya puisi naratif, gaya memoar, sampai dengan esai yang merangsang dengan cerita.

            Buku yang semula mirip “How to” pun berubah menjadi kronik dan paparan mengenai esai dari berbagai era. Kita pun jadi mengerti bagaimana sejarah esai di indonesia direntangkan dan disajikan dalam berbagai gaya dan bentuk penulisan. Buku ini tak hanya pantas jadi rujukan untuk kita belajar esai, tapi juga menyajikan kronik yang teliti mengenai berbagai tipe dan ragam esai di indonesia.

*) Penulis adalah Pengasuh MIM PK Kartasura, Pengelola doeniaboekoe.blogspot.com 

, ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan