Gambar-dp-bbm-cinta-romantis

Love in Pain

Not sure if you know this

But when we first met, i got so nervous
i couldn’t speak
In that very moment, i found the one and
my life had found its missing piece
**So as long as i live i love you, will heaven hold you
you look so beautiful in white
and from now till my very last breath, this day i’ll cheresh
you look so beautifull in white, tonight.
What we have is timeless, my love is endless and with this ring i say to the world
You’re my every reason, you’re all that i believe in, with whole my heart i mean every word…


Sayang, masih kah kamu ingat lagu ini. Aku tahu kamu masih mengingat dengan jelas lagu ini. Aku pernah menyanyikannya waktu kita merayakan hari ulang tahun kita berpacaran. Ulang tahun hubungan kita yang kedua. Di sebuah taman yang indah pada suatu malam yang sunyi. Hanya kita berdua saat itu. Mungkin juga bersama para jangkrik yang sedang iri melihat kisah cinta kita. Aku menyanyikan lagu itu. Kamu mendengarkannya dengan perasaan yang antusias dan bahagia. Kulihat wajahmu begitu bersinar, cantik dan menawan karena diterpa cahaya malam. Tiba-tiba kelopak matamu basah. Katamu saat itu kamu begitu bahagia bersamaku merayakan malam mengenang hubungan kita.
Sungguh sayang, kalau boleh jujur, aku adalah pria yang sangat beruntung memiliki cinta dan juga kasih sayangmu. Di mana pun aku berada wajah cantikmu selalu mengahampiriku. Aku selalu membayangkan diriku berada di sampingmu. Mendengar saura manismu, melihat kelopak matamu yang manis. Mengagumi senyum indahmu. Menikmati tingkah manjamu. Itu semua adalah surga tersendiri bagiku kala bersamamu sayang. Tak ada yang berarti bagi hidupku kecuali keinginanku untuk selalu bersama dirimu.
Masih terngiang dalam ingatanku sayang kala kita pertama kali menyatakan perasaan cinta kita masing-masing. Aku pada waktu itu merupakan seorang lelaki yang pencundang, pemalu untuk berdekatan dengan wanita. Aku selalu merasa canggung dan tak tahu mau berbicara apa kala berhadapan dengan wanita. Mulutku seakan mati kalau sudah berhadapan dengan wanita. Namun itu beda denganmu sayang. Ketika berkenalan denganmu aku langsung menyadari dengan sendirinya bahwa wanita yang selama ini kudambakan telah hadir dalam hidupku. Hatiku langsung melihat bahwa kamulah orang yang tepat untuk memiliki cintaku. Sehingga aku tak pernah takut dan ragu untuk mengutarakan perasaan cintaku padamu dengan berani. Baru kali itu saat menyatakan cintaku padamu aku merasa begitu berani berhadapan dengan wanita. Aku tak tahu mengapa itu terjadi sayang. Namun ketika waktu itu aku melihat kedua matamu yang sayu aku merasa seperti menerima sebuah keberanian untuk mengungkapkan cintaku padamu. Kaulah alasan aku terlahir di dunia ini sayang.
Jawaban ‘ia’ darimu dengan menerima cintaku semakin membuat hati dan duniaku indah untuk kujalani. Benar sayang, aku begitu bahagai memilikimu. Tak ada satu wanita di dunia ini yang mampu menyaingi seluruh dirimu. Aku berani besumpah demi itu. Aku mencintaimu bukan karena ungkapan melainkan karena rasa yang tak bisa aku utarakan dengan kata-kata. Hanya hati yang tahu dengan jelas perasaan cintaku padamu.
Aku juga sadar sayang. Aku bukan pria yang sempurna. Kadang aku selalu membuatmu gelisah dengan tingkah kekanak-kanakanku. Aku sering membuatmu tak bisa tidur malam karena memikirkanku yang sedang mabuk-mabukan di jalan pada malam hari. Disaat itu aku sering mengabaikan teguranmu bahkan engkau sempat menitikan air mata demi hanya membujukku menghidari tawaran kemanisan dari air laknat itu. Maaf sayang. Waktu itu aku memang belum sadar bahwa hidup ini memang begitu berarti. Kalau aku sadar waktu itu, maka mungkin segala nasib buruk yang menimpa diriku tidak akan pernah terjadi. Hanya saja penyesalan memang selalu datang terlambat. Ia tak pernah mau datang terlebih dahulu. Setelah mengidap penyakit jahanam itu barulah aku sadar bahwa hidup ini memang berati.
Aku sadar bahwa aku telah banyak menyiakan waktu berharga bersamamu sayang. Kalau aku bisa membalikan waktu tentu semua waktu yang kubiarkan berlalu hanya demi merasakan tetesan air jahanam itu akan kujalani bersamamu. Aku sungguh menyesal sayang.
Pernah terlintas dalam banakku bahwa mungkin saja engkau sudah muak dengan sikapku. Aku tak tahu firasat itu benar atau tidak tetapi dari sikapku yang selalu tak menghiraukan teguranmu pasti sesekali pikiran untuk meninggalkan diriku muncul dalam benakmu sayang. Hanya saja engkau masih bertahan denganku sayang dan aku berterimakasih padamu atas keberanianmu, mengambil sikap terus bertahan membangun hubungan bersamaku. Meskipun acap kali aku sering mengcewakanmu dan membuatmu meneteskan ait mata. Di saat seperti ini aku ingin sekali menyentuh tangan halusmu sayang. Ingin kusentuh hangatnya duniamu lewat tangamu yang begitu menghangatkan duniaku.
Satu pintaku saja sayang, jangan pernah lupakan cinta kita. Aku ingin sekali agar cinta dan sosokku mendapatkan tempat tersendiri di hatimu. Aku tahu bahwa suatu hari nanti ada orang lain yang akan menggantikan posisiku dalam hatimu tapi kumohon biarlah cinta dan sosokku mengisi sedikit ruang dalam hatimu sekecil apapun itu. Itu harapanku yang terakhir sayang. Dan jangn lupa sayang jaga dirimu baik-baik. Jangan mencari lelaki yang sama sepertiku, hanya terus dan terus menyia-nyiakan cinta tulusmu. Carilah lelaki yang benar-benar dapat membalas cinta sucimu dengan tulus. Semoga kamu bahagia sayang, maaf sekali lagi. Aku mencintaimu dari bahasa yang paling sederhana sampai pada kata yang tak akan dapat lagi ditemukan dalam bahasa.
Lidya melipat kembali surat cinta terakhir yang dia dapatkan dari kekasihnya Neo dua tahun lalu. Ya, malam ini adalah malam tepat dua tahun pacarnya Neo meninggal. Pacarnya meninggal karena kerusakan hati. Neo selalu mengkonsumsi alkohol dan nikotin. Itu sebabnya ia cepat meregang nyawa. Sehabis membaca surat Neo di dalam bilik tidurnya, kelopak mata Lidya kembali basah mengenang sosok pria yang begitu dia cintai. Itulah sebabnya sampai sekarang Lidya tak pernah mau membuka hatinya lagi bagi orang lain. Meskpiun sebenanya sudah banyak lelaki baik yang mau menjadikannya kekasih tetapi Lidya menolak. Dia hanya ingin hati dan cintanya menjadi milik Neo. Karena alasan itu juga Lidya memilih masuk biara suster agar cintanya pada Neo dapat dia kekalkan bersama cinta Yesus yang dia ikuti saat ini. Itu bukan pelarian tetapi sebuah pilihan terakhir Lidya.
Aku mencintai Yesus sama seperti Neo dari bahasa yang paling sederhana sampai pada kata yang tak dapat lagi ditemukan dalam bahasa dan dunia ini.
Itulah doa Lidya setiap malam dan setelah mengucapkan doa itu Lidya langsung tertidur.

,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan