menulis-cerpen-dewasa

Menulis Cerpen: Kesalahan Sepele yang Mengganggu

Kali ini kita akan membahas mengenai menulis cerpen. Kamu menemukan artikel ini pasti karena ingin tahu cara menulis cerpen yang baik kan?

Pernahkah kamu merasa gemas pada cerpen yang kamu baca karena kamu harus mengulang-ulang membaca bagian yang tidak penting? Maksud saya begini, anggaplah dalam sebuah cerpen, kamu menemukan kalimat semacam ini: Bagaikan burung niko terbang entah ke mana cinta berlalu begitu saja, tanpa bangsa basi.

menulis-cerpen-dewasaUntuk memahami satu kalimat yang tidak penting itu, barangkali kita perlu membaca ulang satu paragraf sebelumnya atau malah tambah lagi satu paragraf sesudahnya. Pembaca menjadi penasaran. Sayangnya bukan penasaran pada kandungan cerita, namun pada pertanyaan apa yang ingin dikatakan penulisnya. Apakah dengan kalimat itu penulis hendak menyampaikan bahwa:

  • cinta yang berlalu itu seperti burung niko terbang? Jika memang begitu, lalu burung niko ini masuk spesies apa dalam dunia perhewanan?
  • Ataukah penulis ingin menyampaikan ‘niko terbang seperti burung’? Dan apa maksudnya ‘tanpa bangsa basi’.

Untuk memperjelas maksud penulis cerita, pembaca terpaksa membuat pemenggalan versi mereka sendiri. Misalnya:

  • Bagaikan burung niko terbang, entah ke mana cinta. Berlalu begitu saja tanpa bangsa basa basi.
  • Bagaikan burung, Niko terbang entah ke mana. Cinta berlalu begitu saja -tanpa bangsa basa basi.
  • Bagaikan burung, Niko terbang. Entah ke mana Cinta, berlalu begitu saja tanpa basa basi.

Huruf N pada Niko dan huruf C pada Cinta terpaksa kita ubah menjadi huruf besar karena mungkin itu nama orang. Namun bagaimana jika ternyata kata cinta itu bukan nama orang? Jika kata cinta bukan untuk nama orang, maka kalimat kedua lebih masuk akal.

Ilustrasi di atas menunjukkan kesalahan-kesalahan menulis cerpen yang sepele namun mengganggu. Berikut kesalahan yang bisa kita runut:

  • tidak menuliskan huruf besar sebagaimana yang seharusnya.
  • tidak menempatkan tanda-tanda baca.
  • salah ketik, -basa menjadi bangsa.
  • kalimat terlalu panjang yang biasanya disebabkan penulis malas memenggal kalimat untuk memperjelas.

Untuk menulis cerpen yang baik, penulis semestinya rela sedikit telaten menyampaikan ceritanya. Hal-hal yang diketahui umum, -misalnya menulis huruf besar, tanda titik dan koma, atau tanda baca lain, akan lebih baik jika diterakan. Kamu juga bisa mencari kata yang tepat atau istilah yang tepat melalui KBBI.

Salah ketik, (dalam contoh di atas ‘bangsa basi) mungkin mudah dikoreksi pembaca. Tetapi jika pembaca ‘dipaksa’ melakukan pemenggalan kalimat majemuk, tentu hal semacam itu akan melelahkan pembaca. Banyak contoh cerpen yang bagus di situs Portal Berita Buku ini. Kamu bisa membacanya di sini. Tips-tips menulis agar cerpenmu menjadi bagus juga banyak tersebar di banyak artikel.

Kamu bisa membaca referensimengenai Menulis Flash Fiction #1 atau Membuat Alur Cerita yang Menarik. Kamu tahu kan kalau flash fiction tidak berbeda jauh dengan cerpen dalam hal penceritaan. Ada juga Menciptakan Karakter 1 dan bahkan tips-tips dari penulis top dunia seperti Pelajaran Menulis dari Rainer Marie Rilke.

Perlu disadari, kesalahan-kesalahan sepele mungkin tidak merusak cerita secara keseluruhan. Namun itu sangat mungkin membuat pembaca kehilangan gairah untuk melanjutkan membaca. Sayang kan, cerpenmu yang bagus tapi tidak dibaca hanya karena kesalahan sepele semacam itu?

, , , ,

2 tanggapan ke Menulis Cerpen: Kesalahan Sepele yang Mengganggu

  1. moderator 25 November 2014 pada 10:58 #

    Seperti lupa nutup kran air yak? Tahu-tahu tagihan jebol 😆

  2. nata 25 November 2014 pada 10:11 #

    setuju! sepele bisa jadi berbahaya..

Tinggalkan Balasan