swasunting-berarti-

Menyunting sebagai Kewajiban Para Penulis

Wahyu Wibowo bisa jadi bukan nama yang dekat dengan telinga kita. Apalagi, kalau kita bukan orang yang akrab dengan jagat tulis-menulis. Padahal, beliau sudah lama berkecimpung dalam dunia merangkai kata dan aksara. Beliau pun sudah menelurkan beberapa buku, baik berupa panduan teknis menulis, kumpulan puisi, novel, dan sebagainya.

Buku ini menjanjikan enam langkah swasunting agar tulisan lebih mudah dipahami. Swasunting bisa diartikan menyunting tulisan sendiri (hlm. vii). Ketika sudah selesai menulis, seorang penulis setidaknya harus memeriksa kembali karyanya. Tujuannya adalah untuk evaluasi (hlm. x). Dalam hal ini, penulis bisa  memastikan tepat-tidaknya nalar kalimat, ejaan, dan diksi dalam tulisan. Dengan begitu, tulisan bisa menjadi lebih bening dan jernih dalam menyampaikan maksud. Pada prinsipnya, swasunting berguna membantu penulis untuk memastikan pesannya terkirim dengan baik kepada pembaca. 

BACA JUGA: Plot Hole, Lubang pada Cerita: Apa Itu?

swasunting-berarti-menyunting-tulisan-sendiri

Judul: Menjadi Penulis dan Penyunting Sukses
Penulis: Wahyu Wibowo
Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 174 halaman

Dalam pembacaan saya, tujuan dari buku ini tercapai dengan baik. Pasalnya, dia menyediakan saran-saran praktis dalam pengeditan tulisan, sekaligus dengan contoh penerapannya. Dengan cara itu, pembaca langsung bisa becermin untuk mengoreksi diri. Selain bertutur tentang masalah praktis, buku ini juga mendasari pemikirannya secara filosofis. Penulis sering kali mengutip pendapat para filsuf, misalnya, Wittgenstein, Plato, Aristoteles, dan sebagainya. Akan tetapi, Anda tidak usah berkecil hati karena semua itu disampaikan dengan sederhana. Para pembaca – yang mungkin sedang belajar menulis – bisa bertambah pemahamannya mengenai seluk-beluk tulis-menulis melalui buku ini.

Berdasarkan informasi di atas, peran buku ini menjadi penting. Pasalnya, buku ini menyediakan banyak  informasi, saran praktis, dan kiat menjadi penulis atau penyunting. Selama proses membaca, buku ini sering mengoreksi kesalahan-kesalahan saya dalam kegiatan tulis-menulis. Bahkan, kerap kali kesalahan itu menjadi sesuatu yang sudah tidak disadari dan dianggap benar.

Wahyu Wibowo juga punya keunikan sendiri. Jika membaca tulisannya, saya pribadi justru belajar bukan dari apa yang dituliskannya. Akan tetapi, saya lebih banyak belajar dari praktik atau cara dia menulis. Saya melihat; dia lihai dalam memilih diksi yang bisa membawa terbang imajinasi. Dia piawai dalam mengurai kerumitan serta cermat dalam memberikan contoh sederhana. Jadi, itu semua seolah sedang mengekspresikan jam terbang dan pengalamannya yang mumpuni dalam jagat tulis-menulis.

Nada dari buku ini ringan dan sederhana. Gagasan penulis selain mudah terpahami, juga enak dinikmati. Kemasannya segar dan jauh dari kesan akademis yang kering dan membosankan. Buku ini kian terasa faedahnya karena setiap tahapan, penulis selalu menyediakan bahan untuk didiskusikan. Dengan begitu, buku ini bisa dibaca secara berkelompok. Tentu saja, dengan cara itu, kita akan  lebih mudah belajar membantu pemahaman.

Secara personal, buku ini terasa sangat bermanfaat, khususnya, dalam teknik menyunting tulisan. Buku ini memberitahukan bahwa tugas menulis berbeda dengan mengedit. Ada etos kerja yang harus dipegang seorang editor yang lain dengan penulis (hlm. 15). Seorang penyunting harus punya “kepekaan” tata bahasa yang lebih sensitif dibandingkan penulis (hlm. 21). Saya pribadi merasa senang ketika menemukan dan membaca buku ini.

Nilai lebih lainnya, membaca buku ini seperti membaca buku “teknik” dengan rasa sastra. Walau buku ini bersifat panduan, tetapi kemasannya yang kaya diksi membuat pembaca seolah sedang menikmati sastra. Wahyu Wibowo, menurut saya, berhasil mempertontonkan kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Dengan diksi yang hebat, dia pun membawa kita terbang ke angkasa langit imajinasi ketujuh.

BACA JUGA: Spontanitas Menulis Puisi?

Jika melihat ini semua, artinya Anda tidak perlu gelar yang tinggi agar bisa membaca buku ini. Asal ada niat untuk mengembangkan diri dalam jagat tulis-menulis, buku ini pasti cocok untuk Anda.

Judul subbab “Memelototi Ejaan, Kata Klise, dan Kontaminasi“, bagi saya, merupakan bagian yang menarik. Lewat ini, Wahyu Wibowo mengingatkan kita agar menjaga daya-daya komunikatif sebuah tulisan (hlm. 56). Untuk mencapai tujuan itu, dia menekankan arti penting dari ketelitian. Dia mengajak setiap penulis untuk mau tekun memerhatikan baris demi baris, ejaan, pengutipan, membuang kata-kata klise, dan sebagainya. Mengapa ini menjadi sesuatu yang menarik bagi saya? Nasihat dari Wahyu Wibowo mengingatkan pada kelemahan saya sendiri, yaitu ketidaktelitian. Kegiatan menulis ternyata tidak hanya meminta pikiran dan pengetahuan yang luas. Akan tetapi lebih dari itu, aktivitas menata aksara menjadi sebuah karangan ini juga membutuhkan keuletan serta kesabaran.

Dari semua kelebihan yang tercantum, buku ini pun tak luput dari kelemahan. Dalam pengamatan saya, judul tidak sepenuhnya mewakili isi keseluruhan buku. Alasannya, isi buku ini lebih menekankan pada aspek penyuntingan daripada penulisan. Kegiatan menulis dan menyunting, memang punya persamaan. Akan tetapi, dua kegiatan ini tetap punya perbedaan. Persamaannya, misalnya, keduanya berurusan dengan kata, kalimat, kejernihan ide, dan sebagainya. Sementara itu, ada perbedaan terselip di antaranya. Kegiatan menulis berurusan dengan isi, sementara editor hanya memoles kemasan. Wahyu Wibowo tidak tegas memberi panduan mengenai masalah penulisan. Seluruh isi buku ini, menurut saya, hanya berfokus dalam bidang penyuntingan.

Seandainya saya diberi kesempatan untuk melakukan perubahan, setidaknya saya mengusulkan dua hal. Pertama, saya akan mengubah judul buku ini, misalnya, “Kiat Menjadi Penyunting Sukses” saja. Kedua, jika judul tidak diganti, maka isi buku harus ditambah dengan topik mengenai penulisan. Jadi, pembicaraan bukan hanya berpusat pada dunia penyuntingan saja, sehingga ada kesesuaian antara judul dan isi.

Akhirnya, buku ini renyah untuk dibaca siapa saja yang menaruh minat pada dunia tulis-menulis. Pada dasarnya, buku ini sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan menulis sekaligus menyunting tulisan. Buku ini mengingatkan banyak hal, yang mungkin, kita sering lupakan. Bahasa dan tampilan buku juga sangat membantu kita dalam menyelami gagasan penulis. Kita akan dibantu dengan banyak ilustrasi, contoh, dan desain buku yang nyaman. Kalimat-kalimat kunci pun sengaja diletakkan dalam sebuah kotak khusus dalam halaman. Hal itu membantu kita memudahkan untuk mengingat dan mencernanya ulang.

Bagi siapa pun yang ingin memperbaiki keterampilan menulis, buku ini layak untuk Anda baca.

, ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan