penelitian-minat-baca

Anak Amerika Cenderung Menyukai Baca Buku

penelitian-minat-baca

Ilustrasi dari lonelypinaydotcom

Portal – Jika di Indonesia minat baca buku semakin menurun tergerus oleh aktivitas dunia maya maka di Amerika, anak-anak justeru cenderung menyukai baca buku. Kita mungkin tidak menduga negara seperti Amerika di mana piranti internet begitu mendominasi ternyata memiliki anak-anak muda yang masih mau menghabiskan setidaknya 1 (satu) buku dalam setahun. Fenomena ini cukup unik sebab anak-anak ini berumur di bawah 30 tahun. Artinya mereka terlahir di era teknologi modern yang identik dengan teknologi internet. Sementara mereka yang berumur di atas 30 tahun justeru kurang tertarik pada buku.

Setidaknya dua peneliti berbeda menunjukkan fenomena mengejutkan tersebut dalam penelitian mereka. Dengan melibatkan 6000 responden berusia antara 16-30 tahun, Pew Research melaporkan 98% responden menyatakan menggunakan internet, dan 90% dari penggunaan internet tersebut berkaitan dengan jejaring sosial.Namun di tengah belenggu teknologi tersebut, 62% responden menyatakan ada banyak hal berguna dan informasi-informasi penting yang tidak tersedia di internet. Itu sebabnya kemudian mereka mencari informasi tambahan melalui buku-buku.

Anak-anak ini setidaknya membaca 1 buku dalam setahun. Secara statistik, jumlah anak yang gemar membaca buku meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Pew Research juga melaporkan, minat baca justeru menurun pada mereka yang berusia di atas 30 tahun. Dari responden yang menyatakan membaca buku, 52% menyatakan mereka membeli buku yang ingin dibaca.

Hasil penelitian tersebut tampaknya terdukung dengan hasil penelitian Nielsen BookScan. Nielsen BookScan mengamati perkembangan pasar buku anak dan melaporkan bahwa penjualan buku-buku anak meningkat 10% pada semester pertama 2014 ini. Setidaknya hingga akhir bulan Agustus telah terjadi transaksi senilai £187.9 juta pada kategori buku anak. Penjualan buku digital tidak mengalami kenaikan signifikan. “Para orang tua menyatakan mereka memilih membeli buku cetak ketimbang membiarkan anak-anak mereka berlama-lama dengan perangkat digital,” ungkap Charlotte Eyre, salah seorang editor majalah anak kepada The Guardian. Charllote menambahkan bahwa membaca buku-buku tertentu seperti buku Patrick Ness atau Holly Smale telah menjadi semacam simbol sosial bagi pembacanya.

, , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan