biografi-presiden-amerika-abraham-lincoln

Presiden Amerika, Penantang Perbudakan

Ia besar di rumah yang sempit. Tempat tinggalnya dahulu memang dekat hutan. Hidup dan dibesarkan dengan kehidupan yang keras. Ayahnya pekerja keras, ia seorang pencari kayu untuk dijual ke pasar. Bahkan di saat kelahirannya, sang Ayah pun tak sempat melihatnya. Berkat ditolong oleh Bibi Nancy, akhirnya Abe (Abraham Lincoln) pun selamat.

Ayahnya bernama Thomas Lincoln, ibunya bernama Nancy Hanks. Dilahirkan di Kentucky di tanggal 12 Februari 1809. Tiga tahun kemudian, tepatnya 1811 Thomas Lincoln pindah ke tempat antara Louisville dan Nashville. Semula di daerah ini Ayahnya bisa membeli tanah yang cukup luas dan menggarap tanahnya.

Abe kecil di masa itu sangat senang bermain, hingga memasuki hutan belantara. Abe sangat suka ketika diajak berburu. Abe dididik membaca dari seorang teman Ayahnya yang bernama Dennis, ia sering datang ke rumah Thomas Lincoln meski hadir setiap minggu. Setiap minggu itu pula, Abe mendapatkan pelajaran membaca. Di tahun 1818, Abe mesti kehilangan ibunya. Hal ini akibat wabah penyakit yang menyerang di desanya. Penyakit itu disebut penyakit susu.

Tubuh Abraham Lincoln kelak cepat sekali membesar. Di usia tujuh belas tahun, ia sudah memiliki tinggi lebih dari dua meter, beratnya 80 kg. Di usia itu, ia bekerja membantu tetangga atau siapapun yang membutuhkan bantuannya.

Di usia yang mendekati 22 tahun, Abe mendapatkan mentor untuk memperbaiki bahasanya. Ia juga diajari berhitung. Ia belajar pada Jack Kelso. Orang inilah yang membukakan dirinya pada puisi dan mengenalkan Shakespeare dan pujangga lainnya.

Ia pun menjadi populer berkat perangainya yang baik dan disukai orang-orang. Akhirnya di usia 22 tahun, ia memberanikan diri mencalonkan diri menjadi wakil daerah di Dewan Perwakilan Daerah Negara Bagian. Ia mengeluarkan sebuah edaran untuk menarik simpati masyarakat : Katanya setiap orang mempunyai keinginan untuk maju. Saya pun mempunyai keinginan untuk maju. Akan tetapi bukan semata-mata untuk diri saya pribadi, melainkan untuk mengabdi pada kalian. Sampai mana akan berhasil, saya tidak tahu sebab saya tahu banyak di antara kalian yang belum pernah mengenal saya. Padahal asal saya pun dari orang kebanyakan. Malah saya harus mulai dari tangga paling rendah. Di samping itu saya tidak memiliki seorang yang kuat untuk membantu. Meskipun begitu, saya percaya kepada keluhuran budi pemilih daerah ini (h.13-14).

Di pemilihan pertama ini, ia gagal, bahkan usahanya pun boleh dibilang semakin bangkrut di toko tempat ia bekerja. Ia pun kembali bekerja apapun yang bisa membuatnya bertahan hidup. Ia juga kembali ke hutan menjadi pencari kayu. Hal ini membuat tubuhnya makin kekar dan kuat.

Bahkan pernah majikannya membuatnya bertarung dengan seorang pengganggu di daerah itu. Abe pun menang, saat itulah tak ada lagi yang berani mengganggu daerah tempat Abe bekerja. Akhirnya, di musim panas di tahun 1834 ia sekali lagi mencalonkan dirinya sebagai wakil daerah. Sebelumnya ia mendapatkan pelajaran hukum dari Mayor John Todd Stuart.

Ia terpilih di negara bagian Illinois. Ia pun berangkat ke Vandalia untuk dilantik dan disumpah sebagai wakil rakyat. Dari Illinois ini suaranya mulai terdengar. Suatu hari, ia pernah berpidato dan menyerukan :  Perbudakan secara hukum tidak dapat dibenarkan, hal ini merupakan politik jahat. Akan tetapi dengan undang-undang dasar yang ada sekarang Pemerintah federasi tidak mampu menghalang-halangi negara bagian melakukannya (h.18).

Akhirnya, ia pun meyakini, bahwa upaya mencegah hal ini hanya bisa dilakukan ketika ia menjadi senator di Washington. Ia pun akhirnya mencalonkan diri bersama dua saingannya yang lain yakni Hardin dan Barker.

Ia pun memenangi pemilihan dan ia memulai tugasnya di tahun 1847. Di waktu itu ada dua kelompok yang menentang dan mendukung perbudakan. Di kongres saat itu ada pendukung perbudakan yang dipimpin oleh Stephen A. Douglas. Di saat pemilihan suara di senator, Abe mesti tabah saat suaranya kalah.

Lincoln pun tidak pernah berhenti berjuang. Ia sering mengatakan : Persoalan pokok sebetulnya bukan terletak dalam apakah suatu negara pro atau kontra perbudakan. Yang penting manusia masa kini menganggap perbudakan sebagai suatu kesalahan moral (h.23).

Perhatian masyarakat pun tergugah saat di tahun 1856 pengadilan tinggi  memutuskan perihal negro berwarna, Dress Scot. Menurut pengadilan, seorang negro tidak boleh dianggap sebagai manusia. Menanggapi hal ini, Lincoln pun berpidato di Springfield. Sejak diproklamirkan kemerdekaan Amerika Serikat keadaan orang negro tidak pernah sejelek sekarang. Di kala itu orang mentaati dan menghormati Deklarasi kemerdekaan negara menurut apa yang tertulis. Tetapi sekarang …. alih-alih meningkatkan martabat orang negro sesuai dengan isi deklarasi orang malah merobek-robeknya. Saya yakin jika bapak-bapak pendiri negara ini mendengar di dalam kuburnya tentu akan meringis kecut.

10 april 1861 Abraham lincoln pindah ke Washington. Ia pun kemudian dilantik menjadi presiden pada tanggal 12 April 1861. Beberapa menit sebelum diambil sumpahnya, terjadilah hujan meriam kedaerah Federal Fort Sunter. Akhirnya Lincoln resmi menjadi presiden Amerika ke-16. Di awal-awal kepemimpinannya, terjadilah perang saudara.

Ada kisah menarik tentang Lincoln ini. Di waktu itu, ada gadis berumur 11 tahun, bernama Grace Vedell menulis surat kepadanya. Gadis itu menganjurkan supaya ia memakai jenggot. Muka bapak terlalu kurus katanya. Dengan jenggot kekurususan itu tidak akan tampak. Anehnya Lincoln menurut, sejak itulah ada Presiden Amerika yang berjenggot (h. 28).

Perjuangannya melawan perbudakan pun belum selesai, ia pun mati karena memperjuangkan anti perbudakan. Di kala itu, ada seorang pemuda berumur 26 tahun bernama John William Booth. Ia berasal dari selatan dan membenci segala yang berbau utara. Di tangan kirinya ia memegang pisau, di tangan kanannya ia memegang pistol. Perlahan-lahan ia menuju ke kursi Presiden. Seorang pun tidak ada yang mendengar. Pistol pun meletus, seketika itu juga Presiden terkapar.

Lincoln pun mengakhiri hidupnya. Lincoln mewarisi semangat anti perbudakan dan dikenang dunia sampai kini. Buku ini, meski tipis mampu memaparkan bagaimana sosok Abraham Lincoln.

Sebagai buku yang bertuliskan milik negara, buku ini di masa lampau cukup memberikan informasi mengenai bacaan tokoh-tokoh dunia.

Buku ini barangkali sudah jarang menghampiri kita di toko-toko buku, dan juga perpustakaan sekolah kita. Aku pun merasa gembira mendapati biografi Presiden Amerika ini meski dari toko buku bekas.

Semangat, etos dan kerja keras Abraham Lincoln inilah yang patut diteladani, ia bukan seorang yang cepat dan instant sebelum menjadi pemimpin. Tetapi ia ditempa, dan diuji oleh berbagai soal, hingga ia mampu menjadi pemimpin dan teladan bagi dunia.

*) tuan rumah Pondok Filsafat Solo, Pengelola doeniaboekoe.blogspot.com

, , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan