Prison Notebooks, Catatan-Catatan dari Penjara

            Diterbitkanya kembali Prison Notebooks karya Gramsci merupakan kabar gembira bagi mahasiswa, pengamat politik, maupun masyarakat umum. Penerbitan kembali buku ini bukan hanya memotong jarak wacana tentang Gramsci, yang selama ini banyak dipelajari melalui literatur berbahasa ingris, tapi juga menandai tumbuh suburnya etos demokrasi literasi di alam reformasi.

            Sejak penghilangan wacana-wacana kiri dari khazanah keilmuan Indonesia, tradisi intelektual kita terasa hambar. Kita tidak lagi mendapatkan gambaran utuh tentang permasalahan. Kita tidak lagi menyaksikan perdebatan-perdebatan ideologis yang mengakar kuat dalam khazanah keilmuan. Yang nampak hanyalah polemik-polemik bersifat teknis. Kita telah kehilangan roh dalam kehidupan berpikir.

            Tragedi politik pada pertengahan tahun 1965 memang berdampak besar pada khazanah keilmuan Indonesia. Sejak saat itu masyarakat Indonesia dilarang mempelajari wacana berbau sosialis. Pemelajaran wacana-wacana terlarang itu berarti pemenjaraan. Pemerintah orde baru bersikap tegas pada para penduduknya yang dianggap membangkang.

            Sikap pemerintah orde baru yang keras menghasilkan trauma sejarah. Masyarakat Indonesia menilai sosialisme hanya berdasarkan prasangka. Tidak ada kajian mendalam tentang sosialisme. Maka munculah tragedi keilmuan yang memalukan. Banyak masyarakat yang menyamakan sosialisme dengan ateisme, dan menganggap penganut sosialisme sebagai manusia sesat yang tak punya hak hidup. Lalu, maraklah penculikan, pembunuhan, pemerkosaan atas dasar praduga kebenaran.

            Pemikiran Gramsci

            Buku Prison Notebooks merupakan dokumentasi dinamika pemikiran sosialis. Pemikiran Gramsci yang unik telah membuka potensi wacana sosalis pada hal-hal yang tidak terbayangkan sebelumnya. Determinisme ekonomi yang menjadi trend para pemikir sosialis saat itu, mendapat tantangan berat oleh pemikiran Gramsci. Bagi Gramsci suprastruktur berupa ideologi, hukum, seni, merupakan faktor penting dalam pembentukan sejarah. Seorang penguasa atau seorang revolusioner harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, jika mereka ingin menulis sejarah dengan tinta emas

            Pengabaian pada suprastruktur, bagi Gramsci, merupakan alamat kegagalan. Basis struktur berupa sistem produksi ekonomi tidak bisa menjamin keberlangsungan sejarah. Kondisi krisis pada sistem produksi masyarakat kapitalis tanpa adanya kesadaran pada ideologi untuk melakukan perubahan tidak akan menghasilkan perbaikan apapun. Kesadaran massa dan krisis ekonomi merupakan faktor penentu berhasil tidaknya sebuah gerakan revolusioner.

            Keunggulan pemikiran Gramsci terletak pada penerimaan pemikiran sosialis secara kritis. Gramsci tidak terjebak pada doktrin-doktrin sosialis yang tidak bisa dibantah. Bagi Gramsci doktrin-doktrin sosialis hanya merupakan acuan dalam aksi sosial. Gramsci memandang Marxisme sebagai filsafat praktek untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat secara total. Pemaknaan tersebut membuat Gramsci termasuk pada golongan pemikir dinamis.

            Kedinamisan Pemikiran Gramsci menjadikanya manusia besar. Ia merupakan tokoh sosialis yang banyak diidolakan oleh pemikir-pemikir lain. Jean Paul Sartre, Louis Althusser, dan Pierre Bourdieu merupakan tokoh-tokoh intelektual yang banyak dipengaruhi pemikiran Gramsci.

Kepopuleran pemikiran Gramsci disebabkan oleh temuan mengejutkan Gramci. Gramsci menemukan hegemoni dan apparatus ideologi sebagai sarana pengkondisian masyarakat.  Gramsci telah berhasil menemukan faktor penyebab stabilitas politik pada masyarakat modern.

            Dari pemikiran-pemikiran Gramsci yang tertuang dalam Prison Notebooks ini, kita akan menemukan demokrasi literasi dalam khazanah sosialis. Wacana sosialis yang terkesan doktriner dan kaku ternyata menyimpan keanekaragaman pemikiran yang besar. Kita akan menemukan Gramsci sebagai mahaguru yang menyegarkan pemikiran sosialis.

Pemikiran Gramsci tentang kaum intelektual, sistem pendidikan, para penguasa modern, serta perenunganya tentang permasalahan negara dan masyarakat sipil merupakan harta yang sangat berharga untuk kita pelajari saat ini. Inilah buku yang bisa dijadikan rujukan untuk dapat memahami dinamika perkembangan negeri ini. Mungkin begitu.

 *Penulis adalam PECINTA BUKU SEJARAH, SASTRA dan ILMU SOSIAL

, , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan