ray-bradbury-foto

Ray Bradbury, Salah Satu Yang Patut Dikenang

Berita Buku – Saya tidak tahu banyak tentang penulis ini. Pertama saya tahu namanya saat membaca cerita pendek yang diterjemahkan oleh Maggie Tiojakin di website fiksi lotus miliknya.

Peramal

Pada tahun 1950 terbit novelnya yang berkisah mengenai sebuah kehidupan di sebuah masa di mana buku-buku akan dibakar karena alasan tertentu (karena buku dapat mengubah emosi pembaca). Ada hukum mengenai buku-buku; sesiapa yang menyimpan buku adalah pelanggar hukum, dan buku adalah barang berbahaya yang menyesatkan. Disebutlah seorang pemadam kebakaran bernama Guy Montag, yang pada masa itu tidak bekerja sebagai pemadam kebakaran tetapi sebaliknya sebagai pembuat kebakaran terhadap buku-buku bacaan. Konon, suatu waktu di sebuah rumah seorang nenek menolak bukunya dibakar oleh petugas, bahkan dia menyatakan rela mati dipanggang bersama buku-bukunya. Beberapa kejadian lain dalam buku ini, yang melibatkan Guy Montag akan mempengaruhi jalan pikiran pria itu sehingga dia pada akhirnya mengkhianati pekerjaannya di Fahrenheit 451 sebagai pembakar buku.

Ray Bradbury mengambil Fahrenheit 451 sebagai judul dari novel ini. Dia menggambarkan sebuah kenyataan yang belum terjadi yang berseting kira-kira di tahun 1980-an hingga 1990. Kritikus buku memberi kritik atas terbitnya novel ini, yang menurut mereka berbagai detil yang dibuat oleh Ray Bradbury tidak ada bukti dan sangkut pautnya dengan kehidupan. Namun, dari novel ini ada beberapa hal yang justru terjadi entah memang sudah diprediksi dengan tepat oleh penulis atau memang hanya sebuah keberuntungan dari spekulasi Bradbury. Dari novel Fahrenheit 451, orang-orang mengamati bahwa Ray Bradbury pernah meramalkan beberapa hal seperti televisi layar datar dan lebar yang bisa dipasangkan pada dinding rumah, dan penyalur bunyi yang sekarang dinamakan earphone. Kebijakan pemerintahnya untuk menghanguskan buku-buku menyebabkan manusia lebih lama menonton televisi. Bradbury dalam hal ini, menulis mengenai televisi berbentuk layar datar dengan ukuran lebar yang terpasang pada dinding-dinding rumah mulai dari kamar tidur, ruang makan hingga dapur. Gambaran mengenai televisi dengan bentuk macam ini pada 1950-an belum ada, dan walaupun pada masa itu sudah ada inovasi di bidang televisi tetap saja ramalan Bradbury yang mewujud nyata saat ini mendapat perhatian dari pembacanya. Selain itu, dalam novel yang sama, komunikasi via radio menggunakan sebuah alat yang terpasang langsung ke telinga. Bradbury menyebut alat itu sebagai seashell radio atau thimbel radios. Saat ini, teknologi mewujudkannya sebagai earphone atau ear buds.

Fiksi Ilmiah

Dalam sebuah wawancara oleh Sam Weller yang dimuat the Paris Review Ray Bradbury berbicara soal fiksi ilmiah sebagai sebuah seni tentang kemungkinan. Dalam berapa cerita pendeknya yang sudah saya baca, ‘kemungkinan’ yang dimaksud oleh Bradbury kebanyakan berupa spekulasi mengenai bumi dan kehidupan di masa depan. Tulisannya berupa imajinasi futuristis, berupa fantasi tentang sebuah dunia yang mungkin atau seharusnya bakal terjadi di masa depan.

Lalu apa hebatnya memiliki seni tentang kemungkinan dalam diri Bradbury? Sebelum semua penemuan hebat terjadi (seperti obat-obatan, antivirus, pesawat ruang angkasa dan bahkan senjata perang) para penemu pernah sampai di tahap mana mereka berpikir mengenai sebuah kemungkinan. Mungkinkah manusia dapat mengontrol terjadinya kehamilan? Jawabannya ada pada pil KB dan metoda kontrasepsi. Seperti televisi layar datar yang pernah ia sebutkan (ramalkan), yang kemudian terwujud di masa sekarang, Bradbury mempunyai daya imajinasi yang sering muncul dalam kepala anak-anak usai menonton film divergen misalnya. Tidak banyak penulis yang mampu mengubah imajinasi semacam itu ke dalam bentuk fiksi dengan kualitas seperti yang dimiliki Bradbury.

Di pelataran fiksi, Ray Bradbury adalah seniman yang menulis dengan cara melihat ke masa depan; menebak hal apa yang bakal terjadi di sekitar 50, 100, 1000 tahun yang akan datang. Bradbury membuat ramalan mengenai kehidupan di mars dalam sebuah cerita pendeknya. Beberapa prajurit menemukan diri mereka sedang berada di sebuah wilayah yang penuh rawa, banjir dan hujan tanpa henti. Berhari-hari mereka mencari kubah matahari di tengah guyuran hujan. Dan rupanya planet tempat mereka hidup adalah Mars.

Bradbury mungkin mempunyai segudang referensi tentang Mars atau apa pun yang menjadi bahan kajiannya, namun dia tidak jauh beda dengan seorang peramal yang meneropong ke suatu masa di mana manusia saat ini tidak berpijak. Orang kebanyakan tentu tidak pernah berpikir mengenai sebuah rumah di masa yang akan datang tanpa penghuni, dengan alarm berdering sepanjang hari, suara musik yang diputar secara mekanik, suara-suara manusia yang keluar dari sebuah rekaman dan mesin yang bekerja sesuai perintah dari suara manusia di dalam rekaman tersebut.

Fiksi ilmiah setidaknya menampilkan hal-hal yang jarang dilirik oleh genre lain. Kebebasan dalam mengeksplorasi ide-ide menjadi salah satu hal yang ditawarkan genre fiksi ilmiah kepada penulis. Selain itu, fiksi ilmiah menolong banyak dunia sains dan teknologi dengan wawasannya. Pembicaraan tentang UFO dan alien mendorong sejumlah penulis menulis berdasarkan topik-topik tersebut, lalu dunia sains diberi amunisi berupa imajinasi, prediksi dan mimpi-mimpi gila yang ditulis oleh para penulis.

Para kritikus boleh saja bilang bahwa fiksi ilmiah sering absurd, tidak terjamah dan memuat segumpal informasi dari penulis yang imajinasinya tidak bisa dibuktikan. Namun, melalui Ray Bradbury manusia setidaknya melihat ke depan sana, ke masa yang tidak pernah mereka pikirkan bakal jadi apa kehidupan kita ini.

Dystopia

Istilah dystopia merujuk pada pandangan mengenai dunia di masa mendatang yang lebih buruk ketimbang realitas saat ini. Pandangan jenis ini bertolak dari keadaan sekarang sehingga melahirkan prediksi bakal mundurnya sebuah keadaan atau kehidupan.

Ray Bradbury melihat dystopia sebagai bagian yang tidak bisa dia lepas di dalam fiksinya. Dia menuliskan mengenai efek negatif televisi yang akan menjerat waktu setiap manusia, juga beberapa teknogi yang justru kemajuannya bakal berimbas negatif terhadap manusia. Kehadiran mobil tanpa awak dalam cerpen ‘pejalan kaki’ adalah kritik tentang modernisasi di bidang robotik yang bakal menghilangkan fungsi manusia sebagai pekerja.

Ide

Ray Bradbury yang diwawancara oleh Sam Muler dan dimuat dalam The Paris review menjawab bahwa fiksi ilmiah merupakan fiksi tentang ide-ide yang mana setiap ide tentang masa depan belum terjadi namun mempunyai kemungkinan bakal terjadi.

Sudah lama para pemikir berpendapat bahwa ide membentuk dunia kita yang sekarang; ide telah menciptakan pesawat, lampu, mesin cuci hingga tusuk gigi.

Sebagaimana Murakami menulis dengan mengubah realitas-realitas kecil di sekitar, maka Bradbury menulis dengan ide-ide tentang kehidupan macam apa yang menurutnya atau yang ingin ia lihat di masa depan. Dua-duanya membutuhkan kekuatan spekulasi; Murakami spekulasi mengenai rekonstruksi realitas untuk dibangun sementara Bradbury spekulasi mengenai konstruksi kehidupan.

Dalam cerpennya mengenai kubah di Mars, Bradbury membuat sebuah rekayasa planet yang terus menerus diguyur hujan. Dia berspekulasi tentang Mars dan hal-hal yang bisa terjadi jika manusia terdampar di sana.

Belakangan, saya baca cerpennya tentang seorang pria bernama Leonard Mead. Bradbury mengisahkan kehidupan di tahun 2053 Masehi. Di sana berdiri seseorang yang sering berjalan sendirian pada malam hari, di antara gang dan jalan-jalan sepi. Tidak ada orang lain di sekitarnya selain bayangannya sendiri, tetapi dia bertanya kepada setiap pintu rumah yang dilewatinya mengenai tayangan apa di televsi pada jam begini. Di sana cahaya bulan sering disebut-sebut pada malam itu, seolah-olah Bradbury sedang membayangkan pada masa itu bulan menggantung sangat dekat di langit. Dia dihentikan sebuah mobil polisi yang mencegatnya dengan suara fonograf yang terdengar seperti kertakan logam, mewawancarai kenapa dia keluar malam-malam, lalu memerintahnya masuk untuk dibawa ke pusat penelitian psikiatri. Di mobil polisi itu, kita tahu kemudian bahwa tidak ada seorang polisi. Hanya suara perintah dan bahkan berjalan sendiri seperti robot.

*****

Bradbury telah meninggal pada 2012 lalu. Melalui beberapa karyanya, saya sedikit banyak mengenal tentang fiksi ilmiah; jenis bacaan yang sangat sedikit jumlahnya di rak buku saya.

, , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan