menulis-cerpen-yang-asyik

Bisakah Seorang Penulis Hidup dengan Layak?

Berita Buku – Tak banyak orang yang ingin menjadi seorang penulis. Alasannya terutama karena memang tidak berbakat. Atau memang karena ingin berprofesi lain. Tapi, ada pula yang beralasan kalau penulis itu gajinya kecil. Benarkah itu?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang penulis memang berpenghasilan rendah. Tak hanya di Indonesia saja, di beberapa negara lainnya juga begitu. Dilansir dari detik.com, penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa hanya 1 dari 10 penulis yang bisa hidup dengan layak. Penelitian ini dilakukan oleh Queen Mary, University of London. dengan cara wawancara kepada 2.500 penulis.

Di samping itu, pendapatan seorang penulis juga tergantung dari penjualan karyanya. Menurut Authors Licensing and Collecting Society (ALCS), pendapatan rata-rata penulis cenderung menurun sekitar 8 persen sejak dari tahun 2005. Dalam laporan yang berjudul “The Business of Being an Author”, sebagian besar penulis memang berpenghasilan rendah. 17 persen dari penulis bahkan seringkali tidak mendapatkan uang pada tahun ketika mereka menerbitkan karya. Laporan itu juga menyebutkan bahwa hanya sekitar 11,5 persen dari penulis profesional, tanpa gaji tambahan, dapat bertahan hidup dengan layak.

Hidup Layak

Apakah yang dimaksud dengan hidup layak? Hidup layak berhubungan dengan standar hidup atau gaya hidup, yang sebenarnya berbeda-beda menurut masing-masing orang. Konteks hidup layak dalam hal ini yakni hidup berkecukupan. Hidup yang berkecukupan, tentunya berhubungan dengan penghasilan. Disebutkan bahwa, seorang penulis profesional bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 212 juta. JK Rowling salah satunya. Pada tahun 2014, dia masuk ke dalam kategori Celebrity 100 Forbes pada posisi 84 dengan kekayaan sebesar 14 juta dolar.

Namun, tentunya tidak mudah mencapai posisi sebagai penulis profesional. Ian Rankin, penulis yang terkenal dengan novelnya yang berjudul Inspector Rebus, bahkan membutuhkan waktu sekitar 14 tahun untuk meraih posisi itu.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, penghasilan penulis memang rata-rata rendah dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai penghasilan tinggi. Hal ini tentunya menjadi dilema besar bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Di satu sisi, mereka ingin hidup layak dengan penghasilan cukup. Di sisi lain, keinginan untuk menjadi penulis benar-benar sudah bulat. Lalu apa yang harus dilakukan?

Hidup Layak dari Menulis

Sebenarnya seorang penulis bisa hidup layak dari karya-karyanya. Kuncinya hanya satu, yakni: komitmen. Seorang penulis harus berkomitmen pada diri sendiri untuk menghasilkan karya setiap tahunnya. Misalnya, setahun menulis satu novel, dan setiap bulan harus menulis lima cerpen. Jika komitmen ini berlangsung terus menerus, maka impian menjadi penulis profesional seperti Sapardi Djoko Damono dan Fira Basuki dapat tercapai. Hal ini sangat penting bagi seorang penulis karena jika tidak berkarya, maka habislah sudah. Tak ada penghasilan yang masuk, dan itu berarti harus mengencangkan ikat pinggang lagi dan lagi.

Di samping itu, tidak perlu minder menjadi seorang penulis meski gajinya sedikit. Jika sudah tahu kalau passion-nya di bidang tulis-menulis, maka hal terbaik yang bisa dilakukan yakni just do it—lakukan saja. Berani yang sesungguhnya adalah berani mengikuti kata hati, bukan mengikuti kata orang lain.

Perlu diingat juga bahwa bekerja sesuai dengan passion harus tidak mau dibayar berapapun. Yang benar adalah: sesuatu yang disukai memang berhak untuk dibayar mahal. Untuk menjadi penulis yang dibayar mahal, atau, lebih tepatnya penulis profesional, memang diperlukan latihan secara terus menerus. Sekali lagi, komitmen merupakan kunci utama untuk meraih semua itu.

, ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan