kumpulan-cerpen-jhumpa-lahiri

Dari Jhumpa Lahiri; Belajar Tentang Hal yang Sepele

Berita Buku – Terima kasih Jhumpa Lahiri, terima kasih untuk buku kumpulan cerpen Interpreter of Maladies.

Jhumpa Lahiri adalah salah satu penulis keturunan Asia yang menulis dengan cerdas; menggunakan kosa kata sederhana, melihat segala sesuatu bukan sebagai sebongkah batu besar tetapi lebih pada hal-hal kecil yang detil. Ia tidak mengintervensi sebuah kisah kecuali menggulirkan karakter-karakter di dalamnya dengan sangat kuat dan hidup. Jhumpa Lahiri tidak pernah melihat kekisruhan politik dan budaya dalam bentuknya yang tampak di permukaan, melainkan melihatnya lebih ke dalam diri masing-masing orang yang terlibat secara langsung. Maka karakter yang dia hidupkan dalam cerita hadir secara manusiawi dengan berbagai detail kecil yang justru tidak diambil pusing oleh sebagian penulis yang terobsesi pada permasalahan-permasalahan besar.

Dalam kumpulan cerpen Interpreter of Maladies, Jhumpa Lahiri membuktikannya bahwa hal-hal kecil, sederhana dan terkesan sepele sebenarnya mempunyai pengaruh teramat besar dalam sebuah tulisan dan akan membuat pembaca menyadari bahwa tokoh-tokoh yang diangkat sebenarnya ada di sekitar. Dia tahu dengan sangat baik bahwa menggulingkan batu besar bisa dilakukan dengan menggali kerikil-kerikil kecil di bawah dasarnya.

Kesembilan cerpen dalam buku kumcer Interpreter of Maladies semuanya bercerita dengan satu tema besar; bagaimana kaum perantau India menjalani hidup di luar tanah air mereka, khususnya di Amerika. Jhumpa Lahiri sendiri merupakan seorang yang hidup dengan budaya campur aduk di dalam darahnya sebagaimana dia dilahirkan di Inggris kemudian dibesarkan di Amerika. Kedua orang tuanya berasal dari India. Dia melihat ke dalam dirinya sendirinya, menemukan hal-hal yang dia serapkan di setiap cerpennya berupa rasa keterasingan, kaum minoritas, perbenturan budaya serta bagaimana dia melihat dari kacamata Amerikanya terhadap negeri aslinya di benua ketiga. Setiap cerita yang dia tulis sangat otentik, mengalirkan setiap konflik pada diri setiap tokoh dengan sangat original, wajar dan tidak dibuat-buat. Jhumpa Lahiri tidak mengkritik, atau jika ia mungkin mengkritik suaranya tidak muncul ke permukaan. Sebaliknya yang dia lakukan hanyalah menampilkan tokoh-tokohnya untuk hidup di tengah konflik yang ada.

A Temporary Matter, salah satu cerpen Jhumpa Lahiri, berkisah tentang sepasang suami istri India di Amerika, yang seperti kebanyakan orang merasa sunyi dalam hiruk pikuk kota raksasa Boston. Di tengah keriuhan orang, mereka bahkan tidak memiliki tamu yang sungguh dan juga tanpa kenalan yang spesial.

Maka ketika di daerah mereka terjadi pemadaman listrik bergilir selama lima hari berturut-turut, suami istri itu bercakap-cakap tentang keluarga kecil mereka yang sunyi, tanpa kehadiran seorang anak kemudian memutuskan untuk bercinta selama satu jam (selama listrik mati) sebelum listrik kembali menyala dan mereka melihat kembali hidup dengan cara berbeda.

Sebuah keluarga India yang terisolasi di tengah budaya Amerika, merasa diasingkan oleh dunia sekitarnya. Itulah yang hendak dikatakan dalam cerpen ini. Parahnya, mereka belum mempunyai anak karena bayi mereka mati sebelum besar, sehingga hidup mereka menjadi kering satu sama lain.

Interpreter Of Maladies yang menjadi judul buku, adalah sebuah kisah mengenai sebuah keluarga perantau di Amerika yang mengunjungi negeri mereka India. Seorang pemandu wisata yang memandu mereka melihat-lihat, menunjukan kepada mereka pesona tanah lahir mereka sendiri, yang membuat mereka begitu terpesona seolah-olah mereka adalah turis dari benua yang jauh. Mereka merasa asing di negeri mereka sendiri. Sebagai keturunan India, Jhumpa Lahiri dibesarkan dengan cara India oleh kedua orang tuanya, tetapi lingkungan Rhode Island, USA, mempengaruhinya dengan cara hidup Amerika. Dia adalah sekelompok orang yang ‘mencari identitas’ yang mana jika dia bilang orang India maka sangat sedikit dalam dirinya yang bisa diidentifikasi, jika dia bilang orang Amerika maka kulit, raut wajah dan beberapa cirinya menyatakan ‘bukan’. Lahiri bahkan mengakui bahwa pengetahuannya tentang India sangat kurang.

Pada cerpen-cerpen dalam kumcer ini, Jhumpa Lahiri bercerita banyak soal makanan, detil kecil mengenai dapur dan meja makan. Dengan kesannya yang sepele, Jhumpa Lahiri sebenarnya sangat jeli mengetahui bahwa berbicara tentang perbenturan budaya tergambar jelas dalam selera lidah terhadap makanan. Dia seolah membandingkan jenis makanan di negeri dia dibesarkan dengan jenis makanan India yang khas dengan rasa rempah-rempah.

Cara dia bertutur, terlihat bahwa Jhumpa Lahiri menulis sebagai seorang insan pascakolonial yang berusaha mempertahankan apa yang ‘india’ di dalam dirinya. Seperti dikatakan tadi, bahwa isu budaya tidak dia tampilkan dalam isu besar yang terkesan wah dan penuh intrik dengan permasalahan besar. Jhumpa Lahiri hanya menulisnya dengan begitu sederhana, seolah-olah mengatakan kepada orang kalau sebenarnya hal-hal semacam politik dan benturan budaya itu tidak selamanya ditulis dengan koar-koar, penuh kritik dan rasa marah. Karena sebenarnya ada cara yang lebih tenang, santun dan bijak; berbicara dari meja makan. Hal ini terlihat dalam Treatment of Bibi Haldar.

Kesembilan cerita pendek dalam buku Interpreter Of Maladies memang di luar dari cara pandang penulis lainnya, terlebih jika kita bandingkan dengan cerita-cerita pendek di koran-koran lokal saat ini. Di dalam cerpennya, Jhumpa Lahiri tidak membuat hal mengada-ada dalam upaya membawa pesan moral atau kritik terhadap ketidakpuasan penulis kepada pemerintah atau politik misalnya. Dia menampilkan segala hal apa adanya, dengan tidak berusaha membawa pesan moral yang biasanya memboncengi setiap cerpen (kebanyakan cerpen penulis Indonesia membawa pesan moral). Dia seperti halnya Hemingway, melihat segala hal dari detil-detil yang keluar sebagai pengendapan terhadap hal-hal besar dan masih sangat kasar. Dari cara dia menggarap setiap cerita, kita tahu, beginilah hidup sebagian orang.

, , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan