monster-dalam-fiksi-alur-cerita

Mengapa Harus Makhluk Luar Angkasa?

Berita Buku – Tak akan ada habisnya jika membahas makhluk luar angkasa. Makhluk yang keberadaannya masih diragukan ini memang kerap menimbulkan adanya perdebatan di kalangan ilmuwan. Meski begitu, bagi para sastrawan, makhluk luar angkasa justru menjadi sumber inspirasi untuk berkarya. Karya-karya semacam ini dikategorikan sebagai fiksi ilmiah atau fiksi sains—meski semua karya fiksi ini tak melulu membahas mengenai UFO dan alien. Beberapa judul di antaranya yakni novel-novel karangan Djokolelono seperti seri Penjelajah Antariksa dan seri Zeta KamandhaluGerbang Trinil oleh Riawani Elyta dan Syila Fatar, The Hunger Games oleh Suzanne Collins, dll. Favorit saya sejauh ini adalah Contact, karangan Carl Sagan (1997).

Fungsi Cerita Bermotif Makhluk Luar Angkasa

Ada banyak hal lain yang bisa diceritakan selain makhluk luar angkasa. Misalnya seperti kisah cinta maupun cerita-cerita detektif. Namun, manusia adalah makhluk cerdas penuh imajinasi. Langit malam yang misterius penuh dengan bintang dan benda angkasa menarik; tak ada salahnya untuk berandai-andai akan adanya kehidupan selain di bumi. Di samping itu, isu adanya UFO dan alien sudah lama berhembus. Di jagat maya, blog-blog mengenai teori konspirasi alien banyak dijumpai. Di dunia nyata, penampakan UFO dilaporkan terlihat di mana-mana, bahkan Indonesia disebut-sebut sebagai negara yang cukup sering dikunjungi UFO.

Lalu apakah semua itu benar? Misterius memang, karena para ilmuwan sendiri belum bisa memberikan pernyataan yang bisa dipertanggungjawabkan mengenai makhluk-makhluk luar angkasa itu. Memanfaatkan situasi seperti ini, karya-karya bermotif makhluk luar angkasa dianggap menjual, dan memang laris di pasaran. Tak hanya melalui novel-novel, namun juga film. Para makhluk bumi memang sepertinya sangat penasaran dengan makhluk hijau kecil berantena yang berasal dari belahan langit nun jauh di sana.

Motif adanya makhluk luar angkasa dalam cerita fiksi ini juga pernah diteliti oleh Suripan Sadi Hutomo. Dalam esainya yang berjudul “Cerita Kentrung Jaka Tarub dan Teori Astronaut”, dia menyebutkan bahwa banyak sekali cerita rakyat dengan motif makhluk luar angkasa, yang ia sebut sebagai para astronot dari planet lain. Beberapa cerita rakyat itu, selain Jaka Tarub, yakni ditemukan di daerah lain seperti di Thailand (Lambantulang), Jepang, (Ha-Goromo), Dato Omar (Filipina). Hutomo setuju dengan pendapat Erick Von Daniken, yang berhipotesis bahwa “para bidadari itu adalah para astronaut wanita dari planet lain”. Oleh Hutomo, teori ini disebut sebagai teori astronaut.

Jaka Tarub adalah seorang pemuda beruntung yang mempunyai istri bidadari dari langit. Karena tak ada penjelasan mengenai siapa sebenarnya bidadari itu dan dari langit mana dia berasal, maka dia bisa disebut sebagai seseorang yang asing, yang oleh Hutomo dinamai sebagai astronaut dari planet lain. Maka, lebih lanjut, Hutomo menyatakan bahwa “fungsi cerita ini dapat dianggap sebagai sistem proyeksi manusia bumi (laki-laki) yang ingin mempunyai istri seorang wanita dari planet lain yang lebih tinggi tingkat kebudayaan dan peradabannya”.

Meskipun begitu, sebagaimana yang dikatakan Hutomo, teori ini dikhawatirkan ditentang; hal ini karena dapat mengancam kepercayaan kepada Tuhan. Teori itu secara tidak langsung berbunyi bahwa manusia di bumi ini merupakan manusia pilihan dari percobaan yang dilakukan di planet lain. Meski begitu, dalam bagian akhir esainya, Hutomo memberikan pernyataan bahwa “planet bumi dan planet-planet lain, demikian juga manusia dari planet lain itu, semuanya adalah ciptaan Tuhan semata”. Dan jika ada sesuatu misalnya seperti perang antar-bintang, hal itu adalah kehendak Tuhan juga. Jadi, teori itu sebenarnya pada dasarnya justru tidak mengingkari akan adanya Tuhan.

Terlepas dari semua itu, jika dilihat dari sudut pandang lain, hal ini juga berarti bahwa imajinasi manusia adalah anugerah terindah dari Sang Pencipta. Imajinasi dapat melahirkan berbagai macam karya yang luar biasa, seperti cerita fiksi mengenai misteri alam semesta. Sebuah cerita fiksi seperti ini, apalagi jika dibumbui dengan petualangan yang hebat, memang selalu menarik untuk diikuti.

Sumber:

Hutomo, Suripan Sadi. 2003. “Cerita Kentrung Jaka Tarub dan Teori Astronaut” dalam Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

, , , , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan