sampul-buku-kulit-manusia

Mengejutkan, Sampul Buku-Buku Ini Terbuat dari Kulit Manusia

Berita Buku – Sejak jaman dulu, orang sudah mencatat suatu peristiwa atau informasi di sekitarnya dengan cara menulis. Orang jaman dulu menulis di atas kulit binatang, daun lontar, dan bahkan batu. Namun, beberapa temuan berikut ini mengungkapkan bahwa ternyata kulit manusia juga digunakan sebagai media tulis menulis; meskipun bukan bagian dalamnya, hanya sebagai cover atau sampulnya saja. Penggunaan kulit manusia sebagai sampul buku menjadi semacam tren pada abad 19, namun juga sudah terjadi pada akhir tahun 1500-an—meskipun bisa juga terjadi pada abad 13. Praktik semacam ini sering disebut dengan anthropodermic bibliopegy. Memang, ada banyak kejadian yang mirip muncul di abad 19, yang mana tubuh para kriminal yang telah tereksekusi disumbangkan untuk pengetahuan, dan kulitnya digunakan sebagai penyamak dan penjilid buku.

1. Des destinées de l’ame

Buku dengan sampul kulit manusia ini berasal dari perpustakaan Universitas Houghton, yang memang mempunyai koleksi benda-benda antik dan angka. Buku itu ditulis oleh seorang penulis Prancis bernama Arsène Houssaye. Peneliti Harvard menemukan bahwa buku yang berasal dari abad ke-19 itu terbukti menggunakan sampul yang terbuat dari kulit manusia. Setelah melalui beberapa tes, ditemukan bahwa 99.9 persen sampul itu terbuat dari kulit manusia asli.

Di dalam buku itu, terdapat sebuah catatan dari penyampulnya, yakni Dr Ludovic Bouland. Dia mengklaim bahwa sampul itu terbuat dari kulit manusia dan tidak ada hiasan-hiasan yang disematkan untuk menjaga ke-eleganannya. Menurutnya, “A book about the human soul deserved to have a human covering” – buku tentang jiwa manusia layak mempunyai sampul manusia.

Dokter itu menyatakan bahwa sampul kulitnya berasal dari punggung seorang wanita yang sakit mental dan telah mati karena sakit.

2. Buku Catatan Kasus Kriminal pada tahun 1821 di Inggris

Buku bersampul warna cokelat tua ini dimiliki oleh Bristol Record Office. Sampulnya berasal dari kulit manusia berumur 18 tahun, John Horwood. Horwood adalah manusia pertama yang dihukum gantung di Bristol Gaol. Dia dieksekusi karena pembunuhan seorang gadis bernama Eliza Balsum.

Menurut catatan kriminal tersebut, Horwood membunuh Balsum ketika gadis itu berjalan untuk mengambil air dari sumur. Horwood mengambil batu yang cukup besar dan dengan sangat kejam memukul tengkorak gadis itu sampai hampir hancur berantakan. Balsum akhirnya tewas karena luka di kepala.

Mayat Horwood dibedah oleh seorang dokter bernama Richard Smith ketika kuliah umum di Bristol Royal Infirmary sedang diselenggarakan. Dokter bedah itu akhirnya memutuskan untuk mengikat catatan-catatan tentang kasus kriminal di tahun 1821 menjadi satu dengan menggunakan beberapa bagian dari kulit Horwoord. Sampul buku itu dicap timbul dengan gambar tengkorak dan tulang dengan tulisan yang berkilat: “Cutis Vera Johannis Horwood”, yang berarti kulit sungguhan dari John Horwood. Horwood sendiri baru dimakamkan setelah 190 tahun ketika rangkanya yang tergantung di lemari ditemukan.

3. Buku Saku dari kulit William Burke

Buku lain yang juga menggunakan sampul kulit manusia yakni sebuah buku saku yang berasal dari tahun 1829. Sampul buku itu berasal dari seorang pembunuh bernama William Burke. Burke telah menjual lebih dari 15 mayat untuk sekolah anatomi swasta Edinburgh. Mayat-mayat itu bukan berasal dari penggalian makam atau pencurian mayat, melainkan karena sengaja dibunuh oleh Burke dan temannya bernama William Hare.

Pihak dari kampus menyatakan, pembedahan masal telah dilakukan dan dilaporkan bahwa beberapa bagian dari kulit hilang, menyusul laporan adanya buku yang dijual. Hal ini terjadi kemungkinan karena adanya tren; di mana bagian tubuh seorang krimal yang telah terekekusi digunakan sebagai jimat.

Buku saku itu kecil, berwarna cokelat, dan dicap dengan tanggal eksekusi Burke pada 1829. Meskipun tidak mempunyai halaman-halaman, buku itu telah digunakan untuk menyimpan catatan pribadi dan uang. Buku itu saat ini tersimpan di Royal College of Surgeons, Museum Edinburgh.

4. Buku Abad ke-16 tentang Keperawanan

Wellcome Library, London, yang mempunyai koleksi buku-buku tentang sejarah kesehatan, mempunyai satu buku bersampul kulit manusia. Buku itu berasal dari abad ke-16. Lagi-lagi, Dr Ludovic Bouland yang menyampulnya ulang menggunakan kulit manusia pada abad ke-19. Menurutnya, buku tentang keperawanan dan fungsi reproduksi kelihatannya berharga untuk disamak menggunakan bagian dari kulit wanita.

Praktik menyampul buku menggunakan kulit manusia memang kedengarannya menyeramkan. Meski begitu, hal tersebut rupanya menjadi tren di jamannya. Di samping buku-buku tersebut di atas, masih ada banyak buku yang dirumorkan menggunakan kulit manusia sebagai sampulnya. Bahkan ada yang ditemukan sejak abad ke-13, yang menjadikan bukti bahwa praktik anthropodermic bibliopegy sudah dilakukan sejak dulu. Namun, beberapa orang masih meragukan temuan-temuan itu. Hal ini dikarenakan, hal seperti itu bisa saja menipu. Sampul kulit yang diyakini sebagai kulit manusia bisa saja sebenarnya hanya kulit binatang seperti domba. Bagaimana menurut Anda?

Sumber:
www.abc.net.au
www.theguardian.com
www.bbc.com

, , , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan