Arsip Tag | flash fiction

teroris-reuni-di-kuburan

Reuni

Bruk. Akar melintang yang menyembul dari tanah membuatku terjatuh. Ngilu seketika menghampiri pergelangan kaki. Namun, segera aku bangkit dan kembali berlari. (lebih…)

Lanjut Baca
cara-mudah-menulis-fiksi-dengan-keadaan-flow

Copywriting dan Cara Menulis Paling Pendek

Karena sedang mendalami konsep dan cara menulis copywriting, saya teringat satu anekdot tentang Hemingway dan sebuah fiksi paling pendek yang pernah ditulis. Konon, pada suatu hari Hemingway pernah memenangi $10 dari sebuah taruhan membuat fiksi enam kata dengan beberapa penulis. Dia menuliskan di atas serbet dan mendapat pengakuan, bunyinya; For sale, Baby shoes, Never worn. […]

Lanjut Baca
not-feel-lonely

Orang-Orang Pendatang (Bag. 1)

  Begitu jalan setapak yang kujejaki mulai berkelok dan berlumpur, senja pun merayap turun, membuat pemukiman di tepi pematang terlihat seperti kota kecil di suatu pelabuhan dengan cahayanya yang temaram. Seperti yang kuduga, jauh dari keramaian akhirnya kutangkap bintang yang berkelip tepat di atas kepala, suara jangkrik dari suatu kegelapan, dan kodok-kodok bersahutan. Dengan langkah […]

Lanjut Baca
images

Hujan Pertama Bulan Desember di Biara

Pagi merupakan kebencian yang paling hakiki dari semua penghuni biara. Sekalipun semalam begadang karena berbagai tugas kuliah yang menumpuk, pagi tetaplah pagi yang memaksa semua penghuni biara untuk tunduk pada sebuah benda yang hanya tahu berbunyi panjang, memekakkan gendang telinga. Sebab pagi, seisi penghuni biara mesti menyapa Dia yang dengan setia menjaga Sinagoga. (lebih…)

Lanjut Baca
tikus-tikus-kantor

Monumen Tikus dalam Benak Orang-Orang

Mendadak kota ini diserbu tikus. Binatang busuk yang menyembul dari lorong gelap, belepotan air comberan dari segala kotoran. Benar-benar memualkan. Mula-mula hanya seekor. Lama-lama ia mengundang ayah-ibu, saudara, kawan, dan tetangga-tetangganya. Tikus-tikus pun menyerang kota seperti zombie-zombie bangkit dari kubur. (lebih…)

Lanjut Baca
dalam-hujan-ada-patah-hati

Menyederhanakan Hujan dan Patah Hati

Tidak ada sebab yang pasti mengapa tiap kali gerimis selepas terik di siang bolong membuat kenangan terpanggil kemudian berdesakan di kepala. Entah kemana pula, kenangan-kenangan itu pulang usai hujan yang kosong membasahi tanah, begitu juga dengan pertanyaanku yang masih sama, di mana ia tinggal? Kolong kasur? (lebih…)

Lanjut Baca
cahaya-di-kegelapan

Cahaya Qurban 1440 H

“Pernahkah tuan-tuan dan juga nona-nona, merasakan cahaya yang dulu bersama  menemani hingga tertawa riang ? terbahak-bahak melihat kata-kata menjad karya. Tuan-tuan dan juga nona-nona,  cahayaku tidak padam dan aku yakini kepulangannya akan segera sampai” Keluh, kesahku kepada ruangan yang saat ini aku duduk termangu diantara empat sisi tembok putih, sedikit kusam dan cukup tua usianya.  […]

Lanjut Baca
cinta-lama-bersemi-kembali

Cinta Lama

Kutenteng sebuah kamera saku yang sengaja kupinjam dari seorang tetangga. Bukan ingin bergaya, hanya saja ini adalah hari spesial. Ini hari adalah hari terakhir aku mengakhiri perjalanan sebagai seorang pengguna seragam putih abu. Setelah hari ini perjalanan baru sebagai manusia dewasa dimulai: mungkin ada yang kuliah, bekerja, atau bahkan mengawali hidupnya sebagai seorang istri. Dan […]

Lanjut Baca