membuat-anak-gemar-menulis

Tips Membuat Anak Berminat Menulis

Kalau dalam postingan sebelumnya saya menulis tentang membuat anak agar mau bercita-cita jadi penulis, maka dalam postingan ini saya akan berbicara tentang bagaimana caranya untuk membuat anak berminat menulis. Ya, minat dan cita-cita memang ada hubungannya. Untuk membuat anak bercita-cita menjadi penulis, maka dia harus berminat untuk menulis dulu.

Namun, kenyataannya, seperti yang saya alami ketika mengajar, menulis mungkin merupakan sesuatu yang mengerikan bagi sebagian anak. Kebanyakan anak terlalu takut untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan; mungkin karena takut salah atau malu karena tulisannya jelek. Atau, mereka kebingungan bagaimana merangkai ide dalam kepala menjadi kata-kata tertulis. Alasan lain, kegiatan menulis mungkin tidak sekeren bermain sepakbola atau gitar. Bagi anak-anak, kegiatan yang kelihatan tidak keren memang tidak menarik untuk diikuti.

Tetap saja, tak ada salahnya untuk memotivasi anak agar mau menulis. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak berminat menulis.

Pertama, perlu diingat bahwa menumbuhkan minat menulis harus diawali dengan menumbuhkan minat membaca dulu. Jika anak sudah suka membaca, mudah untuk mendorongnya menulis.

Kedua, untuk guru. Guru dapat memberikan tugas menulis yang menarik dan menyenangkan untuk anak. Misalnya, dengan memberikan tema-tema yang menyenangkan. Tentang cita-cita, hobi, maupun idola. Atau bisa juga tentang liburan. Bebaskan anak dalam menulis, dan untuk kegiatan awal, jangan diberi batasan-batasan terlebih dulu agar anak menyadari betapa menyenangkannya menulis. Di samping itu, guru juga dapat memberikan tugas menulis buku harian untuk anak. Dalam buku harian itu, si anak dapat menulis kegiatan sehari-hari yang dialaminya dan kemudian dikumpulkan pada guru. Guru dapat memberikan komentar dan nilai di bawah cerita yang ditulis anak; hal ini tentunya menjadi kebanggan tersendiri bagi mereka.

Kemudian, guru juga dapat mengadakan lomba menulis di sekolah. Lomba menulis itu dapat berupa cerpen ataupun puisi anak-anak. Tidak usah terlalu rumit, katakan saja pada anak; tulisan terbaik akan ditempelkan di mading sekolah dan mendapat hadiah. Yang paling terbaik dapat diajukan pada lomba menulis; yang biasa diadakan oleh UPTD kecamatan atau tingkat kabupaten.

Di samping itu, guru juga harus mendorong anak untuk membaca buku. Jika anak suka membaca, bisa jadi mereka dapat menghasilkan tulisan yang baik dari pengalaman membacanya itu. Anak yang suka membaca buku bisa didorong untuk menulis. Katakan pada anak kalau mereka bisa membuat cerita mereka sendiri, seperti halnya cerita dari buku-buku yang sudah mereka baca. Katakan pada anak, mereka bisa menghasilkan karya yang lebih baik yang juga bisa dibaca oleh orang lain.

Yang terpenting, yakni penghargaan atau hadiah. Berikan penghargaan pada anak yang menghasilkan karya. Tak hanya yang terbaik saja, tapi yang belum baik juga diberi hadiah untuk memacu mereka menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Wajar jika anak masih salah-salah dalam menulis atau karyanya belum bagus; karena mereka masih belajar. Jangan langsung menghakimi bahwa mereka tidak punya bakat untuk menulis karena mereka akan merasa rendah diri dan enggan belajar untuk menulis lagi.

Ketiga, untuk orang tua. Jika sudah tahu kalau si kecil suka membaca, tak ada salahnya untuk mendorongnya menulis. Berikan bacaan-bacaan inspiratif sesuai umur si kecil yang bisa menginspirasi mereka untuk membuat karya. Bantulah mereka ketika mereka mengalami kesulitan ketika menulis. Dan jika mereka ingin mengirimkan karyanya ke media, temani mereka melalui proses-prosesnya. Mereka akan bersemangat karena tahu orang tua mereka sangat mendukung mereka.

Memang, yang terpenting yakni dukungan.  Dukung minat mereka ini, dan  jangan kecilkan hatinya dengan mengatakan bahwa ada profesi lain yang lebih baik ketimbang menulis atau menjadi penulis. Itulah hal terbaik yang bisa dilakukan baik guru maupun orang tua kepada anak.

, , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan