Wanita Naskah

Aku ini wanita naskah, yang selalu kaku saat di depanmu. Wanita naskah, penuh naskah, semua mengalir tidak apa adanya. Apakah yang tulus itu yang selalu mengalir apa adanya. Lalu, ketika aku berusaha menyiapkan kata-kata yang terbaik untuk kamu, supaya tak sakit hatimu, supaya senang hatimu, apa itu berarti tidak tulus. Aku ini wanita naskah yang mungkin kamu tidak tahu. Setiap pagi, kusiapkan kata-kata terbaik, kalau-kalau kita tak sengaja bertemu. Pernah, aku menyesal karena tidak mampu menanggapi dengan baik apa yang kamu katakan. Sebenarnya aku ingin lama berada didekatmu, ngobrol akrab layaknya teman yang lain. Tapi aku ini wanita naskah di depanmu, yang tak bisa berkata apa-apa karena terlalu gugup. Kamu mungkin pernah merasa heran, ketika aku bisa menanggapi pertanyaanmu dalam sekejap. Itu jika apa yang kamu katakan sesuai prediksiku. Keheranan yang lain ketika aku sangat lama menanggapi perkataanmu. Seperti computer penuh muatan yang sedang loading. Iya itu bisa terjadi ketika pertanyaanmu sama sekali menyimpang dari prediksiku sebagai seorang wanita naskah.

Bagi wanita naskah, menyiapkan kata-kata terbaik setiap pagi bukanlah sesuatu yang ribet. Aku akan terus berusaha, demi kenyamananmu saat kita berbicara. Karena tanpa bantuan naskah aku bisa saja mengeluarkan kata-kata tidak nyambung, pendek, sekenanya, terlalu datar. Wanita naskah, ia sebenarnya terlalu khawatir kamu akan meninggalkannya dan tidak menghiraukan.

Cukup di depanmu tuan bara aku menjadi wanita naskah. Nyatanya aku sangat mengagumi kehangatanmu yang selalu mencairkan suasana. Tanpa aku tahu, tuan mengetahui kekakuanku. Tuan mengetahui semuanya. Sampai suatu ketika tuan berkata, “Tanggalkan kertas itu untukku, berkatalah semampumu, atau diam saja jika itu yang bisa kamu lakukan saat bersamaku” aku terperangah terhadap apa yang baru saja tuan katakan. Katamu lagi “Aku senang, jika apa yang kamu katakana sama sekali tidak nyambung, datar, pendek dan sekenanya” “Sekali lagi tanggalkan kertas itu” Tuan bara, kamu sudah mengerti semuanya, dan naskahku telah terbakar.

Satu tanggapan ke Wanita Naskah

  1. moderator 22 November 2014 pada 14:55 #

    Bagus, mengalir tenang 💡

Tinggalkan Balasan