cinta-tidak-terduga

Cinta yang Tidak Terduga

Sore Hari. Kepalaku sangat pusing. Maklum baru bangun tidur. Tidurku sore ini tidak mengenakan. Aku bermimpi buruk tetapi ada selingan mimpi indah juga. Baru pertama kali kurasakan keanehan itu. Dalam satu kurun waktu tidur, bisa ada dua kejadian mimpi sekaligus. Buruk dan Indah. Karena memikirkan mimpi itulah kepalaku menjadi sangat pusing. Angin sore mulai masuk ke ruangan kamarku karena jendela kamar kubiarkan terbuka saat tidur tadi siang. Semakin membuat tidak karuan karena dingin dan pusing kepala.

Masih Sore. Aku tak sempat lagi mencuci muka, langsung aku ke kamar Roi untuk mengambil kunci motor unit.* Takutnya nanti ada yang memakai motor unit sebelum aku. Bahaya, sore ini juga barang-barang koperasi* yang baru harus segera didatangkan kalau tidak teman-teman satu unit akan murka terhadapku. Sebenarnya tidak murka hanya saja mereka terus mewanti-wantiku untuk membeli barang koperasi. Kata mereka koperasi unit itu penting sekali karena bisa memudahkan mereka mendapatkan barang-barang dan tak perlu jalan jauh untuk membeli barang.

Namaku Defry. Aku seorang biarawan.* Tinggal di Maumere, tepatnya di Ledalero, itu loh salah satu tempat Sekolah Tinggi yang cukup terkenal di NTT. Komunitas formasi kami yang berada di Ledalero* itu. Di unit, aku adalah bendahara sekaligus pengurus koperasi.

Menjadi seorang bendahara unit memang sulit. Tahu kenapa? Aku harus memegang uang banyak. Memang tidak terlalu banyak. Hanya saja lewat menjadi bendahara unit aku jadi sadar mengapa uang bisa membutakan sehingga kadang ada orang yang mencuri uang secara diam-diam, menggelapkan uang dan lain sebagainya. Seperti tikus di Kabupaten itu, yang suka mencuri uang rakyat supaya bisa jadi cepat kaya. Sialan tikus-tikus itu, hanya tahu mencuri saja. Alangkah kacaunya dunia ini. Banyak yang sengsara karena tindakan mereka.

Sejauh ini, aku dapat menahan diri untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan milikku. Untuk godaan memang ada apalagi waktu aku kanker, kantong kering. Godaan untuk mengambil uang unit sering muncul tetapi masih bisa kuhilangkan niat buruk itu. Aku tak mau menjadi tikus nakal pencuri uang.

Masih Sore hari. Sore ini, aku akan pergi ke Nita dan berbelanja barang koperasi. Aku berangkat dengan keadaan masih mengantuk. Maklumlah aku baru bangun tidur sore. Dalam perjalanan menuju Nita aku sedikit membayangkan situasi toko yang akan menjadi tempatku berbelanja. Seperti biasa pekerja di toko itu dua laki-laki dan satu perempuan, penjaga kasir adalah ibu-ibu yang tentunya dialah pemilik toko itu. Tidak ada perubahan sama sekali. Aku sudah sering berbelanja di toko itu jadi aku tahu detail toko itu.

Aku sudah sampai di toko. Berlangkah masuk ke toko. Hatiku berdegub kencang. Seperti mau terlepas dari dadaku. Ternyata ada yang berbeda sore ini. Yang duduk di tempat kasir adalah seorang perempuan cantik. Aku jadi salah tingkah melihatnya. “Hmm, ade beli rokok Sampoerna dua slot, eh anu, eh, rokok Surya”. Dia melihatku bingung. Sial. Kenapa aku berbicara seperti bukan diriku saja. Aku kutuk diriku. Aku kutuk suaraku. Aku kutuk sikap gerogihku. Mengapa di umur yang sudah kepala dua ini aku masih gugup berhadapan dengan perempuan. Kalau aku berhadapan dengan perempuan cantik pasti tingkah dan suaraku akan seperti tadi.

“Maaf, rokok surya berapa slot?”

“Dua ade”.

Ade, kamu cantik sekali. Oh, kehadiran bidadari imut di sore ini di toko ini sungguh menjadi suatu hiburan bagiku. Aku yang selama ini kalau berbelanja di toko ini hanya bisa datang dan pergi dari toko ini dengan perasaan hambar. Sore ini aku mendapat hiburan membahagiakan, menikmati sosok baru dalam toko ini. Hatiku meleleh. Pasti dia anak perempuan dari pemilik toko ini. Aku pastikan umurnya sekitar 22 atau 23 tahun, umuran anak kuliah. Ya, dari wajahnya bisa kutebak berapa umurnya. Hanya saja pupil matanya yang bulat, warna matanya yang hitam pekat serta rambut indahnya memang membuat dia tampil mempesona sore ini. Apa lagi baju pink yang dia gunakan begitu serasi dengan warna kulitnya yang putih. Dan itu yang menyebabkan aku salah tingkah tadi. Kulitnya yang putih, pipi montoknya memang membuat dia mirip dengan artis korea. Mataku kelilipan kalau tidak sengaja kami saling berkontak mata. Aku seperti ingin berteriak kamu cantik sekali. Sepertinya dia hampir selesai menghitung biaya rokok tadi.

“Minta dengan nota ade”.

Yes, masih ada waktu untuk menikmati cantik wajahnya. Itu trikku biar bisa berlama-lama melihat dia. Dia tipe orang yang kurang bersahabat sepertinya. Dari tadi melayaniku dia tidak pernah mengluarkan satu senyuman juga. Dia pribadi yang sulit untuk kusentuh. Mau aku ajak bicara tapi takut dia tidak merespon. Aku bisa jadi bahan tertawaan.

Malam Hari, di Unit. Akhirnya aku pulang. Sampai di unit wajah imut perempuan tadi kembali tersangkut di otakku. Aku kembali memikirkan dia. Aduh, sialan otak ini juga tidak mau berhenti sama sekali memikirkan wajah imut tadi. Serasa aku ingin kembali ke toko tadi. Siapa nama perempuan itu? Perasaan penasaranku semakin menjadi-jadi. Aku ingin kembali ke toko tadi dan menanyakan namanya. Tidak. Aku urungkan niatku. Sebentar lagi akan ada kegiatan, itu tandanya aku harus segera mempersiapkan diriku untuk mengikuti kegiatan itu. Besok saja aku ke toko itu. Aku akan mengajak  si imut itu untuk berceritera. Harap dia bukan tipe perempuan yang cuek.

###

Esok Hari, kembali ke Sore Hari. Aku sudah mempersiapkan diriku. Sore ini aku tampil cukup keren. Tidak seperti kemarin, urak-urakan. Untung juga motor unit masih terparkir rapi di garasi. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Hari ini sepertinya aku beruntung sekali. Mudah-mudahan keberuntungan ini bisa terjadi di toko nanti. Aku melaju di jalanan dan sekarang aku sudah sampai di toko. Syukur sekali lagi. Dia yang menjaga toko. Aku memang the lucky man sore ini. Dia tampil cantik sore ini. Mungkin dia tahu aku akan datang lagi ke toko ini sehingga dia sudah mempersiapkan dirinya dengan baik untuk menyambutku. Lamunku untuk menguatkan diri karena aku cukup gerogih. Wait. Apa yang harus aku beli sebagai alasan. Aku belum memikirkan barang apa yang harus aku beli. Aku kutuk diriku sekali lagi. Kenapa aku bisa linglung seperti ini lagi. Aku berpikir keras barang apa yang harus aku beli. Akhirnya ide itu muncul. Aku akan membeli minyak rambut dan parfum. Ya, itu barang-barang yang tepat. Aku masuk ke toko, mengambil barang-barang yang mau aku beli.  lalu melangkah ke kasir. Sekarang waktunya. Aku menyodorkan barang-barang itu padanya. Dia tersenyum. Aduh senyum yang indah. Aku beruntung hari ini. Aku coba kibarkan akal sehatku untuk berbicara kepadanya.

“Senyum ade manis”, bullshit, itu gombalan aneh yang keluar dari mulutku. Harap dia tetap terpukau dengan kalimat itu.

“Makasih kak”.

“Biasanya yang jaga di sini mamanya ade ya? Saya sudah sering berbelanja di sini jadi bisa tahu siapa yang duduk di bangku kasir”.

“Iya kak. Mama lagi sakit jadi saya yang menggantikannya”.

Kesempatan ini berjalan mulus. Ternyata dia perempuan yang senang berbicara juga. Aku kira dia tipe orang yang tak dapat kusentuh. Aku manfaatkan kesempatan ini. 15 menit kami berceritera dan aku dapat kartu jokernya, nomor hp serta pin bbmnya. Aku memang beruntung hari ini.

Sampai di unit, aku langsung melanjutkan perbicaraan kami lewat bbm. Dia ternyata punya nama yang indah. Nama itu akan kekal dalam ingatanku dan akan menghasilkan berlembar-lembar puisi indah untuknya. Dia begitu menawan di mataku. Satu minggu berlalu, dan kami semakin akrab. Aku semakin jatuh cinta padanya. Ternyata cinta itu bisa terjadi di mana saja. Di sekolah, di rumah sakit dan di hutan. Cintaku bersemi di toko. Cinta yang tidak terduga. Aku ingin sekali mengutarakan cintaku padanya. Kalau aku beruntung tentu aku bisa jadi pacarnya si imut itu. Memang seorang frater boleh pacaran, ya tentu boleh dong. Frater juga manusia. Akan aku coba ungkap perasaanku padanya malam ini. Jangan terlalu lama pendekatan nanti dia disambar orang lain. Tampangku juga lumayan, pasti dia juga tertarik padaku, frater lagi, mana ada cewek yang tidak jatuh hati pada frater.

Malam hari pada di minggu yang sudah berlalu. Malam hari aku utarakan perasaanku. Sepertinya berjalan mulus. Dia berterimakasih atas cinta yang aku punya untuk dia. Katanya dia bersyukur ada laki-laki baik yang mencintai dia dengan sepenuh hati. Namun katanya, esok pagi dia akan menjawab apakah dia mau jadi pacarku aku tidak.

Esok Pagi. Pagi harinya, aku tak bisa berkontak lagi dengannya.  Aku mencoba menghubunginya, tapi tak bisa. Dia tak pernah membalas pesanku lagi. Bbm pun demikian, aku sudah di-delcont oleh dia. Ada apa ini? Baru saja aku merasakan desiran cinta di toko dan sekarang ini kelihatannya cinta itu akan pergi. Pupus sudah cinta ini, aku ternyata memang tidak beruntung. Sebulan berlalu, dua bulan, tiga bulan, empat bulan, satu tahun berlalu. Tak kudengar lagi kabar tentang dia. Terakhir kudengar berita bulan lalu bahwa dia sudah pindah ke Surabaya empat bulan lalu. Katanya dia sudah menikah. Orangtuanya sudah menjodohkan dia. Dunia yang sekarang ini sudah maju tapi masih ada saja orang tua yang berpikir seperti zaman dulu, menjodohkan anak.

 

Catatan:

*Unit adalah tempat tinggal yang dipakai oleh formasi bimbingan untuk para biarawan. Unit biasanya didiami oleh beberapa orang biarawan sekaligus.

*Di unit biasanya ada koperasi atau toko kecil untuk menyediakan keperluan pentingbagi para biarawan seperti perlengkapan mandi dan snack.

*Ledalero adalah salah satu nama tempat di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT yang menjadi tempat pembentukan calon-calon biarawan. Ledalero juga menjadi tempat wisata karena memiliki museum yang punya daya tarik.

*Biarawan adalah orang-orang yang memilih cara hidup berbeda untuk tidak menikah dan membaktikan diri demi Allah dan membantu sesama yang menderita.

 

,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan