cara-mudah-menulis-fiksi-dengan-keadaan-flow

Copywriting dan Cara Menulis Paling Pendek

Karena sedang mendalami konsep dan cara menulis copywriting, saya teringat satu anekdot tentang Hemingway dan sebuah fiksi paling pendek yang pernah ditulis.

Konon, pada suatu hari Hemingway pernah memenangi $10 dari sebuah taruhan membuat fiksi enam kata dengan beberapa penulis. Dia menuliskan di atas serbet dan mendapat pengakuan, bunyinya; For sale, Baby shoes, Never worn. Dijual, sepatu bayi, belum pernah dipakai. Kisah konyol menyangkut Hemingway ini diperkirakan terjadi pada tahun sembilan belas dua puluhan. Dan karena melibatkan Hemingway, For sale, Baby shoes, Never worn berubah menjadi lebih dari sekadar anekdot.

copywriting; pendek dan memancing (seperti rok mini)

Sejarah menampik, menyatakan kalau ternyata yang disebut sebagai Cerita Enam Kata bukan milik Hemingway. Tidak ada bukti yang mengarah pada kebenaran kejadian taruhan makan siangnya. Bahkan jika memang pernah terjadi, masih ada keraguan bahwa dongeng atau legenda Cerita Enam Kata ini sudah ada sebelumnya.

Para pegiat literasi menemukan fakta lain setelah desas-desus mengenai Hemingway dengan cerita anehnya. For sale, Baby shoes, Never worn mendapatkan runutan sejarah hingga awal tahun 1900-an. Tepatnya tahun 1906, ditemukan sebuah iklan baris pada sebuah surat kabar yang berbunyi For sale, baby carriage, never been used. Selanjutnya, pada tahun 1917 di majalah The Editor muncul sebuah artikel dengan judul Little shoes, Never worn. Penulisnya bernama William R. Kane dan pernah disebutkan bahwa ide artikel tersebut berasal dari tragedi seorang wanita yang kehilangan anaknya yang kemudian menjual sepatu yang belum sempat dipakai tersebut.

Masih berkaitan dengan peristiwa tragis ini, ada rumor lain berkembang bahwa sejatinya wanita malang yang disebut-sebut kehilangan bayinya tidak menjual sepatu tersebut, tetapi memberinya secara gratis kepada siapa yang menginginkannya dengan harapan bahwa sepatu tersebut dimiliki oleh seseorang untuk menggantikan anaknya. Pada tahun 1921, sebuah surat kabar lain menerbitkan iklan baris lain yang persis sama (bedanya yang dijual bukan sepatu tetapi kereta bayi), dimana ceritanya kemudian dipelintir menjadi sedikit parodi. Ketika pihak koran menghubungi pemilik iklan untuk menyampai duka cita, ternyata alasan pemilik menjual kereta bayi tersebut bukan karena bayinya mati (seperti kisah-kisah sebelumnya) melainkan karena bayinya kembar.

Runutan sejarah terus berlanjut, hingga sampai pada tahun 1991, terbit sebuah buku berjudul Get Published! Get Produced!: A Literary Agent’s Tips on How to Sell Your Writing oleh Peter Miller, seorang pegiat sastra waktu itu. Dari sinilah Cerita Enam Kata kemudian menjadi semacam legenda yang berhubungan dengan penulis besar kita, Hemingway. Miller terhitung dua kali menyebutkan kisah Hemingway ini dimana tahun 2006 dia menuliskan lagi dalam sebuah buku. Dan Miller tidak seorang diri karena Arthur C. Clarke menyebutkan hal yang sama dalam sebuah esainya berjudul Reader’s Digest 1998. Kedua penulis ini kelak disebut sebagai pencipta awal dari legenda Hemingway tentang Cerita Enam Kata.

Adalah Frederick A. Wright dalam The Journal of Popular Culture, sebuah karya ilmiah, menyanggah klaim bahwa Hemingway ada hubungannya dengan legenda Cerita Enam Kata. Selain tidak ada petunjuk yang mengarah ke sana, juga fakta bahwa dongeng tersebut sudah ada jauh sebelum Hemingway menjadi penulis. Meski demikian, dampak dari keberadaan nama Hemingway yang dihubungkan dengan Cerita enam kisah terlanjur meluas dan diterima sejumlah pegiat sastra. Sebagian bahkan memunculkan klaim yang menyatakan For sale, Baby shoes, Never worn sebagai cikal bakal dari fiksi kilat yang sekarang dikenal. Benar atau tidak keterlibatannya, Hemingway semakin masyhur.

Fiksi yang Jahil

For sale, Baby shoes, Never worn. Jika kita melihat ini sebagai sebuah fiksi, maka ini fiksi paling jahil. Hemingway pastilah sedang mabuk atau tidak ada kerjaan. Jika kita setuju ini hanyalah sebuah iklan baris, maka iklan macam apa yang iritnya minta ampun? Sebuah iklan yang hanya bisa dipahami bila ada kisah dibalik layarnya, seperti misalnya wanita yang mengalami nasib tragis kehilangan bayinya.

Akhirnya, banyak orang yang sepakat; Cerita Enam Kata adalah milik banyak orang. Lebih dari sekadar iklan baris atau fiksi yang nyeleneh, adalah suatu memoar, dongeng atau legenda.

Lalu, kenapa saya membawa kisah jadul ini ke masa pandemi dimana para penulis fiksi banting stir menjadi penulis konten dan berebutan menjadi copywriter? Jika anda seorang content writer dan copywriter pahami satu hal ini. Apapun esensinya, For sale, Baby shoes, Never worn mengajarkan sesuatu kepada anda. Ini tentang gema dari sebuah tulisan. Ada pesan yang terselip dari dongeng urban di atas bahwa seringkali kata-kata yang lahir secara spontan, pendek, dan tampak seperti sebuah umpatan justru menciptakan suatu narasi tak berkesudahan dalam kepala pembaca.

Sebagai penulis di zaman instagram ini (baca: content writer dan copywriter) kita mungkin sudah terlanjur keliru dengan mengikat pembaca melalui deretan kata-kata. Kita berharap dengan bahasa yang persuasif kita bisa menjadi content writer dan copywriter yang semestinya. Menulis persuasif penting di era jualan online, tetapi “For sale, Baby shoes, Never worn” adalah sesungguhnya bahasa persuasif itu. Melalui dongeng, sejarah, dan rumor yang berkelindan bersamanya, For sale, Baby shoes, Never worn mungkin telah memenangkan perhatian, narasi sekaligus imajinasi banyak orang.

 

sumber: http://www.openculture.com/2015/03/the-urban-legend-of-ernest-hemingways-six-word-story.html

 

 

, , , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan