penelitian-minat-baca

Mengapa Orang Indonesia Malas untuk Duduk dan Membaca Buku Bagus?

Oleh Ragil Koentjorodjati

penelitian-minat-baca

Ilustrasi dari lonelypinaydotcom

Cicero, seorang orator dan negarawan Romawi Kuno, pada tahun 43 SM mengatakan: a room without book like body without soul. Dengan kata lain, orang yang tidak suka membaca buku mirip dengan mayat berjalan. Bagi Cicero, membaca buku tidak saja penting, tetapi juga menghidupkan. Bahasa kerennya, membuat hidup menjadi lebih hidup. Masalahnya, mengapa orang Indonesia malas untuk duduk dan membaca buku bagus.

Berbagai penelitian telah menunjukkan rendahnya nilai indeks minat baca di Indonesia. Dari data lima tahun terakhir, simak misalnya OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) tahun 2009 menempatkan minat baca di Indonesia pada urutan terendah dari 52 negara di Asia Timur. Tahun 2011, berdasarkan survei UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) indeks baca masyarakat Indonesia hanya 0,001, yang berarti bahwa dari seribu orang, hanya satu yang masih memiliki minat baca. Tahun 2012 UNDP (The United Nations Development Programme) merilis angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5%.

Menanggapi rendahnya minat baca orang Indonesia, Fadli Zon, sebagaimana dilaporkan bisnis.com, menyebutkan saat itu rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang. Angka itu didapat dari sebanyak 165,7 juta jiwa penduduk Indonesia, hanya memiliki terbitan buku 50 juta eksemplar per tahun. Dari 64.000 desa yang ada di Indonesia, ternyata yang mempunyai perpustakaan hanya 22%.

Salah satu penelitian BPKP mengungkap, rendahnya minat baca diduga karena rendahnya kualitas perpustakaan dan daya beli masyarakat yang masih rendah. Untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca, hasil penelitian menyarankan mendorong pemerintah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengadaan sumber bacaan dan perbaikan fasilitas perpustakaan.

Melongok data yang lebih lama dari World Culture Score Index, sampel dari Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 6 jam per minggu untuk membaca buku, 7,7 jam per minggu untuk membuka internet, 19,7 jam per minggu untuk menonton televisi dan 5,8 jam per minggu untuk mendengarkan radio. Meski data lama (2005), namun karena belum ditemukannya hasil penelitian terbaru, hasil penelitian tersebut layak untuk dijadikan bahan kajian juga. Rata-rata waktu baca 6 jam per minggu menempatkan Indonesia berada pada urutan 18 dari 31 negara sampel.

Meski berbagai penelitian menunjukkan rendahnya minat baca orang Indonesia, namun mayoritas penelitian tersebut tidak menguraikan apa penyebab rendahnya minat baca tersebut. Beberapa penelitian melaporkan budaya lisan sebagai penyebab rendahnya minat baca. Penelitian lain seperti penelitian BPKP menyebut daya beli masyarakat yang rendah dan perpustakaan yang kurang baik sebagai penyebab rendahnya minat baca.

[sam id=4 codes=’false’]

[sam id=6 codes=’false’]

Dari sisi lain, penelitian seperti yang dilakukan World Culture Score Index, tidak menjelaskan secara spesifik mengenai materi apa yang dibaca. Penelitian BPKP hanya menyoroti buku sebagai obyek bacaan. Dengan kata lain, penelitian mengabaikan jenis dan kualitas bahan bacaan. Meski demikian, hasil-hasil penelitian tersebut cukup membantu memetakan persoalan secara lebih komprehensif.

Jawaban pertanyaan mengapa orang Indonesia malas duduk dan membaca buku bagus, membutuhkan kajian yang lebih dalam di era sekarang ini. Orang di jaman ini bisa saja menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca literatur di internet. Namun bisa juga orang membaca gosip berjam-jam di portal berita online. Para pelajar bisa membaca berjam-jam buku komik atau cerita bergambar di perpustakaan. Dan para santri membaca Al Quran setiap hari. Dengan kata lain, kompleksitas mengatasi permasalahan membangkitkan minat baca tidak semudah membalikkan telapak tangan. Setidaknya bahan bacaan, infrastruktur, dan persaingan media saat ini berpengaruh besar pada minat baca seseorang. Penelitian World Culture Score Index menunjukkan kegiatan membaca buku lebih rendah dari kegiatan menonton televisi dan berselancar di dunia maya. Membaca buku hanya sedikit lebih sering dilakukan dibanding mendengarkan radio.

Namun jika kita bersepakat bahwa minat baca adalah minat membaca karya-karya ilmiah dan karya sastra, kemudian buku kita perluas sebagai bahan bacaan yang tidak hanya dicetak, maka meningkatkan minat baca berarti meningkatkan kualitas bahan bacaan, kualitas infrastruktur dan meningkatkan kualitas penulis. Dalam pengertiannya yang luas, bahan bacaan di sini tidak melulu soal buku yang dicetak, namun juga e-book, kandungan isi media internet (blog maupun website) dan surat kabar serta majalah cetak. Bahan bacaan bagus membutuhkan infrastruktur yang bagus semacam kecepatan internet, kemajuan teknologi industri buku, perpustakaan online, dan jaringan komunikasi yang mampu menjangkau wilayah-wilayah pedalaman. Untuk menghasilkan bahan bacaan bagus, dibutuhkan penulis-penulis yang matang dan bukan penulis hasil karbitan industri percetakan.

Dalam konteks penumbuhan minat baca, tidak seharusnya media-media lain, seperti internet, televisi dan radio ditempatkan sebagai lawan. Yang perlu dikembangkan adalah mengelaborasi media-media tersebut yang berujung pada semakin berkembangnya minat baca. Di Indonesia sudah ada radio buku misalnya. Contoh lain yang bisa dikembangkan misalnya membuat game pembangun cerita, menampilkan acara berbasis buku di televisi seperti misalnya bedah buku, diskusi buku, atau membuat ilustrasi buku. Tentu kajian lebih lanjut secara spesifik perlu dikembangkan, kajian yang bertujuan meningkatkan kualitas-kualitas bacaan, kualitas penulis dan kualitas infrastruktur. Dengan adanya kajian yang lebih serius, diharapkan kita mampu mendorong orang Indonesia untuk tidak lagi malas duduk dan membaca buku bagus.

, , ,

2 tanggapan ke Mengapa Orang Indonesia Malas untuk Duduk dan Membaca Buku Bagus?

  1. bitread 21 April 2014 pada 10:56 #

    Dukung gerakan cinta membaca,
    kunjungi aplikasi lokal untuk android bagi para pencinta buku:
    https://play.google.com/store/apps/details?id=buqu.bitread.android
    mari dukung gerakan cinta buku

Tinggalkan Balasan