Christmas wooden background with fir tree

Misa Natal Online Adalah Kemerdekaan Spiritual (Dan Kebangkitan Kaum Rebahan)

Membayangkan Natal 2020

Belum apa-apa, saat istirahat siang di kantornya, istri saya beri kabar mereka hendak belanja baju untuk misa natal. Dia dan dua teman kantornya. Merasa agak sedikit janggal, saya mengiyakan walaupun waktu istirahat mereka selama dua jam sepertinya tidak cukup untuk mendapatkan selembar pakaian. Dan benar saja, sore harinya dia pulang hanya membawa sepasang kaos kaki.

Ketika dia mulai menggerutu karena hasil belanjaannya, saya langsung mengingatkan kalau kami mungkin tidak akan misa di gereja seperti tahun lalu. Seperti kebanyakan orang, kami harus menghadapi kemungkinan buruk bahwa natal tahun ini tidak akan ada perayaan. Pandemi masih belum berlalu. Tetapi istri saya tetap menemukan alasan bagus untuk belanja pakaian dan sepatu baru. Jika tidak jadi ke gereja, setidaknya ada rasa natalnya. Ya sudah, kata saya.

Saya senantiasa melihat hari Natal penuh dengan warna-warna cerah. Sejak malam Natalnya, dunia seolah berhenti dari hal-hal membosankan seperti sekolah dan kerja kemudiaan mengaalir tenang dalam cahaya yang ceria. Puncaknya adalah merasakan ssuasana semarak di gereja, dari pelataran hingga kedalamnya. Jika kalian pernah tinggal di desa, lonceng malam Natal selalu terdengar berbeda; lebih nyaring dan menggugah. Atau jika tidak, lihatlah orang-orang dan rumah-rumah, semua kelihatan lebih ramah dan indah-indah.

Tetapi tahun ini menjadi masa yang tidak terbayangkan sebelumnya. Sudah berbulan-bulan kita tidak melihat Gereja dan terpaksa misa dari rumah. Waktu masih kecil, orang-orang tua di kampung saya yang tidak bisa berjalan ke Gereja selalu misa dari rumah. Pagi-pagi mereka sudah bersih dan duduk di depan rumah, dua atau tiga orang. Dari pengeras suara mereka bisa mendengar suara Pastor dari Gereja. Mereka bahkan ikut bernyanyi lagu-lagu yang dinyanyikan umat. Saat komuni prodiakon akan membawakan mereka hosti dari rumah ke rumah. Tetapi kita hari-hari ini tentu berbeda, misa lewat live streaming tanpa mendapatkan hosti. Misa lewat aplikasi saja sudah hambar, apalagi tanpa hosti. Sering rasanya bukan sedang misa, tetapi menonton misa. Dan bila hari Natal nanti perayaan di Gereja ditiadakan, maka kenangan tahun 2020  ini akan panjang ingatannya.

Komuni Spiritual  

Polemik terhadap kebijakan misa dari rumah atau misa online/live streaming masih santer. Sebagai awam, saya melihat misa online hanya semata-mata karena gereja menjalankan perannya sebagai warga negara. Ketika kebijakan pemerintah dikeluarkan dalam mengatur perkumpulan atau kerumunan, maka gereja merasa diri sebagai bagian dari  itu. Jika dengan menghindari kerumunan merupakan salah satu strategi mengalahkan corona maka Gereja turut mengangkat senjata dengan cara yang sama.

Misa atau perayaan ekaristi tanpa komuni menguatkan apa yang disebut sebagai komuni batin, yakni kondisi ketika seorang katolik sangat merindukan tubuh Kristus untuk hadir ke dalam dirinya. Komuni batin disebut pula sebagai komuni spiritual, karena memang kandungan spiritual di dalamnya. Berbeda dengan komuni sakramental, Komuni batin adalah sebuah kerinduan yang tidak terpenuhi secara badaniah terhadap kehadiran Tuhan yang disimbolkan lewat hosti kudus.

Misa online meniadakan komuni yang selama ini kita kenal, komuni sakramental yakni kerinduan akan kehadiran Tuhan dengan penerimaan tubuh kristus. Pendek kata, kondisi semacam ini memang menjadi masalah. Kita merindukan Gereja sekaligus ekaristi sebagaimana biasanya. Ada dilema yang muncul bahwa ekaristi secara spiritual akan menghilangkan hubungan konkrit dari ekaristi tersebut. Gereja hanya bisa berarti Gereja jika dia memiliki bangunan dan umat Allah yang berkumpul di dalamnya. Hubungan intim seorang umat dengan Tuhan dalam sebuah perjamuan ekaristi hanya bisa terwujud bila dia berkumpul dengan umat Allah lainnya. Perayaan hanya bisa dirayakan bila ada atau tiga orang berkumpul.

Namun demikian, tidak perlu protes berlebihan bila nanti kita tetap menatap altar dari layar ponsel atau komputer waktu Natal tiba. Mari kita menerima komuni batin sebaik-baiknya, merasakan kerinduan yang hanya bisa terisi oleh kehadiran Tuhan secara spiritual. Kesempatan ketika kita bebas dari kepuasan fisik.

Gadget Bukan Gereja.

Cara ini, misa live streaming yang sudah digalakan selama ini, harus kita akui itu bukanlah Gereja. Itu adalah situasi dimana kita hanya mampu melakukannya dengan cara tersebut. Sangat berbahaya bila kita kemudian menjadi terbiasa menghadiri ekaristi secara online, terbiasa mengurus diri sendiri dalaam hal iman terhadap sebuah ekaristi. Komuni spiritual tidak pernah dianjurkan untuk berjalan sendiri, harus selalu  diikuti dengan komuni sakramental. Hanya saja kita sedang di dunia yang serba sulit.

Dari film The Two Popes, ada satu percakapan tentang Perubahan dan Kompromi antara Joseph  Ratzinger dan Jorge Bergoglio.

“Tidak ada yang statis di alam,” kata Bergoglio, “Atau alam semesta. Bahkan Tuhan.”

“Tuhan tidak berubah.” Tegas Ratzinger. Karena Tuhan adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. “Dimana kita bisa menemukanNya jika Dia selalu bergerak?”

“Di dalam perjalanan?” sahut Bergoglio, dan terlihat Ratzinger kesal mendengarnya namun bukan berarti menampik.

Gereja sering berkompromi dalam banyak hal. Dan mungkin ini, misa online ini, hanyalah sebuah kompromi, bukan perubahan. Kompromi dalam masa krisis yang kita harapkan hanya sementara, bukan sebuah perubahan yang menghilangkan tradisi yang lama.

Kaum Rebahan Dan Misa Kudus

Kaum rebahan adalah kita yang menonton misa dan menganggap sedang mengikuti misa. Menonton artinya kita tidak melibatkan diri dengan apa yang sedang berlangsung di balik layar. Kaum rebahan mungkin sebenarnya antusias, tetapi dengan cara yang sama seperti penonton bola. Bila nanti misa Natal hanya bisa dari rumah maka kaum rebahan akan bangkit dan menjadikan Natal seperti piala dunia. Silahkan gelar dimana saja, kaum rebahan hanya butuh kopi dan rokok dan kue serta paket internet, lalu berpartisipasi, dengan kostum dan gelora kegembiraan.

 

,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan