tentang-anton-chekov

Sekilas Tentang Chekov, Realisme dan Satir-nya

Berita Buku – Mengenang Anton Chekov, seperti halnya mengenang Hemingway dan Gabriel Marquez, kita akan mengingat kisah-kisah biasa yang berubah menjadi luar biasa ketika dituliskan. Hemingway menulis sebuah cerita sederhana tentang seekor kucing yang kehujanan di sekitar hotel tempat sepasang suami istri Amerika menginap. Cerita ini telah menjadi subyek bagi para kritikus, analisis dan penikmat sastra untuk terus menyelaminya dan menganalisis apa yang coba ditawarkan Hemingway. Dari Amerika Latin, lahir dari kebesaran sastranya adalah Gabriel Garcia Marquez. Ketika beliau meninggal 2014 lalu dunia sastra kehilangan tokoh penting di abad ini. Salah satu kisah yang dia tulis dengan amat indah adalah a hundred years of solitude yang juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai ‘Seratus Tahun Kesunyian’. Novelnya ini sudah dianggap sebagai sebuah karya agung sepanjang masa, yang mencampurkan realitas Macondo dengan elemen magisnya hingga saat ini orang menyebutnya sebagai gaya realisme magis.

Bila Marquez memasukkan unsur magis di dalam sebuah realitas, tidak demikian dengan Chekov yang murni menghadirkan kesan riil di dalam tulisannya. Chekov mengubah kehidupan sehari-hari menjadi sebuah tulisan, dan ketika membacanya, pembaca langsung merasakan realitas di dalamnya. Tulisan Chekov ibarat sebuah potret; tidak mengada-ada, transparan dan pembaca tidak pernah tahu apakah itu hanya sebuah tipuan fiksi atau tidak.

Satir Ala Chekov

Chekov suka menyindir. Dia seperti penulis kebanyakan yang tidak puas dengan cara hidup orang-orang termasuk dirinya sendiri sehingga menuangkan kritikan melalui karya tulisnya. Namun, cara Chekov menyindir tidak ada duanya. Dia jarang mengejek secara langsung, malah membungkusnya dengan baik kadang berupa lelucon kadang berupa sebuah tragedi. Melalui tema-tema umum seperti kemiskinan, birokrasi yang bobrok, tragedi dan strata sosial Chekov melontarkan rasa tidak sukanya dengan menghadirkan satu-dua peristiwa yang mengetuk isi kepala pembacanya, yang mengingatkan pembaca bahwa dia tengah disindir. Caranya yang santun ini menunjukan seperti apa penulis macam dia; yang tahu bahwa kritik itu bisa setajam parang sehingga perlu dibungkus.

Belajar dari Chekov Tentang Perspektif

Chekov mirip Hemingway dalam bercerita; tidak bertele-tele. Bedanya, Chekov mampu membentuk sebuah lelucon serius dari tulisan seperti ketika dia menulis cerita pendek tentang peti mati. Ketika pemilik rumah masuk ke rumahnya suatu malam, di dalam kegelapan kamar samar-samar dia melihat sebentuk peti mati di tengah ruangan, yang dikiranya semacam hal horor yang akan mengakhiri hidupnya sehingga dia lari terbirit-birit ke jalan. Lalu, si pemilik rumah bertemu temannya untuk bercerita soal peti mati tersebut, tetapi ternyata temannya juga mempunyai peti mati juga di dalam kamarnya. Kedua orang ini bengong, tidak tahu gerangan apa yang telah terjadi apalagi malam telah larut dengan angin bertiup kencang seakan-akan kematian sedang mendekati mereka. Cerita ini awalnya mirip cerita horor, jika saja tidak ada bagian ketika kedua orang ini mendapat pesan dari teman mereka yang sedang terlilit hutang. Teman mereka ini menuliskan kepada mereka bahwa dia telah menitipkan peti mati milik mertuanya, yang ahli membuat peti mati, di rumah masing-masing temannya karena rumahnya sendiri sedang disita.

Chekov mengajarkan bahwa dalam menulis, jangan pernah ‘mengatakan’ sebab pembaca lebih terkesan pada sesuatu yang ‘ditunjukan’. Maksudnya adalah jika seseorang sedang menulis mengenai suasana sebuah kamar tidur pada bulan purnama, jangan pernah menulis bulan sedang bersinar dengan indahnya di luar jendela, melainkan tunjukan bagaimana cahaya bulan menerobos masuk jendela rumah kemudian menembus segelas anggur yang terdapat di atas tatakan, tunjukan kalau cahaya bulan itu sedemikian peraknya sampai-sampai keindahan bentuknya menjadi menakutkan.

Chekov mempunyai perspektif yang kuat mengenai detil kejadian, suasana dan bahkan apa yang sedang dirasakan para tokoh cerita. Dan seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Chekov menulis dengan cara seakan-akan sedang memamerkan sebentuk potret kepada pembacanya. Dengan cara ini, pembaca dihadapkan dengan peristiwa hidup dari para tokoh ceritanya tanpa intervensi dari penulis.

, , , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan