Arsip Tag | membuat alur cerita

jenis-dan-membuat-alur-cerita

Tujuh Alur Dasar: Tragedi

Konon berbagai cerita yang dikembangkan oleh imajinasi manusia hanya memiliki dua akhir alur cerita: kebahagiaan (happy ending) dan kesedihan (sad ending). Dalam cerita dengan happy ending, yang membuat para hero atau heroine atau tokoh utama itu berbahagia adalah seperti berhasil menaklukkan atau membunuh monster, berhasil menyelamatkan putri, bisa kembali ke dunia nyata (dunia sebenarnya), atau […]

Lanjut Baca
jenis-dan-membuat-alur-cerita

Tujuh Alur Dasar: Perjalanan dan Pencarian yang Jauh

The quest adalah jenis alur dasar berikutnya setelah overcoming monster dan rags to rich. Arti quest dalam kamus Oxford adalah ‘a long search for something, especially for some quality such as happiness’, sedangkan dalam kamus Cambridge dimaknai ‘a long search for something that is difficult to find, or an attempt to achieve something difficult’. Beberapa […]

Lanjut Baca
monster-dalam-fiksi-alur-cerita

Tujuh Alur Dasar: Menaklukkan Monster

Pendahuluan Dalam proses pembelajaran kesusastraan di sekolah (atau di universitas), alur atau plot dikenal sebagai salah satu unsur intrinsik yang terdapat pada dongeng, cerpen, dan novel. Dalam proses pembelajaran itu biasanya diperkenalkan tiga jenis alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Ketiga jenis alur itu dibedakan dari bagaimana peristiwa-peristiwa yang disebabkan oleh adanya […]

Lanjut Baca
klimaks-pada-cerita

Klimaks Pada Cerita Fiksi

Apa itu klimaks pada cerita fiksi? Secara sederhana bisa dikatakan bahwa fiksi bertumpu pada karakter dan cerita. Karakter—saya lebih suka memakai terminologi ini sebab di dalam menyangkut dua hal sekaligus, yaitu tokoh dan watak—tanpa cerita hanya akan merupakan kata-kata deskripsi saja, tak ada pergerakan, statis. Pun, sebaliknya tidak mungkin ada cerita tanpa karakter, tidak akan […]

Lanjut Baca
menulis-cerpen-yang-asyik

Memunculkan Efek Emosional pada Pembaca Fiksi

Pada pembaca fiksi, meskipun tampak tenang dan diam tanpa gerakan yang berlebihan, sebenarnya terjadi sebuah proses yang bersifat emosional pada dirinya saat dia sedang membaca. Proses itu bersifat emosional sebab berkaitan dengan sisi-sisi perasaan pembaca, seperti sedih, gembira, kesal, sayang, dan marah terhadap kondisi atau keadaan yang dialami oleh tokoh sentral dalam cerita yang dibacanya. […]

Lanjut Baca