Namaku Melati, diambil dari bunga melati. Seringkali aku disebut bunga desa, bukan karena namaku melati, melainkan karena mulut – mulut orang desa yang menamaiku begitu. Berkat mulut – mulut itu, aku menjadi kembang desa. Berkat mulut mereka aku menjadi sebuah lambang pujaan dan kebanggaan. Sayangnya aku sama sekali tidak bisa merasa bangga, senangpun tidak. (lebih…)