Asmara Erna dan Romi kandas hanya karena ‘menunda pesan’ yang mereka anggap kurang penting. Mereka tidak menduga hal itu bisa menjadi masalah serius ketika dibiarkan begitu saja. Tentunya , tidak ada alasan yang tepat untuk pembenaran diri. Celah pembenaran tertutup rapat karena mereka sama-sama melakukan kesalahan yang mirip. Romi suka melakukan penundaan, dan Erna pun […]
Arsip Tag | cerita 18
Pada Pemanjatan Doa Terakhir
Mereka mengadiliku dengan kalimat menghunjam. “Dasar anak durhaka! Tidakkah kau tahu kalau orang tua selalu mengharap kebaikan untuk anaknya?!”. Kalimat ini sangat menyayat hati. Sebab aku menyayangi ayah dan ibu sebagaimana Ibrahim mengasihi bapaknya meski menyembah berhala, dan keduanya membenciku sebagaimana Hamnah binti Sufyan membenci Sa’ad, anaknya, ketika memutuskan memeluk Islam. (lebih…)