“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari,” kata Pramoedya Ananta Toer kepada istrinya Mutmainah Thamrin (alm). Pram, yang saya suka menyebutnya sebagai manusia arsip dari Blora. (lebih…)
Arsip Tag | pramoedya
Memerkarakan Tokoh
Log in to rate this. 0
Seorang tokoh, selalu dipandang sempurna, tanpa cacat. Sering, perasaan demikian jamak dimiliki oleh kita. Padahal, saat kita memandang demikian, kita sudah menghilangkan rasa manusiawi kita. Seorang manusia, tentu tak bisa lepas dari cacat, dari khilaf, dari noda. Bahkan seorang nabi sekalipun mengakui, mereka hanyalah manusia seperti kita, hanya saja Tuhan membersihkannya. Dan kita tahu, seorang […]
Surat Imajiner dari Pram
Log in to rate this. 0
Perkenalkan, namaku Pramoedya Ananta Toer. Kalian boleh memanggilku Pram, tanpa imbuhan mas, bang, apalagi pak. Kalian tahu sebabnya? Aku benci pada aristokrasi dan feodalisme. Aku benci sekali pada penindasan dan diskriminasi. Maka panggilah aku dengan namaku saja. Aku tak mau dipandang lebih tinggi dari kalian. Sebabnya, kita sama sebagai manusia. Kita sederajat dalam alam kemerdekaan. […]