Sakuntala adalah perlambang. Ia melambangkan ketegaran, kegetiran, serta hasrat seorang ibu. Ia, meski semula merasakan cinta, serta kasih sayang, ia harus ditinggalkan oleh Dusyanta. Suaminya yang juga seorang raja itu, harus kembali ke kerajaannya. Sakuntala pun memiliki anak kembar. Anak itulah yang kelak dibawa ke kerajaan. Ingin sekali Sakuntala membawa bukti pernikahannya dengan Raja Dusyanta. […]
Arsip Tag | puisi
Melihat Indonesia dari Dalam
Log in to rate this. 0
Seorang penyair boleh dibilang bukan hanya seorang pencipta atau kreator, ia juga bisa disebut filsuf. Mengapa?, karena sebuah puisi tidak selalu lahir dari kamar kosong. Ia, bisa saja lahir dari permenungan, perjalanan panjang, sampai pada percikan pemikiran. Itulah yang kita rasakan saat membaca dan menekuri puisi-puisi Emha Ainun Nadjib di bukunya Sesobek Buku Harian Indonesia […]
Surat Imajiner dari Pram
Log in to rate this. 0
Perkenalkan, namaku Pramoedya Ananta Toer. Kalian boleh memanggilku Pram, tanpa imbuhan mas, bang, apalagi pak. Kalian tahu sebabnya? Aku benci pada aristokrasi dan feodalisme. Aku benci sekali pada penindasan dan diskriminasi. Maka panggilah aku dengan namaku saja. Aku tak mau dipandang lebih tinggi dari kalian. Sebabnya, kita sama sebagai manusia. Kita sederajat dalam alam kemerdekaan. […]
Telusur Puisi Bersama GM
Log in to rate this. 0
Buku Puisi dan Anti Puisi (2011) baru kubaca di tahun 2016. Ada rentang waktu lima tahun. Tapi tak menghilangkan gairahku untuk menuntaskan membaca buku ini. Buku ini kubaca tak selesai duduk, ada peristiwa yang mengikuti, menyelimutinya, seperti menggendong anak, menghibur diri bersama anak-anak di sekolah, sampai dengan memikirkan kegiatan sekolah bersama guru-guru. Ada kenikmatan tersendiri, […]
Memotret
Log in to rate this. 0
Bagi seorang penyair, menulis puisi mestinya lebih mirip seorang nabi yang menerima “wahyu”. Saya mengenali laku ini saat membaca biografi Jalaluddin Rumi. Penyair besar ini menuliskan puisinya sekali jadi, dan tidak bisa ia menuliskan ulang sama seperti saat ia menerima ilham. Boleh jadi ini terdengar mistis, tapi seperti itulah kerja berpuisi itu. Puisi saya kira […]
Mengurai Duka dalam Buku Upacara Bakar Rambut
Log in to rate this. 0
Puisi itu subjektif, begitulah kesimpulan saya. Dari sinilah kita bisa menentukan apa itu selera, warna, hingga bentuk. Puisi di era sekarang memang tak cocok dengan puisi pamflet sebagaimana Rendra di masa itu. Puisi sekarang lebih cocok dengan apa yang dikatakan oleh Afrizal Malna : “Abad yang lalu puisi masih mengenakan pakaian kegagahan untuk melawan, menjadi […]
Dongeng dan Nostalgia di Puisi Aan Mansyur
Log in to rate this. 0
Sebagai karya sastra yang ditulis, puisi bisa dinikmati dengan berbagai macam cara. Bisa saja dengan deklamasi, pertunjukan atau dengan membacanya sembari meresapinya. Tetapi bagaimana bila puisi itu sendiri sudah merupakan bunyi-bunyian yang indah? Barangkali kita hanya cukup untuk mendengarkannya saja dan memasang telinga kita dengan baik-baik. (lebih…)
Menyelami Syair Mistik Rumi
Log in to rate this. 0
Jalaluddin Rumi, bisa dikatakan milik Barat dan Timur. Barangkali kalimat itu yang bisa kita ungkapkan untuk menggambarkan sesosok Rumi. Suara Rumi seperti menggema tak hanya di Timur, tetapi juga di Barat. Apa yang membuat Rumi tampak bersinar di Timur dan Barat? Mungkin karena yang ditinggalkan bukan sesuatu yang rasional, melainkan sesuatu yang menyentuh jiwa, yakni […]