Portal – Apakah Anda membaca buku yang dilarang akhir-akhir ini? Ada kemungkinan, Anda memiliki dan tidak menyadarinya. Di Amerika, ada lebih dari 300 laporan buku yang dilarang setiap tahun.
Untuk memastikan sensor terhadap buku tidak meningkat dan juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, berbagai upaya dilakukan banyak pihak. Salah satunya memeriahkan acara tahunan yang disebut Banned Book Week. Tahun ini, perayaan akan berlangsung dari 21 September sampai 27 September sebagaimana dilansir wcfcourrier.com.
The American Library Association telah mengkoordinasikan upaya ini. Menurut organisasi tersebut, Banned Book Week yang dimulai pada tahun 1982, merupakan upaya menahan lonjakan pelarangan buku di sekolah-sekolah, toko buku dan perpustakaan. Dilaporkan, pada saat itu, lebih dari 11.000 buku telah dilarang. Pada tahun 2013, kantor organisasi Intelektual Freedom telah menerima pemberitahuan pelarangan buku sebanyak 307 buah dan akan terus meningkat.
Mereka yang melarang buku melakukannya untuk berbagai alasan yang berhubungan dengan tema, konten atau bahkan penulis. Namun kebanyakan, pelarangan terkait dengan keberatan atas konten “agama” atau “anti-agama”.
Menurut John F. Reed, Pustakawan di Fort Lewis College (Durango, Colorado.), selain kedua alasan tersebut, alasan ketiga yang paling umum untuk melarang sebuah buku adalah apa yang disebut buku “dialog menghujat.”
Perpustakaan The Reed mencatat, buku yang berisi pandangan agama yang tidak populer atau pendapat tertentu, sering dilarang, seperti buku-buku yang tidak sesuai dengan pandangan keagamaan yang dirasakan masyarakat secara umum.
Contoh terbaru adalah buku John McGahern, “The Dark”, yang diedarkan di Irlandia. Buku yang memuat pelecehan seksual oleh pendeta tersebut menjadi alasan beberapa perpustakaan dan sekolah melarang buku tersebut. Dan atas tuindakannya, McGahern dipecat pekerjaannya sebagai pengajar.
Contoh selanjutnya, karya-karya Noam Chomsky yang dalam kumpulan buku “Intervensi.” Buku ini dilarang karena dianggap mengandung “ideologi anti-Semit”. Kelompok yang paling terkenal melarang buku Noam Chomsky adalah perpustakaan penjara AS di Teluk Guantanamo.
Konten yang berkaitan dengan sihir atau ilmu sihir juga dapat menyebabkan suatu buku dilarang. Sebagai contoh, buku “Harry Potter” JK Rowling.
Pada tahun 2007, Rowling melemparkan kritik, bahwa sebenarnya, buku-bukunya ‘mengandalkan citra Kristen’. Selama tur buku 2007, ia mengatakan dalam konferensi pers, bahwa pesan dalam bukunya berakar pada Matius 06:19 dan 1 Korintus 15:26. Ayat-ayat ini dikutip dalam buku terakhir, “Harry Potter dan Relikui Kematian” dan “menjadi lambang keseluruhan cerita” katanya.
Catatan penelitian Perpustakaan Reed menyebutkan, mereka yang melarang buku-buku acap kali orang yang menjadi korban salah pikiran dan kesalahpahaman. Pada umumnya buku di Amerika telah diberi label peringatan untuk diperhatikan pembaca sebelum membaca buku tersebut. Penting untuk ditekankan bahwa hendaknya pembaca membuat penilaiannya sendiri terhadap sebuah buku. Di kemudian hari, setelah pembaca memahami, banyak buku yang telah dilarang atau disensor kemudian tidak lagi dianggap kontroversial.
Belum ada tanggapan.