mengasah-kreatifitas-untuk-menghilangkan-writer's-block

Cara Mengasah Kreatifitas dan Menghilangkan Writer’s Block

Kreatifitas adalah kunci menghilangkan writer’s block. Kreatifitas tanpa batas. Pertanyaannya bagaimana cara mengasah kreatifitas sehingga mampu menghilangkan writer’s block? Apa itu Writer’s block? Writer’s block  dianggap sebagai momok bagi penulis, yaitu suatu kondisi di mana kamu merasa buntu atau macet untuk menggali ide-ide baru, tidak tahu tulisan apa yang hendak kamu buat, tidak tahu bagaimana memulai menulis, sampai yang paling parah, -kamu benar-benar blank seperti orang yang tidak pernah menulis.

mengasah-kreatifitas-untuk-menghilangkan-writer's-blockNah untuk mencegah writer’s block, kamu perlu mengasah kreativitasmu. Pertanyaannya kemudian adalah Apakah kamu ingin meningkatkan kreatifitasmu dalam menulis? Jika jawabannya adalah, ya, maka berikutnya ajukan pertanyaan ini: “Mengapa saya menulis?” Kamu menulis karena kamu memang senang menulis, atau kamu menulis karena uang? Karena kamu ingin mengungkapkan pikiran-pikiranmu atau karena ingin jadi orang terkenal? Kamu menulis karena itu panggilan hidupmu atau supaya orang memujimu?

Mungkin selama ini kamu belum pernah memikirkan, motif apa yang mendorongmu untuk menulis. Jawabannya sangat penting, karena ini sangat mempengaruhi seberapa kreatif kamu jadinya. Dan kreatifitas adalah modal utama dari seorang penulis.

Arthur Schawlow, seorang pemenang hadiah Nobel untuk bidang fisika ditahun 1981 mengatakan bahwa cinta dan rasa ingin tahu adalah motif utama yang mendorong para ilmuwan paling yang berhasil dan kreatif. Apa yang memotivasi kamu untuk menulis? Jika kamu tahu jawabannya, kamu dapat menggunakannya untuk memacu imajinasimu dan menghilangkan writer’s block.

Bagaimana cara mengasah kreatifitasmu? Mari kita tinjau bersama…

Para peneliti dibidang kreativitas, seperti Teresa Amabile, mengkategorikan motivasi untuk melakukan suatu pekerjaan menjadi dua kategori: motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

Motif intrinsik: kamu menulis demi kegiatan menulis itu sendiri. Kamu menulis karena kamu senang menulis, itu memberi kepuasan, karena kamu tertarik menulis. Kamu menulis untuk dirimu sendiri.

Motif ekstrinsik: kamu menulis karena uang, penghargaan dan pengakuan dari orang lain, atau untuk memenangkan kompetisi. Dengan kata lain, kamu menulis untuk orang lain.

Renungkan apa arti menulis untukmu. Jangan merasa terpaksa memilih salah satu motif diatas karena kamu anggap itu yang terbaik. Jujurlah dengan dirimu sendiri. Saat kamu sudah tahu motif apa yang memotivasi kamu, kamu bisa gunakan itu untuk menghilangkan writer’s block.

Rasa takut dan writer’s block

Ini adalah momok bagi penulis. Terutama penulis cerpen dan novel. Biasanya yang menyebabkan writer’s block adalah rasa takut. Takut tulisanmu kurang baik. Takut tulisanmu dikritik. Takut tulisanmu tak sebagus karyamu sebelumnya. Akhirnya kata-kata jadi sulit keluar. Jika kamu menulis untuk mendapatkan uang, atau meraih prestise, atau untuk bersaing dengan penulis lain, maka rasa takut untuk dinilai secara negatif bisa sangat menghambat kamu. Disini motif ekstrinsik bisa menyebabkan writer’s block.

Untuk menghilangkan writer’s block ini kamu harus mengubah mindset-mu. Alih-alih menulis untuk orang lain, menulislah untuk dirimu sendiri. Namun memang tidak semudah itu untuk menghilangkan rasa takut dan membungkam keraguanmu. Lalu bagaimana? Ini caranya…

Mula-mula tuliskan saja apa yang ingin kamu tulis, baru setelah itu pikirkan orang lain. Ini novelmu, cerpenmu, bukumu. Ini tulisanmu. Ini hasil usahamu. Mengapa kamu tidak mencurahkan hatimu kedalamnya? Dedikasikan segenap dirimu dan hatimu kedalam proyek tulisanmu. Maka, kegiatan menulis akan terasa jauh lebih menyenangkan dan mudah. Kamu menulis cerita yang ingin kamu tulis, bukan cerita yang orang lain ingin baca. Ini sangat memacu kreatifitas dan menghilangkan writer’s block.

Menulislah tentang apa yang kamu sukai, maka orang lain juga akan menyukainya. Pembaca bisa merasa apa kamu mencurahkan segenap hatimu kedalam tulisanmu atau tidak. Menulislah dengan passion, karena ini akan membuat hatimu menari. Pembaca akan merasa. Mereka akan menjalin keterhubungan dengan passion-mu, dengan kisahmu, dan dengan dirimu.

Jangan bandingkan dirimu dengan penulis lain. Tulisanmu itu unik. Itu pencerminan dari siapa dirimu. Ini tidak ada duanya. Hanya kamu yang bisa menulis seperti itu. Dengan “suara”-mu yang unik sebagai seorang penulis. Maka, jangan banding-bandingkan dirimu dengan penulis lain. Itu hanya akan merugikan kamu dan menghambat kreatifitasmu.

Ijinkan dirimu untuk membuat tulisan yang tak sempurna. Semua penulis buku best seller selalu memulai tulisan mereka dari draft. Draft pertama tak ada yang sempurna. Dengan memberi ijin pada dirimu untuk menulis draft pertama yang tidak sempurna, bahkan buruk, kamu memberi kebebasan pada dirimu untuk mengekspresikan diri dan mengasah kreatifitas.

Rasa takut dan kreatifitas

Kamu sudah melihat bahwa menghilangkan rasa takut tentang tulisanmu buruk tidak saja bisa membantu menghilangkan writer’s block, tapi ini juga bisa membuatmu lebih kreatif. Ini juga semakin dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan oleh Teresa Amabile ditahun 1985.

Teresa Amabile meminta 72 orang penulis kreatif untuk menulis dua buah puisi. Sebelum mereka mulai menulis puisi yang kedua, kelompok pertama disuruh mengisi kuesioner yang isinya mengingatkan mereka tentang alasan intrinsik (motif intrinsik) mengapa mereka menulis (mis. karena mereka senang mengekspresikan diri, karena ini membuat rileks).

Kelompok kedua diberi kuesioner yang isinya mengingatkan mereka tentang alasan ekstrinsik mengapa mereka menulis (mis. karena untuk mendapat uang, supaya dipuji orang, ingin membuat orang lain terkesan dengan tulisan mereka). Dan kelompok ketiga yang adalah kelompok kontrol tidak disuruh mengisi kuesioner sama sekali.

Lalu apa yang terjadi, setelah diperiksa ternyata kelompok pertama yang diminta menjawab pertanyaan tentang motif intrinsik lebih kreatif saat membuat puisi kedua dibanding kelompok kedua yang diminta menjawab pertanyaan tentang motif ekstrinsik.

Ini menunjukkan bahwa dengan sekadar diingatkan tentang alasan atau motivasi menulis untuk diri sendiri (intrinsik) bisa memacu kreatifitasmu.

Biasanya kita menulis ada campuran motif intrinsik dan ekstrinsik. Kamu bisa mempertalikan mengapa kamu menulis dengan alasan pelayanan bagi orang lain dan dunia. Kamu menulis sebagai sebuah bentuk pelayanan dan kamu menulis bukan semata-mata untuk diri sendiri namun bagi orang lain. Karena kamu ingin memberi manfaat. Karena kamu ingin membantu orang lain. Karena kamu dulu pernah mengalami suatu masalah dan sekarang kamu ingin menolong orang lain yang mengalami masalah serupa, lewat tulisanmu. Dan mungkin dengan melakukannya, kamu juga menerima imbalan berupa uang dan penghargaan.

Tidak ada alasan yang murni semata-mata intrinsik atau ekstrinsik. Namun jika kamu mengerti alasannya dan perpaduannya, ini bisa membuatmu lebih kreatif dan menghilangkan writer’s block.

Selamat menulis…

“Start writing no, matter what. The water does not flow until the faucet is turned on.”

– Louis L’Amour

 

Ilustrasi via Unsplash

, , , , , , ,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan