Berita Buku – Puisi, pada dasarnya adalah sebuah karya yang diciptakan oleh penulisnya atas dasar apa yang sedang ia rasakan. Bisa juga dikatakan bahwa puisi sengaja diciptakan oleh penulisnya untuk memberi pesan kepada pembaca yang membacanya. Di samping itu, puisi merupakan cara seorang penyair dalam membebaskan ekspresinya. Ada berbagai macam pesan yang tersirat dalam sebuah puisi, sehingga tak jarang membuat pembaca merasa kesulitan untuk mengetahui arti puisi sebenarnya.
Namun, bagaimana jika puisi itu ditulis oleh seorang gadis cilik berusia 10 tahun dan bercerita tentang kanibalisme?
Sebuah penerbit di Korea Selatan baru-baru ini menarik semua buku kumpulan puisi yang sudah terlanjur menyebar luas ke publik. Buku kumpulan puisi itu ditulis dalam bahasa Korea, berjudul A Single Dog. Buku itu menuai kontroversi karena adanya beberapa puisi dengan tema kanibalisme, termasuk sebuah puisi dengan judul “Pada Suatu Hari Kau tidak Ingin Pergi ke Hakwon”.
Hakwon, adalah semacam tempat kursus atau pelatihan untuk anak-anak. Gadis itu menceritakan apa yang akan dilakukannya pada ibunya karena dia tidak ingin pergi ke hakwon dengan cara yang mengerikan.
Ketika kau tidak ingin pergi ke hakwon,
seperti iniKunyah dan makan ibumu
Rebus dan makan dia, panggang dan makan dia
Sendok bola matanya dan makan mereka
Keluarkan semua giginya
Cabik semua rambutnya
Buatlah dia menjadi daging tanpa lemak dan makan sebagai sup
Jika dia mengeluarkan air matanya, jilat saja
Terakhir makan jantungnyaJadi itu yang paling membuat sakit
Buku tersebut dirilis 30 Maret lalu dan dengan segera menuai kontroversi, karena adanya puisi bertema kanibalisme itu. Ditambah lagi, puisi itu didukung oleh ilustrasi yang cukup mengerikan, yakni ada seorang gadis yang sedang memakan jantung manusia, sementara seseorang di dekatnya tergeletak dalam kubangan darah.
Tak hanya puisi itu saja yang mengandung perbuatan matricide—pembunuhan ibu. Buku kumpulan puisi itu juga memuat sebuah puisi berjudul “The Cannibal Doll”, yang bercerita tentang seorang anak yang ibunya dimakan oleh Boneka Pembunuh.
Terang saja puisi berisikan perbuatan kejam itu menuai kontroversi. Publik menanyakan siapa gadis yang menulis puisi itu, bagaimana orang tuanya dan perusahaan yang menerbitkan buku, serta siapa yang membuat ilustrasi. Puisi itu juga menimbulkan berbagai macam reaksi dari netizen Korea, mulai dari shock sampai simpati; seperti apa lingkungan tempat tinggal gadis kecil itu yang membuatnya bisa menulis puisi semacam itu.
Dalam situsnya, pihak penerbit akhirnya meminta maaf kepada publik Korea. Mereka menulis pernyataan bahwa isi dari buku puisi itu—yang seharusnya merupakan kebebasan berekspresi—membuat mereka menerima banyak komplain dan protes tentang isi; yang berpotensi untuk mempengaruhi anak-anak secara negatif.
Di samping itu, pihak penerbit juga menyatakan alasan mereka menerbitkan buku kumpulan puisi itu. Buku itu ditulis oleh “A”, yang dipilih oleh penerbit karena karya-karyanya yang artistik dan berharga. Menurut pihak penerbit, dalam proses publikasi, sebenarnya sudah didiskusikan apakah puisi itu diperbolehkan. Namun, “A” dan orangtuanya mengatakan bahwa mereka ingin mengikutkan puisi itu, dan setelah pertimbangan hati-hati, penerbit akhirnya menyetujuinya.
Menurut pihak penerbit, setelah liburan berakhir pada 6 Mei, dimulai dari pagi hari, mereka akan segera menarik puisi itu. Yang dipublikasikan secara online juga akan segera ditarik secepat mungkin.
Alih bahasa puisi “Pada Suatu Hari Kau tidak Ingin pergi ke Hakwon” dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh Erlinda Hapsari.
Sumber:
upi.com
soompi.com
Belum ada tanggapan.