Membangun kebiasaan menulis yang baik memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Namun ini kabar baiknya: ilmu psikologi dapat membantumu untuk membangun kebiasaan menulis yang baik. Sama seperti otot yang perlu dilatih agar menjadi kuat, kebiasaan menulis juga perlu kamu latih dan bangun agar menjadi kuat. Dibutuhkan dedikasi, disiplin dan kekuatan kehendak. Itu beberapa cara membangun kebiasaan menulis yang baik.
Memang jauh lebih mudah untuk menonton video di YouTube dibanding membangun kebiasaan menulis. Namun, kamu adalah seorang penulis. Dan penulis yang baik perlu membangun kebiasaan menulis yang baik untuk mendukung aliran kreativitasnya. Jangan hanya mengandalkan pada mood menulis. Tetaplah menulis meski rasanya enggan supaya tidak terkena writer’s block. Ini namanya disiplin.
Kebiasaan itu sifatnya otomatis dan dilakukan tanpa sadar dan tanpa butuh banyak usaha. Contoh kebiasaan adalah: menggosok gigimu setiap pagi sesudah sarapan. Mengenakan busana kerja sebelum berangkat ke kantor. Menelepon pasangan setiap jam makan siang untuk menanyakan kabarnya hari itu, dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan lainnya.
Semakin sederhana kebiasaannya, semakin mudah untuk membentuknya. Kebiasaan minum segelas air putih setiap kali bangun tidur tidak menuntut banyak pengerahan usaha dibanding membangun kebiasaan menulis. Membangun kebiasaan menulis lebih menuntut dedikasi. Namun, untungnya ada proses pembelajaran di dalam ilmu psikologi yang dapat kamu ikuti untuk membangun kebiasaan menulis yang baik. Ayo kita simak…
Proses pembelajaran pengondisian klasik (classical conditioning)
Teorinya di sini cukup sederhana: kamu belajar perilaku baru lewat membentuk asosiasi antara dua hal. Sekarang asosiasi yang mau kamu bentuk adalah: situasi dan menulis. Dengan kata lain, jika kamu berada dalam situasi tertentu, ini akan mendorongmu untuk menulis.
Sekarang kita maju ke tahap berikutnya: ambillah selembar kertas atau buku catatan dan pena. Pikirkan dan tuliskan dimana dan kapan kamu menulis?
- Dimana kamu menulis? Mungkin di meja belajar atau meja kerja di rumahmu. Mungkin di tempat tidur. Mungkin di bangku di taman. Mungkin di teras depan rumah. Atau di balkon lantai atas rumahmu. Juga bisa di perpustakaan atau di cafe. Tuliskan tempat-tempat dimana kamu paling sering menulis, di kertas tadi.
- Kapan kamu menulis? Apa kamu biasanya menulis pagi hari setelah bangun tidur. Atau malam hari menjelang tidur. Atau sore hari setelah pulang dari kantor. Tuliskan saat-saat biasanya kamu menulis.
Jika kamu melihat ada beberapa tempat dan saat kamu menulis dan tidak melihat adanya suatu pola yang teratur dan konsisten, dengan kata lain kamu menulis di tempat dan saat yang tidak ada pola teratur, maka ini mungkin yang menyulitkan kamu membangun kebiasaan menulis. Untuk membangun kebiasaan menulis, kamu perlu menulis di tempat dan saat yang sama setiap kali. Kamu perlu mendedikasikan tempat dan saat ini hanya untuk menulis. Jika kamu duduk di meja kerja ruang tidurmu, usahakan jangan melakukan apa-apa kecuali menulis. Lama-kelamaan akan terbentuk asosiasi antara tempat ini dan kegiatan menulis. Juga akan terbentuk asosiasi antara waktu tertentu dan kegiatan menulis. Ini akan membangun kebiasaan menulis di tempat dan saat tertentu. Kamu jadi lebih lancar menulis di tempat itu dan di saat itu. Dengan kata lain, terbentuk asosiasi antara situasi menulis dan kegiatan menulis.
Peran disiplin dan motivasi dalam membangun kebiasaan menulis
Mungkin kamu pernah mendengar, bahwa untuk menjadi seorang penulis level mahir, kamu perlu menulis satu juta kata. Ini butuh motivasi yang besar, namun upayanya sebanding dengan hasilnya. Jika kamu punya motivasi menulis, kamu akan beralih dari tahap imajinasi ke tahap kreasi. Jangan terjebak oleh sikap perfeksionis, karena ini bisa membunuh motivasi menulis. Kamu ingin langsung menciptakan karya tulis yang bagus, namun sebaiknya kamu mulai dengan menulis draft. Ijinkan dirimu untuk menulis dengan buruk pada tahapan draft ini, untuk kemudian merevisi. Menulis draft jauh lebih memotivasi dibanding langsung menulis karya yang sempurna.
Selain motivasi, disiplin juga berperan penting. Setelah kamu membentuk asosiasi tempat dan saat untuk menulis, kamu harus punya disiplin untuk setia pada tempat dan saat itu. Sebisa mungkin jangan lakukan yang lain, seperti menonton televisi, membaca buku, atau hang out dengan teman pada saat itu. Meski rasanya enggan menulis, paksakan dirimu untuk tetap menulis pada jam itu dan di tempat itu. Usahakan menulis untuk memenuhi word count yang kamu tetapkan sendiri. Butuh kendali diri dan kekuatan kehendak untuk membangun disiplin menulis. Ingat, disiplin dan kebiasaan itu seperti otot, akan jadi lebih kuat lewat latihan dan pengulangan.
Hanya penulis yang sungguh-sungguh berniat untuk menjadi seorang penulis yang baik mau membangun kebiasaan menulis dan punya disiplin untuk setia pada kebiasaan itu. Menulis itu butuh kerja keras dan memeras otak. Terkadang kata-kata begitu sulit keluar dan rasanya tidak ada ide untuk ditulis. Ingat perkataan Ernest Hemingway, “There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed.” Ini menggambarkan perjuangan dan kerja kerasnya saat ia duduk untuk menulis, agar bisa menghasilkan karya-karyanya yang luar biasa. Kebiasaan, motivasi dan disiplin menulis tentunya sangat berperan di sini.
Jika Ernest Hemingway bisa menghasilkan karya-karya terbaiknya dengan duduk untuk menulis sampai ia berdarah-darah, kamu pasti juga bisa…
You don’t start out writing good stuff. You start out writing crap and thinking it’s good stuff, and then gradually you get better at it. That’s why I say one of the most valuable traits is persistence.
– Octavia E. Butler
Ilustrasi oleh Dustin Lee di Unsplash
terima kasih ilmunya kak’
mohon kritik dan saran tentang blog saya