Setiap panitia lomba menulis cerpen, biasanya memiliki tata cara dan ketentuan yang berbeda dalam menyelenggarakan sebuah lomba. Demikian juga dengan RetakanKata. Tata cara dan ketentuan lomba ini wajib diterima sebagai aturan main dalam perlombaan dan diikuti para peserta lomba. Amat disayangkan jika sebuah naskah cerpen yang bagus terpaksa digugurkan karena tidak mengikuti tata cara dan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan pengalaman RetakanKata, inilah kesalahan menulis cerpen pertama yang paling sering dilakukan. Sebagai contoh, penulis mengirim cerpen dalam badan email, mengirim naskah dalam bentuk PDF berpassword atau mengkompres file dalam bentuk zip namun berpassword. File-file yang demikian akan menyulitkan panitia untuk menilai cerpen sehingga otomatis akan digugurkan. Ada juga kesalahan menulis cerpen yang sepele namun mengganggu.
Penggunaan Bahasa pada Lomba Menulis Cerpen
Dalam penulisan fiksi, RetakanKata sebagai sebuah blog seni dan budaya memfokuskan pada pembiasaan penggunaan bahasa yang sedekat mungkin dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Semakin jauh sebuah tulisan dari pedoman tersebut, maka semakin kecil kemungkinan untuk dinilai.
Sebagai contoh, kamu menulis cerpen dengan bahasa alay atau bahasa gaul. Kesalahan menulis cerpen ini cukup banyak terjadi pada lomba cerpen di RetakanKata. Bahasa gaul atau bahasa percakapan sehari-hari dapat Anda gunakan jika kalimat merupakan kalimat langsung.
Contoh:
Ia berkata, “Gimana sih, kok error mulu downloadnya?”
Hindarilah pemaparan cerita dengan bahasa gaul kecuali jika Anda mengikuti lomba penulisan cerpen remaja yang membolehkan penulisan demikian.
Contoh: Kesalahan lain yang sering terjadi adalah penulis tidak mampu membedakan di dan ke sebagai sebuah awalan atau kata depan. Sebagai kata depan, di dan ke dipisah dari kata yang mengikutinya kecuali untuk kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kemari, keluar, daripada, kepada.
Yang benar adalah di sini dan di sana bukan disini dan disana.
Yang benar adalah ke kantor, bukan kekantor; ke sana bukan kesana.
Untuk menunjukkan pergantian dari satu bentuk ke bentuk yang lain, maka yang benar adalah diubah, bukan di ubah dan bukan pula dirubah.
Selain itu, ada satu lagi kesalahan yang juga sering terjadi, yaitu penggunaan kata ganti ku, kau dan mu. Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
Kaucabuti bukan kau cabuti.
Kusimpan bukan ku simpan.
Kata ganti ku dan mu ditulis serangkai dengan kata yang diikuti.
Contoh:
Kotamu, bukan kota mu.
Cintaku, bukan cinta ku.
Jika Anda tidak yakin apakah suatu kata harus digabung atau dipisah, maka sebaiknya gunakan kata secara lengkap.
Contoh:
Aku pulang lebih baik daripada kupulang.
Aku pergi lebih baik daripada ku pergi, sebab ku pergi bentuk yang kurang tepat.
Untuk sementara, sekian dulu tentang tips lomba cerpen RetakanKata. Semoga membantu.
Thanks tips nya. Kunjungi blogku ya ! Dan jangan lupa memberi komentar tentang cerpenku. 🙂
Terimakasih sudah berkunjung ke Portal Berita Buku, members of RetakanKata Network