Pada musim panas 2008 lalu, ada cerita bagus untuk di kenang di Signal Iduna Park. Setelah kekecewaan karena Pelatih Thomas Doll tidak berbuat banyak di pentas Bundesliga yang hanya membawa klub tuntas di urutan 13 klasemen akhir, Borusia Dortmund dinyatakan telah sehat secara finansial.
Klub ini Dortmund pernah ada di titik nadir, sebagaimana terjadi pada tahun 2003 ketika nyaris bangkrut. Setelah pada tahun 2013 keuangan klub anjlok sebagaimana pengadilan menyatakan klub sedang menunju pailit, Dortmund berada di tepi jurang. Kehancuran salah satu ikon besar dari Bundesliga ini semakin di depan mata di tahun 2005 saat mereka harus berhutang ke sebuah lembaga finance. Signal Iduna Park, stadion mereka yang terbesar di Bundesliga sampai harus dilego ke sebuah kelompok real estate. Beruntunglah, klub ini tidak sampai benar-benar bangkrut. Baik pengusaha, pemda dan publik setempat berkampanye untuk memulihkan keuangan klub mereka, sampai pada tahun 2008 berita bahwa Dortmund telah pulih kembali sampai ke permukaan. Stadion akhirnya dibeli kembali dari pihak konsorsium.
Tetapi kenangan indah sebenarnya adalah kehadiran seorang Juergen Klop. Di pinggir lapangan, mengawali muism baru, Thomas Doll dipecat dan Jurgen Klop ditunjuk membesut pasukan kuning-hitam. Dortmund yang hampir habis menemukan kembali jalan menuju kejayaan mereka. Dengan keuangan masih gonjang, Klop diberi mandat dalam urusan transfer. Maka dia membuat keputusan menjual Rosicky yang digaji serta penyerang mereka alex Frei. Sebagai ganti, didatangkanlah seorang pemuda Asia 21 tahun dari J-League; Shinji Kagawa. Dalam kombinasi pemain belia dan pemain matang, Klop menerapkan strategi atraktif dan agresifnya. Kepada publik nama-nama seperti Hummels, Goetze dan Lewandowski diorbitkan. Hari-hari baik mulai tampak, Klop seperti pangeran. Media Jerman mulai melihat sisi positif Dortmund, dan beberapa menyataka bahwa taktik Klop begitu enak dilihat.
Kehadiran Klop tidak diduga-duga. Klop datang dari Mainz dengan kontrak dua tahun. Selama tujuh tahun di Mainz, Klop tidak bisa dibilang cemerlang, namanya tidak tenar, lantas publik bertanya-tanya. Tetapi, pemilihan Juergen Klop sebagai pelatih tidak salah. Semusim pertama, Dortmund finis di enam besar. Klop ternyata jitu. Semusim berikut naik satu peringkat. Klop semakin hoki. Di musim 2010-2011 pria ini tidak terbendung dengan membawa klub juara Bundesliga. Kepiawaian Klop terus berlanjut di semusim berikutnya, 2011-2012, Dortmund juara lagi bundesliga. Bukan itu saja, melawan Bayern di final DFB-Pokal mereka menang telak 5-2.
Selama tujuh tahun, Juergen Klop memberi enam titel juara kepada Borusia Dortmund berupa dua kali Bundesliga, sekali DFB-Pokal serta 3 kali juara supercup. Uism liga champions 2013, Klop mengangkat performa Dortmund hampir sempurna jika tidak kalah di Final melawan musuh bebuyutannya Muenchen. Tahun itu adalah tahun yang istimewa ketika gaya bermain Dortmund begitu agresif dan atraktif. Pencapaian puncak mereka adalah saat mengalahkan Real Madrid di semi final dengan skor mengejutkan 4-1.
Semenjak melambung namanya, Dortmund mengorbitkan beberapa bintang. Banyak pihak yang melihat klub ini tengah ada di masa emas mereka. Namun, ternyata ada yang dinamakan bisnis dalam sepak bola. Ketika dunia akhirnya tahu di sana, di Signal Iduna Park sejumlah bintang terbit; sahin, kagawa, Lewandowski, klub-klub besar lainnya sepeti Real Madrid, manchester United dan rival mereka Bayern Muenchen beramai-ramai mengarap mereka satu per satu. Nuri Sahin, Shinji Kagawa, Mario Goetze dan Robert Lewandowski pada akhirnya pergi. Kepergian empat pilar penting ini praktis melemahkan separuh kekuatan Dortmund. Klop bukan dewa yang bisa begitu saja begitu saja memunculkan bintang-bintang baru ke signal Idmun park. Performa Dortmund melorot parah. Di musim terakhir ini, Dortmund bahkan sedang merangkak dari zona degradasi ke zona nyaman.
Musim ini sedang menuju akhir. Klop akan segera pergi. Banyak orang akan merindukan sesosok di pinggir lapangan berkaca mata, berewok, dan sering tidak bisa diam di atas kursinya. Dia mengakui, bahwa dia telah berpikir agar dengan dia pergi, Dortmund tidak lagi terus-menerus menengok ke belakang untuk melihat kesuksesan mereka di masa lalu. Untuk apa yang telah dia berikan baik kepada Die Borussen maupun kepada sepak bola global selama tujuh tahun, Klop layak dikalungi bunga.
Sumber: Detik.com
Goal.com
Belum ada tanggapan.