Berita Buku – Seorang penulis pasti pernah mengalami kesulitan memulai menulis. Ide barangkali banyak, namun entah mengapa tiba-tiba, ketika memegang pena dan kertas atau menghadap keyboard, kamu seperti kesambet hantu di siang bolong. Blank! Tidak tahu harus memulai menulis dari mana.
Jika kamu mengalami kesulitan semacam itu, John Steinbeck telah berbaik hati untuk membagikan cara bagaimana mengatasi kebuntuan menulis. Ada banyak tips menulis John Steinbeck yang diungkap Paris Review. Kali ini Berita Buku mengambil sedikit tips menulis John Steinbeck yang cocok untuk penulis pemula.
- Jika kamu memiliki banyak ide, lalu menatap naskahmu yang sudah berlembar-lembar, kadang terlintas di pikiranmu “Ah, sebentar lagi novelku selesai.” Nah, menurut Steinbeck, kamu harus menghilangkan pikiran semacam itu. Lupakan gagasan bahwa kamu tinggal menambahkan sedikit cerita dan ‘boom!’ ceritamu usai lalu kamu akan menyebarluaskan tulisanmu. Lupakan! Lebih baik jika kamu tulis saja idemu, -selembar demi selembar setiap hari pun tak jadi masalah. Kamu akan terkejut ketika suatu hari tiba-tiba ceritamu menemukan ending-nya.
- Tulislah idemu dengan cepat dan sebebas mungkin. Dalam proses penulisan cepat ini, lupakan untuk mengoreksi apa yang sudah kamu tulis. Lupakan juga untuk segera menulis ulang koreksi tulisanmu. Semua pikiran dan tindakan itu hanya akan menyebabkan proses kreatifmu berhenti. Ide ceritamu dapat terputus dan ‘wush..’ kamu tiba-tiba jadi ‘blank’ lagi. Ingat, tulis sesegera mungkin idemu dan sebebas mungkin. Jangan diinterupsi dengan urusan teknis menulis yang belum diperlukan.
- Mungkin kamu membayangkan bahwa tulisanmu akan jadi novel bestseller dan dibaca orang-orang top. Oh no…, hentikan pikiran mengerikan semacam itu. Itu hanya akan membuatmu termangu diam di depan komputermu. Pikirkan orang-orang terdekat, yang kamu kenal atau yang kamu sayangi. Lalu mulailah menulis buat mereka. Tidak masalah jika tulisanmu seperti surat pribadi.
- Kadang, di tengah jalan kamu menemukan bagian cerita atau adegan yang menurutmu bagus. Namun entah mengapa di bagian lain kamu tidak mampu melanjutkan idemu. Lewati saja. Biarkan jika cerita sepertinya tidak ‘nyambung’. Ketika idemu sudah tuntas, dan kamu membaca ulang, kamu akan menemukan bahwa ceritamu ‘stuck’ karena bagian bagus itu tidak pada tempatnya. Bagian yang menurutmu bagus itu telah menjadi ‘akhir cerita’ yang tidak pada tempatnya. Pada kondisi ini, menulis ulang ceritamu adalah bagus. Barangkali dengan menaruhnya di bagian lain ceritamu atau malah jika perlu membuangnya sekaligus.
- Kemacetan menulis juga sering terjadi ketika hendak menulis dialog. Terlintas di pikiranmu, bagaimana ya menulis dialog yang tidak ‘wagu’. Lalu kamu mencoba-coba menulis berulang-ulang dialog yang sama. Itu sangat melelahkan dan dapat membuatmu putus asa. Untuk mengatasi kebuntuan semacam itu, cukup berpalinglah dari komputermu. Lalu bicaralah seperti tokoh yang kamu inginkan. Jika perlu dengan suara nyaring dan keras. Tidak peduli jika kamu harus bicara pada tembok atau tali jemuran. Ucapkan dialog tokoh rekaanmu dan dapatkan ‘feel’ (rasa) dari pembicaraan itu. Kemudian tulislah dialogmu.
Nah, itu tips menulis yang disarikan dari pendapat John Steinbeck untuk mengatasi kebuntuan menulis. Tentu saja kamu tidak harus mengikuti tips ini. Asal kamu tahu saja, John Steinbeck sudah meraih Pulitzer dan Nobel Sastra untuk karya-karyanya.
Belum ada tanggapan.