Portal Berita Buku – Maraknya industri penerbitan di satu sisi dan bisnis online di sisi lain telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai sumber pencari rejeki. Ada yang bersusah payah membangun kepercayaan bisnis online, namun ada juga yang mengambil jalan pintas dengan melakukan pencurian, penjualan data dan penipuan.
Kejahatan-kejahatan semacam ini adalah tindakan kontra produktif yang tidak saja menghambat kemajuan teknologi namun juga ekonomi berbasis internet. Meski berbagai upaya para netter dan pihak berwajib telah dilakukan seperti menyediakan situs pelaporan penipuan di dunia maya, kejahatan internet ini tampaknya justru semakin beraneka ragam modusnya. Tidak terkecuali di segmen industri penerbitan.
Baru-baru ini (3/2), di jejaring twitter beredar kabar dugaan adanya upaya penipuan melalui lomba menulis. Akun twitter Guntur Alam mencecar akun twitter Ownpublishing -penyelenggara lomba, dan akun twitter lomenulis yang banyak mengabarkan lomba-lomba menulis. Hasil cecaran itu membuat si penyelenggara menutup akun-akunnya termasuk blognya di weebly. Dari pantauan Portal Berita Buku, Owlpublishing menyelenggarakan berbagai macam lomba menulis dengan menjanjikan hadiah hingga Rp 250 juta. Saat ini blog Ownpublishing sudah ditutup. Beberapa orang menyatakan sudah terlanjur mentransfer sejumlah uang pendaftaran untuk mengikuti lomba tersebut. Berdasarkan konfirmasi Guntur Alam ke akun lomba menulis, pihak Owlpublishing akan mengembalikan uang yang sudah ditransfer pendaftar.
Sebelum Anda menjadi korban penipuan berkedok lomba menulis dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti pada contoh di atas, ini hal-hal yang harus Anda perhatikan dan waspadai:
- Penyelenggara lomba menggunakan sarana internet gratisan, seperti misalnya blog gratisan. Blog gratis berciri, nama blog kemudian diikuti domain situs, susunan namanya: namablog[dot]situs[dot]com. Contoh blog-blog gratis: namablog[dot]wordpress[dot]com; namablog[dot]blogspot[dot]com; namablog[dot]weebly[dot]com; namablog[dot]blogdetik[dot]com. Termasuk dalam blog gratis adalah juga blog-blog yang penamaannya mengikuti susunan nama directory: domain situs/namablog. Contohnya: kompasiana[dot]com/namauser; Daftar ini bukan berarti bahwa penyelenggara lomba yang menggunakan blog gratis pasti penipuan. Pencantuman ini hanya merupakan peringatan awal agar Anda waspada. Blog gratis yang menyelenggarakan lomba dan kredibilitasnya diakui juga ada, salah satunya Khatulistiwa Literary Award.
Penyelenggara lomba menggunakan jejaring sosial gratisan dan forum-forum gratis. Facebook, twitter, linkedin adalah termasuk jejaring sosial yang memberikan layanan gratis.
- Selanjutnya, perhatikan baik-baik umur akun atau umur blog. Umur juga berhubungan dengan kredibilitas si empunya. Semakin pendek umur akun, kredibilitasnya semakin diragukan. Bisa jadi modusnya sengaja membuat akun baru dengan niat menipu. Beberapa modus malah berani menggunakan website berbayar namun alamat website berganti-ganti setiap tahun. Biasanya diikuti dengan mengubah-ubah kontak, berganti-ganti nomor handphone atau alamat email. Perhatikan, kredibilitas diuji oleh umur!
- Tidak menyediakan kontak-kontak yang jelas, jika pun ada, nomor sulit untuk dihubungi.
- Memungut biaya lomba yang tidak sepatutnya. Biaya lomba sebenarnya cukup masuk akal jika memang pada kenyataanya itu dibutuhkan. Misal mengundang juri lomba, mengundang proofreader, biaya operasi lomba berupa pulsa, sewa internet dan tentu saja biaya untuk hadiah. Biaya lomba menjadi tidak sepatutnya ketika biaya tersebut tidak secara realistis berhubungan dengan pengadaan lomba, misal hadiah lomba berupa buku diterbitkan, atau voucher penerbitan. Mengapa itu tidak berhubungan? Karena hadiah-hadiah tersebut masih bergantung pada kondisi selain lomba dan bersifat ‘judi’. Jika Anda ingin memastikan, coba tanyakan bagaimana jika naskah tidak sampai jumlah yang mau diterbitkan, atau bagaimana jika pemenang lomba tidak ingin menerbitkan buku, apakah hadiah tersebut akan Anda terima?
Upaya spamming berkedok lomba
Selain lomba-lomba yang didesain untuk menipu, ada juga lomba-lomba yang didesain untuk spamming. Spamming secara sederhana adalah menyebarkan iklan secara membabi buta dengan menggunakan media elektronik. Dalam kasus lomba cerpen, sering kita temui persyaratan untuk men-tagging berpuluh-puluh orang di facebook. Tagging adalah hal yang wajar di dunia jejaring sosial. Namun jika itu berulang-ulang dari orang yang sama dan bersifat masif ditujukan pada orang per orang, maka tindakan tersebut sudah tergolong spam.
Ciri spamming berkedok lomba menulis antara lain:
- Jangka waktu lomba sangat pendek dengan saat pengumuman lomba disiarkan.
- Ada persyaratan khusus untuk melakukan tagging pada jumlah yang tidak patut, misal 40 orang sekaligus.
- Informasi lomba bertele-tele dan tidak langsung pada maksud lomba. Hal ini digunakan untuk menghabiskan waktu lomba yang pada akhirnya hanya mendorong orang untuk segera melakukan spamming.
Semoga artikel ini membantu Anda terhindar dari upaya penipuan berkedok lomba menulis. Jika ada yang sudah pernah menjadi korban penipuan, kumpulkan bukti lalu unggah data-datanya ke situs DataPenipu.
Belum ada tanggapan.