Kubunuh di Sini: Soe Tjen Marching Melawan Kanker

Kanker. Sebelum nama ini ada, berbagai manusia telah dibinasakan oleh mahluk yang tumbuh di dalam tubuh mereka. Diri sendiri yang tiba-tiba makin membesar dan menjadi asing. Bahkan ribuan tahun yang lalu, sudah ada tanda-tanda bahwa manusia terserang kanker. Penggalian mumi di Mesir, menunjukkan beberapa mayat dengan benjolan dalam tubuh mereka.
Namun, apapun yang belum diberi nama seolah belum benar-benar ada. Mungkin saat itu, mereka menghubungkannya dengan hal-hal yang lain: sihir, tenung, laknat iblis, hukuman Tuhan.

Muzizat adalah kata untuk menerangkan hukum alam yang belum dapat dimengerti atau mendapat penjelasan. Terkadang kata ini membuat kita malas untuk mencari, meneliti & berpikir lebih jauh tentang kejadian yang dipandang aneh di sekitar kita.

Kubunuh Di Sini, buku yang lahir dari dendam pada sel ganas yang telah menjajah tubuh sang penulis bertahun-tahun lamanya.

Selain berbicara mengenai pergulatan hidup Soe Tjen Marching dalam melawan kanker yang nyaris membunuhnya, buku hasil karya penulis ‘Perempuan di Balik Pintu’ ini juga berbicara soal cara memandang kehidupan. Simak misalnya pergulatan penulis di rumah sakit yang tertuang dalam buku ini.

Di rumah sakit ini, ketabuan tubuh sudah tidak ada. Kita harus siap menunjukkan bagian tubuh kita kepada para perawat atau dokter yang hendak memeriksa. Berapa kali aku telah telanjang di hadapan beberapa manusia lain di tempat ini?
Adakah ketabuan itu? Bukankah ketabuan hanyalah hasil interpretasi? Bila tubuhmu dijamah tanpa ijin, bukankah ini yang seharusnya lebih tabu daripada sekedar tubuh telanjang yang terlihat? Apa salahnya tubuh? Apalagi tubuh perempuan, yang selalu dijadikan tudingan? Bila pemerkosaan terjadi seringkali perempuan juga disalahkan. Cara berpakaian mereka seringkali dijadikan masalah. Padahal, dengan baju tertutup pun, perempuan masih diperkosa. Berapa banyak TKI perempuan diperkosa di Saudi Arabia, padahal mereka memakai baju tertutup?

,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan