Pada mulanya aku meragukan kematian Samin. Tak percaya lelaki itu bakal pergi setelah mendengar ceritaku yang mahapanjang. Andai aku mengisahkan pembunuhan, perampokan sadis yang memutilasi korban, barangkali masuk akal ia meninggal. Tetapi, ini kisah bukan berisi keberingasan. Ditambah lagi, Samin mengedipkan mata tiga kali manakala tubuhnya hendak dibungkus kain kafan. Aku kian tak percaya dia […]
Arsip Tag | alas purwo
Azimat
Lepas remang petang datang, Darmini kembali meringkuk di sebuah kamar berukuran dua kali tiga meter. Ditemani nyala api dari buah kecubung yang ia ubah menjadi penerang, matanya tertuju pada sosok di atas lincak. Misni, perempuan tua yang tak mati-mati. Meski kedua tangannya mendekap di atas tubuh, badannya tak bisa bergerak kecuali kedua kelopak matanya yang […]