Apa jadinya jika seorang dai mempraktikkan ajaran agama dengan cara memperkeruh suasana? Tentu masyarakat yang mendengarkannya akan terpecah-belah. Ada yang menyikapi secara bijaksana, atau sebaliknya, terkesima dengan gaya ceramah semacam itu. Padahal kita kerap menemui, baik secara live maupun via media sosial, ada beberapa penceramah yang menyampaikan dogma agama melalui bahasa menakutkan nan menyeramkan. (lebih…)
Arsip Penulis | H.K.
Tuan Kasrani dan Dongeng Masa Tua
Log in to rate this. 0
Sayalah Tuan Kasrani! Bila Anda berkunjung ke Negeri Kapur, niscaya Anda akan mendengar nama saya didengungkan ke seluruh penjuru kampung. Sebagai seorang pendongeng renta, saya merasa hidup kembali bergairah ketika mengenang masa muda. Saya tidak menyangka kalau usia tua adalah siksaan bagi seorang manusia. Dulu, saya mengira usia tua sebagai masa menuai. Sebab saban pekan […]
Pembunuh
Tubuh anak itu menggelepar sebelum akhirnya membeku. Ia tak sempat menjerit ketika kepalanya dihantam sebongkah batu, lalu diseret dan dibenturkan ke dinding berkali-kali. Darah hitam kental mengucur dari batok kepala bagian depan. Gumpalan darah itu memenuhi lantai, sementara anak laki-laki –yang menyeret kawan sekelasnya itu- berdiri terpaku sewaktu lonceng berdentang tiga kali. Seketika ia memutar […]
Ketika Kita MenTuhankan Kesibukan, dan Melupakan Tuhan Itu Sendiri
Log in to rate this. 0
Suatu petang, saya tertegun mendapati pemandangan di perempatan lampu merah. Deretan depan yang dihuni pengendara sepeda tak ubahnya perlombaan lari maraton. Semua tampak gelisah. Tampak sekali jika jemari ini sangat gatal menarik gas sepeda. Sebagaimana pertandingan, nyala lampu kuning yang disusul warna hijau disambut dengan hentakan gas. Semua berlomba mempercepat laju kendaraan seakan-akan berebut berada […]
Sayap Kusut Kali Mayang
Segalanya begitu mudah berlalu. Kemarin petang, ketela-ketela yang hendak panen pekan depan itu masih utuh. Namun kini ludes terbawa arus Kali Mayang bahkan tak menyisakan satu batang. Semalam, hulu sungai di Surren mengamuk, menghantam apa saja yang dilewati. Tak kandang sapi, sawah-sawah di pinggir sungai, semua tercabut sampai akar. (lebih…)
Benarkah Aku Mati Usai Mencium Bibirmu?
Malam itu kau datang dengan tubuh terkulai. Raut mukamu kian pudar. Rambut dan pakaian tak kalah kusut. Tatapanmu mengambang seakan memeluk kekosongan. Seakan kau menyelesaikan perjalanan panjang. “Aku harus merasakan bibir Sumi,” katamu dengan jeda napas satu-satu. “Kalau kamu hendak menyentuh Sumi, basuh dulu mulutmu dengan ayat suci, basahi kerongkonganmu dengan wudu di pagi hari. […]
Mazhabku, Mazhabmu, Mazhab Kita Semua
Log in to rate this. 0
Jika sebagian muslim masa kini sibuk mengklaim surga dan neraka untuk orang lain, seakan-akan hidup hanya memiliki dua warna hitam dan putih, merasa pendapat dan mazhabnya paling benar sampai-sampai lupa jika perbedaan adalah rahmat Ilahi, maka buku ini adalah upaya untuk menangkis stigma buruk di atas. (lebih…)
Perlukah Resolusi Tahun Baru? Yang Kemarin Saja Masih Ngutang
Log in to rate this. 0
Menjelang akhir tahun, saya suka sekali membuat coretan berisi apa-apa yang ingin dicapai di tahun berikutnya. Kadang seputar penulisan; menerbitkan buku, kadang pula soal apa dan tempat yang ingin dikunjungi. Bermodal rasa percaya diri setinggi langit, saya tempel di pintu lemari, dan diketik pula di note laptop supaya terpajang sepanjang 365 hari. (lebih…)