Pernahkah perhatianmu begitu terserap saat menulis sehingga seolah-olah kamu tak sadar lagi pada dunia sekitarmu? Kamu sedang menulis novel, cerpen atau artikel. Kamu bisa melihat rinciannya begitu jelas. Kata-kata begitu mudah mengalir lewat jari-jarimu di papan kibor. Fokus perhatianmu intens. Tulisanmu terasa sempurna. Waktu berhenti. Tak terasa kamu masuk ke flow experience sehingga mudah menulis apapun yang kamu inginkan.
Dalam ilmu Psikologi, keadaan ini disebut sebagai “flow experience“ atau pengalaman optimal. Ini sangat mengasyikkan dan mudah membuat seorang penulis kecanduan dengan keadaan ini. Namun sayangnya, keadaan ini tidak mudah dialami. Misterius dan nyaris ada unsur mistik. Mari kita simak cara untuk memudahkan kamu masuk kedaaan flow.
Saat kamu masuk keadaan flow, kisah yang sedang kamu tulis seolah keluar sendiri lewat jari-jemarimu di papan kibor. Anehnya, jika kamu berusaha keras untuk mengejar keadaan ini malah, membuat kamu semakin tak bisa mengalaminya.
Mari kita tinjau keadaan flow menurut seorang pakar penemunya, Mihaly Csikszentmihalyi [mengeja namanya saja bisa membuat pikiranmu jadi keriting 🙂 ]. Kita akan melihat elemen-elemen yang membentuk pengalaman flow. Dengan mengerti elemen-elemen ini, bisa memudahkan kamu mengalaminya.
- Miliki sasaran yang jelas. Menurut Csikszentmihalyi salah satu elemen kunci dari pengalaman flow adalah punya sasaran yang jelas, yang menuntut suatu respons tertentu. Misalnya, jika kamu seorang pemain piano dan duduk menghadapi pianomu, maka sasaranmu adalah memainkan sebuah lagu dengan baik. Respons yang dibutuhkan di sini adalah menggerakkan jari-jemarimu menekan tuts-tuts piano untuk menghasilkan nada-nada yang benar. Sama halnya dengan menulis. Sasarannya bisa berupa: menuliskan kata demi kata yang baru. Mengedit tulisanmu sebelumnya. Menciptakan plot. Menulis hingga akhir bab. Menuliskan sebuah adegan yang sudah kamu tunggu-tunggu. Jadi, memulai kegiatan menulis dengan sasaran yang jelas dapat menghilangkan ketidakpastian dan keraguan dalam benakmu, sehingga membebaskan kamu untuk berkreasi. Inilah elemen pertama yang memudahkan kamu masuk keadaan flow.
- Tugasnya cukup menantang. Elemen kedua dari orang yang mengalami keadaan flow adalah, lupa waktu. Kegiatan yang kamu lakukan harus cukup menantang sehingga menuntut segenap ketrampilan dan konsentrasi. Tugas yang membosankan bisa saja menuntut ketrampilan dan konsentrasi namun cukup mudah, atau kamu sudah begitu terampil hingga jadi sangat mudah bagimu. Sebaliknya tugas yang terlalu berat juga menuntut segenap ketrampilan dan fokus, dan biasanya membuatmu frustrasi. Pengalaman flow ada di ambang batas keduanya, yakni ketika kamu melakukan sesuatu yang cukup menantang dan sulit, sehingga menuntut segenap ketrampilan dan konsentrasi namun masih terkendali. Dengan ini pengalaman flow cenderung kamu alami. Jika selama ini kamu merasa kegiatan menulismu terlalu membosankan dan mudah, cobalah keluar dari zona nyaman ini. Yang tak kalah pentingnya, tantangan dan kesulitan ini harus menjadi ujian bagi karaktermu dan ada unsur keasyikan saat melakukannya.
- Kamu bisa fokus berkonsentrasi. Ya, keadaan flow menuntut fokus konsentrasi yang intens. Jika kamu merasa sulit masuk keadaan ini, mungkin kamu perlu menemukan tempat dimana kamu bisa betul-betul fokus secara intens. Jika banyak gangguan dan distraksi, sulit untuk betul-betul fokus. Caranya antara lain: mematikan/memutuskan koneksi internet; menulis di tempat yang tenang dan kamu bisa sendirian; menulis secepat-cepatnya dalam periode 15 menit: tak ada keraguan, tak ada edit, tak ada stop, hanya terus menuliskan kata-kata secepat-cepatnya; menemukan suara latar belakang yang membantumu fokus: sebagian orang lebih senang menulis dalam keheningan total, lainnya butuh suara latar belakang [ada orang yang lebih cocok menulis di cafe, karena cafe punya suara latar belakangnya yang khas]; meditasi untuk meningkatkan fokus: cukup 5 menit sebelum mulai menulis untuk menenangkan dan menjernihkan pikiran sehingga lebih mudah fokus; menulis/mengedit dengan tangan: kadang menulis dan mengedit dengan tangan lebih memudahkan fokus dibanding menggunakan komputer; melatih dirimu untuk duduk dan menulis: salah satu cara terbaik untuk melatih fokus konsentrasi adalah dengan sering-sering duduk untuk menulis, jika perlu setiap hari.
- Senang dengan apa yang kamu lakukan. Mustahil masuk keadaan flow jika kamu tidak menyenangi apa yang kamu lakukan. Jika kamu senang menulis. Jika menulis memberimu makna. Jika kamu memang ingin menulis. Maka ini artinya kamu menyenangi apa yang kamu lakukan. Pertanyaan-pertanyaan ini bisa membantu kamu: mengapa kamu menulis? Apa yang membuatmu senang dengan proyek penulisan yang sedang kamu garap? Mengapa ide penulisan ini membuatmu bergairah? Apa angan-anganmu jika kamu telah merampungkan proyek penulisan ini? Apa yang menjadikan tulisanmu unik dan beda sehingga tak seorang pun bisa memberi hasil yang sama? Apa yang kamu rasa begitu memberi kepuasan batin dalam menulis? Biarkan nyala passion menulismu tetap berkobar. Ini memudahkan kamu mengalami flow.
- Jangan terkungkung rasa takut. Rasa takut sangat menghalangi kamu masuk keadaan flow. Kamu takut tidak ada orang yang mau membaca tulisanmu. Kamu takut bukumu tidak laku. Kamu takut tulisanmu dikritik. Kamu takut hasil tulisanmu tidak sesempurna yang tadinya ada di dalam kepala. Ini cara mengatasinya: jangan terlalu menganalisa tulisanmu sebelum kamu menuliskannya. Tuliskan saja kata-kata itu, selalu ada kesempatan untuk mengedit, merevisi dan menerima umpan balik; menulis free-writing selama 15 menit: tuliskan apa saja yang muncul didalam kepalamu, tuliskan terus, tuliskan ketakutan-ketakutanmu, tuliskan tentang cerpen yang mau kamu tulis, tuliskan impianmu sebagai seorang penulis. Biarkan kata-kata terus mengalir tanpa henti. Tulis. Tulis. Dan Tulis. Biasakan dirimu dengan teknik freewriting; ucapkan selamat tinggal pada gagasan bahwa kata-kata yang ditulis harus sempurna dan gagasanmu harus sempurna. Karena itu mustahil. Tidak ada kata-kata yang sempurna dan gagasan yang sempurna. Tak ada tulisan yang sempurna dan tak ada penulis yang sempurna.
Kesimpulan:
Untuk memudahkan kamu mengalami flow, hal-hal ini yang harus kamu perhatikan:
- Punya sasaran yang jelas.
- Kegiatan/tugas menulisnya cukup menantang.
- Bisa fokus konsentrasi secara intens.
- Kamu senang dengan apa yang kamu lakukan.
- Tidak terkungkung oleh rasa takut.
Elemen-elemen diatas memang memudahkan kamu mengalami flow, namun bukan artinya kamu selalu harus menulis dalam keadaan flow. Kamu bisa menulis dalam keadaan apa pun tanpa flow sekalipun. Ini bukan aturan mutlak yang menandakan apakah kamu seorang penulis yang baik atau bukan. Setiap kata yang kamu tuliskan itu berarti, entah kamu menuliskannya dalam keadaan flow atau tidak.
Kamu seorang penulis dengan cerita, gagasan dan inspirasi didalam dirimu. Curahkan segenap dirimu untuk menuliskan semuanya itu…
“…success, like happiness, cannot be pursued; it must ensue…as the unintended side effect of one’s personal dedication to a cause greater than oneself.”
– Mihaly Csikszentmihalyi
Ilustrasi via Unsplash
Belum ada tanggapan.