DISIPLIN

Kedisplinan Menulis, Jurus Jitu Keberhasilan Menulis

Bagi seorang penulis, apapun bidang yang menjadi pilihannya. Apakah dia novelis, cerpenis, penyair, esais, penulis ide cerita, penulis skenario atau penulis artikel biasa, tentu saja tak ada yang mudah untuk menciptakan kemampuan menulis yang baik dan benar kalau dilakukan  secara dadakan. Hal tersebut akan tercipta secara baik melalui pembiasaan menulis yang berkesinambungan. Dalam arti kata, bagi mereka yang memiliki profesi menulis tentu saja mesti memiliki waktu tersendiri untuk secara baik menuangkan ide-idenya. Ini hukumnya wajib karena pembiasaan yang difokuskan akan menghasilkan kedisplinan menulis yang selalu terjaga.

Pada awalnya tak mudah dan banyak penulis pemula yang malah selalu ingin cepat menghasilkan karya dan cepat puas dengan apa yang telah dilakukannya tanpa latihan berdisplin dalam menulis. Benar, seburuk apapun tulisan yang dihasilkan pantas mendapat apresiasi dan mendapatkan penilaian dari penulisnya sebagai tulisan yang telah dihasilkannya. Namun tulisan itu akan terus terlihat baik dan berbobot apabila penulisnya mau berdisiplin dan bekerja keras untuk menghasilkan tulisan-tulisannya demi memuaskan pembacanya. Menulis bukan saja proses penuangan idete tapi dapat pula diartikan kerja keras untuk menghasilkan tulisan yang baik dan banyak dibaca, dan semua itu butuh kedisiplinan.

Penulis yang cepat lelah dan terkadang tak memiliki kekuatan utuh untuk menghasilkan karya-karya atau tulisannya– banyak disebabkan karena mereka tidak terbiasa dengan latihan-latihan yang sebenarnya mesti dilakukannya. Kadang latihan-latihan itu dianggap hal yang tidak penting dan melelahkan, sehingga ada kesan sulit untuk meningkatkan kemampuan menulisnya karena  sukar untuk beradaptasi dengan kebiasaan yang semacam itu. Dengan mampu melewati kesulitan-kesulitan itu maka dia akan berhasil mengatasi problem menulisnya sehingga penulis itu akan selalu enjoy ketika melaksanakan aktvitas menulisnya.

Penulis kenamaan Stephen King menjadi besar dan memiliki kemampuan menulis yang baik dan selalu membuat daya pikat tersendiri dari apa yang ditulisnya untuk pembaca karena dia berdisplin. Disiplin yang dimaksud adalah selalu menyengaja meluangkan waktu untuk membaca dan menulis. Dalam arti kata ia pun untuk mengasah kemampuan menulis serta menambah wawasan dalam menuangkan ide-idenya ternyata dipicu dengan banyak membaca buku. Ternyata buku apapun yang dibaca menjadi kebutuhan yang sangat utama agar penulis memiliki kekuatan dan kemampuan menulis yang mumpuni. Banyak membaca berarti banyak yang diserap dan menambah wawasan.

Bohong besar jika seorang penulis akan memiliki kemampuan yang hebat menuangkan ide-idenya tanpa dibarengi dengan kebiasaan membaca yang baik. Penulis yang bisa membaca buku seminggu 3 buku akan jauh berbeda kemampuan menulisnya dibandingkan dengan mereka yang  hanya membaca satu buku. Otak akan semakin terlatih ketika sering dirangsang. Dengan begitu maka penulis yang seperti ini tak akan kehabisan ide untuk menulis apapun karena selalu ada stimulus yang merangsang untuk selalu menulis karena ide-ide selalu berterbangan dibenaknya dan salah satunya muncul dari kebiasaan membaca.

Sementara kedisplinan menulis harus terus dibiasakan secara kontinyu. Artinya, penulis dalam sehari  harus menyengaja menyisihkan waktu untuk terbiasa menulis apa saja, namun yang paling penting adalah menulis yang menjadi garapan utamanya, misalkan novelis maka ia harus terbiasa menulis untuk novelnya. Jika pembiasaan menulis ini jarang diutamakan oleh seorang penulis maka akan melemahkan akalnya yang mendorong kelemahan drinya saat  menuangkan ide-idenya. Karena ini pulalah tidaklah mengherankan akhirnya banyak penulis yang mentok tak bisa melanjutkan tulisannya karena tak mampu menuangkan ide-idenya secara baik.  Oleh karenanya berdisiplin dalam menulis itu mutlak dan harus menjadi perhatian khusus.

“Untuk menjadi penulis yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktikkannya , orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah dilakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil tanpa usaha dan kerha keras untuk memilikinya.” (Stephen King)

Penulis harus berletih-letih untuk melatih kedisiplinan menulisnya. Bagaimanapun kemampuan menulis yang baik lahir karena ada sistem baik yang menggerakannya. Semua itu pun tidak bisa secara cepat dihasilkan namun membutuhkan proses yang terus berjalan dan membutuhkan waktu lama. Jadi rasanya kehebatan penulis tidak sekedar mengandalkan bakat semata tetapi  berlatih juga bagi penulis adalah ajang agar bisa  mendisiplinkan dirinya untuk mampu menulis pada waktu yang dimilikinya. Banyak penulis yang memilih waktu tersendiri agar dirinya mampu menghasilkan tulisan-tulisan terbaiknya. Bisa pagi, siang, sore bahkan ada yang mood hal itu dilakukannya pada malam hari.

Benar jika banyak para penulis handal yang kini menulis berdasarkan mood dan tak harus memiliki waktu khusus saat menulis. Memang benar dan itu adalah sebuah fakta. Tetapi hal itu tercipta melalui proses yang telah dilakukan penulis dalam waktu yang lama sehingga ha itu hanya butuh rangsangan kecil dan itu akan langsung terpicu sehingga ada semacam kemudahan yang memudahkan seorang penulis di dalam menuangkan ide-idenya. Kata kuncinya tetap saja adalah kedisplinan dalam berlatih menulis bagi mereka yang dinobatkan sebagai penulis pemula. Mark Manson  menjadi penulis terkenal melalui latihan bertahun-tahun sehingga kini ia tak butuh waktu khusus untuk menulis karya-karyanya.

Memproses diri seperti ini bukanlah hal mudah karena bukan sesuatu yang mengenakkan karena harus dilalui dengan keletihan dan juga kesulitan yang harus dihadapi. Betul jika penulis hebat itu akan muncul dari sebuah perjuangan keras dan kedisplinan yang tinggi dan tidak dihasilkan oleh kondisi yang banyak melenakannya. Kita mesti tahu jika hasil karya atau tulisan terbaik hanya akan lahir dari proses yang kuat, penuh kreatifitas dan fokus saat mengerjakannya. Penulis mampu menghasilkan karya tulis  jika yang bersangkutan memiliki jam terbang menulis dari latihan-latihan yang telah dilakukannya.

Tentu saja untuk meraih cita-cita apapun termasuk penulis takkan bisa berwujud tanpa perjuangan dan kerja keras yang dilakukannya. Mendisplinkan diri adalah bagian yang terpenting di dalam semua itu. Disiplin sendiri adalah jembatan diantara tujuan dan cara menyelesaikannya. Jadi takkan ada keberhasilan atau menghasilkan karya-karya terbaik jika dilakukan tanpa kedisiplinan di saat memprosesnya. Tak ada yang mudah untuk meraih apapun kecuali mereka yang mau berdisplin dan tetap fokus dengan apa yang hendak dicapainya.

Dengan demikian apapun yang ingin dicapai oleh seorang penulis maka semua itu takkan mudah dicapai tanpa ada kedisiplinan di saat menuliskan karya yang dihasilkannya. Semuanya harus menjadi catatan bagi penulis karena tanpa kedisplinan takkan ada suatu karya terbaik. Karenanya pelihara kedisplinan itu secara baik agar bisa menghasilkan karya tulis terbaik yang dibaca banyak orang dan menjadikan penulisnya memiliki kebanggaan yang bisa dinikmatinya selama hidup.***

, , ,

Satu tanggapan ke Kedisplinan Menulis, Jurus Jitu Keberhasilan Menulis

  1. 112671546957629786429 5 Agustus 2021 pada 18:38 #

    Informasi penuh rangsangan dan ilmiah bertaburan di situs ini terima kasih.

Tinggalkan Balasan