SAVE YOURSELF
Pada siang hari yang amat terik. Di tengah jalan raya kota metropolitan yang tidak pernah mati dari keramaian, suara bising kendaraan saling sahut-menyahut mengisi jalan yang penuh debu tersebut, entah dari mana, tiba-tiba datang segerombolan pelajar SMA laki-laki yang masih mengenakan seragam serta membawa senjata tajam. Mereka berjalan di tengah jalan, bahkan ada yang nekat berlarian, dan ada juga yang menyeruak masuk ke dalam bis secara paksa. Mereka benar-benar membuat jalanan tersebut menjadi kacau balau. Apa yang sebenarnya mereka pikirkan? aku tidak tahu.
Itu hanyalah sedikit dari banyak contoh kenakalan para remaja saat ini. Pada umumnya mereka hanyalah remeja galau yang mencari kesenangan belaka untuk diri mereka sendiri. Mereka tidak peduli akibat yang akan terjadi, apalagi peduli terhadap orang lain. Karena mereka merasa seolah-olah dunia ini milik mereka sendiri dan harus di manfaatkan sebaik-sebaiknya untuk kesenangan mereka.
Di tengan zaman yang yang semakin modern ini. Segala hal terasa sangat bebas. Apa lagi pegaulan. Pergaulan di negeri kita ini bagaikan pergaulan di negeri seberang sana, yang amat begitu tidak senonoh. Mereka merasa begitu free serta leluasa melakukan apa saja yang mereka mau. Tetapi perilaku maupun kebiasaan buruk mereka tidak mereka biarkan begitu saja, melainkan mereka rekam lantas mereka sebar luaskan melalui medsos yang siapa saja bisa mengaksesnya tanpa perlu memandang bulu. Mau dia kaya atau miskin, tinggi atau pendek, hitam atau putih, laki-laki atau perempun atau bahkan seorang transgender sekalipun.
Hal tersebut benar-benar sangat berpengaruh pada remaja saat ini. Mereka adalah para penerus bangsa yang akan akan menentukan masa depan negara ini. Tapi bagaimanalah mau di sebut generasi penerus bangsa jika perilaku mereka seperti itu, tidur saat jam pelajaran, contohnya. Mungkin mereka merasa itu hanyalah hal sepele, “nanti juga gua bisa nanya sama temen sebelah” pikirnya begitu. Lah, itu jika teman sebelahnya tidak tidur. Andai teman sebelahnya ikut tertidur atau bahkan seluruh murid di kelas tersebut tertidur, tidak ada gunanya guru yang sangat berjasa itu menjelaskan pelajaran di depan kelas. Padahal pendidikan adalah bekal terpenting untuk meraih kesuksesan.
Bukan hanya itu saja, bahkan banyak dari mereka yang nekat cabut sekolah untuk kepentingan lain yang tidak berguna. Padahal dari rumah, mereka sudah terlihat seperti remaja kebanyakan yang ingin berangkat sekolah, memakai seragam, membawa tas lantas pamit kepada orang tua. Tetapi saat sampai di sekolah, bukannya duduk manis di dalam kelas sambal menunggu guru datang, mereka malah melenceng pergi ke tempat lain untuk sekedar nongkrong-nongkrong tidak jelas. Bagi mereka sekolah bukan lah tujuan prioritas mereka, melain kan hanya menjadi titik pertemuan sementara, kalau kata Bang Haji Rhoma ini mah “TERLALU”.
Jika saja mereka pergi ke sekolah dengan niat yang lebih di luruskan, mereka akan menjadi orang-orang yang begitu beruntung. Karena di luar sana banyak sekali anak-anak yang memiliki niat serta tekad yang kuat untuk bersekolah namun sayang, banyak halangan yang membuat mereka tidak bisa mencicipi bangku sekolah walau hanya jenjang SD.
Sebenarnya apa mereka berfikir, saat mereka bolos apa yang sebenarnya mereka dapatkan? TIDAK ADA. Jika pun ada pastilah kesenangan sesaat serta kerugian di kemudian hari. Ada sebuah kisah nyata yang menceritakan betapa hancur dan bebasnya pergaulan di sekolah negeri. Dan ini adalah kejadian yang menimpa adik kelas saya.
Di kisahkan pada suatu hari yang berjalan normal, ada seorang anak laki-laki kelas 8 yang baru saja pulang sekolah. Seharusnya anak laki-laki ini langsung pergi ketempat berenang untuk penilaian pelajaran olahraga. Tetapi, entah kenapa, ia memilih untuk ikut kakak kelasnya pergi ke basecamp mereka. Padahal ia telah mengantongi uang untuk membayar ongkos pulang-pergi serta tiket masuk ke tempat berenag. Sepertinya pikiran dan hatinya mudah mudah sekali untuk di hasut.
Maka, dengan muka tanpa dosa ia memutuskan pergi bersama kakak kelasnya menggunakan motor. Saat berangkat semuanya berjalan biasa saja, tidak ada kejadian-kejadian yang mengkhawatirkan. Tetapi saat pulang, di jalan yang harus mereka lalui terjadi tawuran antar pelajar. Dan jalan itu merupakan jalan satu-satunya yang dapat mereka lewati. Akhirnya dengan terpaksa mereka melewati jalan tersebut, awalnya tidak ada yang perlu di cemaskan, hingga tiba-tiba salah satu siswa dari dua kubu itu menegjar motor yang yang mereka tumpangi. Jika saja orang yang mengejar itu tidak memegang senjata mungkin tidak akan jadi masalah, tetapi berbeda dengan kisah ini, siswa tersebut memegang seonggok kapak yang nampak sangat tajam. Singkat cerita anak ini terbacok oleh siswa tadi di bagian punggungnya dan segera di bawa kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Dari cerita di atas, kita dapat mengambil hikmah yaitu jika kita sudah punya tujuan atau amanah untuk melakukan sesuatu makan tuntaskan dulu, jangan di tunda-tunda apalagi tidak di kerjakan maka yang akan terjadi kita akan rugi. Selain itu pilih lah teman yang baik yang akan membawamu pada kebaikan pula, seperti kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita akan terkena wanginya, berbeda jika kita berteman dengan seorang perokok maka kita akan terkena bau asapnya. Serta kembali saya tegas kan untuk para remaja saat ini. Ini adalah waktunya kita mencari jati diri kita. Siapa kah kita? Apa bakat kita? Apa kekurangan kita? itu adalah pertanyaan umum yang terlintas di kepala kita. Dan ingat! Janganlah kamu mau terjerumus pada pergaulan bebas. Karena pergaulan bebas itu adalah pergaulan yang tidak sesuai dengan kebudayaan negara kita.
Selain itu pergaulan bebas dapat membuat kita terjerumus pada lingkaran setan. Berbuat sesuatu yang seharusnya tidak kita perbuat, contoh kecilnya seperti merokok, memalak atau mencuri dan yang lebih parah lagi yaitu perzinaan. Na’udzubillah min dzalik. Karena jelas-jelas perzinaan adalah hal yang sangat di larang oleh agama. Menurut data dalam buku yang telah saya baca yaitu berjudul “Pencegahan Perkawinan Anak Percepatan Yang Tidak Bisa Di Tunda” yang di terbitkan oleh Badan Pusat Statistik dan Kementrian PPN/Bappenas pada tahun 2018, 1 dari 9 anak perempuan menikah di Indonesia. Perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum berusia 18 tahun di tahun 2018 diperkirakan mencapai sekitar 1.220.900 dan angka ini menempatkan Indonesia pada 10 negara dengan angka absolut perkawinan anak tertinggi di dunia (Angka absolut diperoleh dari mengalikan prevalensi perkawinan usia anak dengan proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015). Analisis data perkawinan anak melihat perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum mereka berusia 15 dan 18 tahun dan juga perkawinan anak laki-laki. Data untuk anak laki-laki belum dapat menunjukkan tren karena data yang tersedia hanya empat tahun dari tahun 2015 sampai 2018. Hal ini sesuai dengan indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan berbeda dengan laporan sebelumnya yang memakai indikator perempuan sudah menikah yang berusia 20-24 tahun. Dalam sepuluh (10) tahun terakhir, hanya ada penurunan kecil untuk perkawinan anak di Indonesia yaitu 3,5 poin persen.
Dari kutipan data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa angka perkawinan anak perempuan di bawah umur begitu mengkhawatirkan. Lantas dimanakah hakikatnya harga diri seorang wanita, dimanakah ia akan menaruh mukanya? Apakah dia begitu malu dengan apa yang sudah di perbuatnya? Apakah ia menyesal? jika iya itu sudah sangat terlambat. Maka dari itu untuk para perempuan remaja jagalah dirimu sebaik-baik nya. Jangan mau termakan kata-kata serta janji-janji manis yang di lontarkan oleh para pria berhidung belang itu, jika kalian saling menyukai maka sukalah secukupnya jika bisa untuk para perempuan pendam saja perasaan itu tak usahlah kau ungkapkan. Lagi pula yang sedang kau jalani saat ini hanyalah cinta monyet.
Remaja juga memiliki sikap yang masih labil alias plin-plan atau ragu-ragu dalam memilih sebuah keputusan baik itu hal sepele atau rumit. Hal ini terjadi karena para remaja masih perlu menimbang-nimbang keputusan yang mereka ambil karena yang saya jelaskan sebelumnya para remaja itu masih mencari jadi diri mereka. Selain itu masa remaja adalah masa emas-emasnya sebuah kehidupan karena kita bisa melakukan banyak hal yang kita senangi sesuka kita.
Jadi inti dari semuanya jauilah pergaulan-pergaulan yang memang di pandang sangat buruk seperti pergaulan bebas, dengan cara menjaga diri kita sendiri, memilih lingkungan pergaulan yang baik, dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk dan yang paling penting adalah dekatkan diri kepada Allah SWT dan Al-Quran. Karena dengan kita mendekatkan diri kepada Allah dan Al-Quran dua hal sebelumnya akan menjadi lebih mudah, ini dikarenakan Al-Quran merupakan pedoman hidup umat islam, di sana sudah di jelaskan bagaimana adab serta sikap kita sebagai umat muslim yang harus kita cerminkan di kehidupan sehari-hari. Satu kalimat dari saya yang harus kalian ingat dan camkan baik-baik “jagalah dirimu sebagai mana kamu menjaga kehormatan diri mu”.
Belum ada tanggapan.