tangan-kiri-dan-tangan-kanan

Antara Kiri dan Kanan, Manakah yang Baik?

Pertanyaan singkat sarat makna di atas sudah begitu sering menghantui perjalanan hidupku. Betapa tidak, hampir setiap kali mendengar kedua kata itu, kiri dan kanan, selalu timbul suatu pertanyaan di benakku. Sebenarnya, manakah yang baik antara yang kiri dan yang kanan?

Berbicara soal kiri dan kanan, saya secara pribadi teringat akan sebuah lagu di era 80-an yang pernah populer di khayalak pecinta musik Indonesia. Lagu itu berjudul ‘Madu dan Racun’ yang diciptakan oleh Arie Wibowo (Alm.). Di bagian reff lagu tersebut ada lirik yang berbunyi demikian: racun di tangan kirimu, madu di tangan kananmu. Secara sepintas lirik tersebut kelihatannya biasa-biasa saja. Toh, kalau tidak salah, isi keseluruhan lagu hanya mau mengungkapkan kegalauan dari si pencipta sehubungan dengan perjalanan asmaranya. Akan tetapi, ada sisi lain yang dapat digali dari sepotong lirik tersebut. Antara kiri dan kanan, ada apa? Sontak Arie menjawabnya: ada racun di kiri dan ada madu di kanan.

Hemat saya, lirik di atas mengandung banyak makna. Dan secara pribadi saya mau mengupas soal kiri dan kanan itu dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat di bagian timur kita ini. Tentu kita mengakui bahwa Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki ragam budaya. Setiap budaya tersebut sudah barang tentu memiliki kebiasaan-kebiasaannya tersendiri yang sudah lama dihidupi dan bahkan merupakan warisan yang paling mulia dari para leluhur. Karena itu, setiap warisan tersebut tentunya menuntut generasi berikutnya untuk tetap memelihara, menjaga, melestarikan dan juga mengembangkannya. Sampai di sini, saya mulai berpikir apakah setiap kebudayaan yang ada di Indonesia ini memiliki suatu refleksi yang mendalam soal kiri dan kanan.

Refleksi saya soal kiri dan kanan ini berangkat dari pengalaman saya sendiri ketika masih kecil. Dan boleh jadi pengalaman saya ini juga pernah dialami oleh semua orang. Saya yakin bahwa pengalaman yang akan saya bagikan ini juga pernah dialami oleh Anda sekalian. Waktu kecil, saya seringkali diomelin oleh orangtua saya, kadang Ibu, lebih sering Ayah. Ocehan mereka berangkat dari kelakuan saya yang selalu saja menyorong tangan kiri ketika menerima pemberian dari orang lain. Terkadang juga mereka langsung memukul tangan saya itu. Sontak saya langsung menangis. Maklumlah masih kecil, terasa sakit, ya jalan keluarnya menangis. Saat itu, saya tidak terlalu paham mengapa mereka selalu saja marah kepadaku ketika menerima pemberian atau semacamnya dengan menggunakan tangan kiri. Dan mereka selalu menasihatiku agar menggunakan tangan kanan. Nasihat dari mereka saya telan begitu saja. Dan akhirnya semacam menjadi suatu kebiasaan yang mengakar dalam diriku. Sebab pernah suatu saat, saya tidak ingat lagi kapan waktunya, Ibuku menasihatiku dan memberitahukan soal tangan kiri dan kanan. Ibuku mengatakan bahwa tangan kiri itu tidak baik dan tangan kanan itu baik. Sebagai anak kecil, saya ikut-ikut saja.

Namun, saat ini ada soal di dalam diriku berkaitan dengan kedua kata tersebut. Ya, kalau disandingkan dengan lirik lagu di atas tentu nasehat Ibu saat itu ada benarnya juga. Racun di tangan kirimu: mau menggambarkan akan sesuatu yang buruk yang ada di tangan kiri itu. Dan itu berarti bahwa dari lirik tersebut, yang kiri itu selalu membawa petaka  atau hal-hal buruk semacamnya. Sementara madu di tangan kananmu: yang baik saja. Bahwa yang kanan itu adalah gambaran akan sesuatu yang baik saja. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan lanjutannya ialah: benarkah yang kiri itu selalu buruk dan kanan selalu yang baik?

Kalau kita menoleh sejenak ke arah barat, ada pandangan yang berbeda berkaitan dengan hal tersebut. Orang-orang barat tidak pernah membuat suatu pemilahan antara yang kiri dan yang kanan. Dalam artian bahwa mereka tidak memahami yang kiri itu sebagai yang buruk dan kanan sebagai yang baik. Bagi mereka, tangan kiri dan kanan itu sama-sama baik. Toh, keduanya merupakan bagian dari tubuh yang juga diciptakan oleh Tuhan sendiri. Bagi mereka, sejak permulaan apa yang diciptakan oleh Tuhan itu baik adanya. Yang menjadi soal adalah perspektif dari kita masing-masing yang kemudian dihubungkan dengan kebiasaan-kebiasaan yang dihidupi dalam masyarakat. Sementara kita di bagian timur, selalu saja didominasi oleh intuisi. Soal menghargai, menghormati atau semacamnya. Kalau menerima sesuatu (gift) dari orang lain menggunakan tangan kiri akan menimbulkan sesuatu semacam sikap yang tidak menghargai si pemberi (gifter). Selanjutnya, berangkat dari hal tersebut timbul pandangan dalam masyarakat bahwa yang kiri itu tidak baik dan kanan itu baik. Dan akhirnya, hal mengakar dalam hidup kita dan menjadi kebiasaan yang tidak boleh dilanggar oleh siapa pun sebab kalau tidak orang tersebut akan dicap sebagai orang yang tidak beradab atau tidak menghargai sesama. Kalau dipikir-pikir sih, sebenarnya apa yang dihidupi oleh orang-orang di belahan barat tidak ada salahnya. Antara yang kiri dan kanan itu baik adanya. Keduanya tidak ada perbedaan. Karena itu, menjawabi pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini, bahwa sesungguhnya antara yang kiri dan kanan itu sama-sama baik adanya.

 

,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan