Zakheus, demikian nama yang dikenal oleh orang-orang sekampungnya. Tubuhnya pendek dan tak gemuk amat-amat. Dia memliki seorang istri dan sepasang anak, putra dan putri. Pekerjaannya ialah sebagai pemungut cukai. Dari pekerjaannya itu, dia menjadi salah seorang yang paling kaya di kampungnya. Kekayaan yang dimilikinya itu membuatnya semakin sombong.
Sebagaimana kesombongannya itu selalu menjadi buah bibir orang-orang di kampungnya, semakin lama dia pun dikenal oleh banyak orang di luar sana. Dia terkenal dengan kekikirannya dalam hal meminjamkan uang. Setiap kali orang yang mengajukan pertolongan kepadanya selalu saja ditolak. Pinjam saja sudah kikir apalagi memberi. Rupanya harta telah membutakan mata hatinya. Matanya sudah terlampau terbuai oleh kegelimangan harta yang dimilikinya. Akan tetapi, ironisnya ialah semua yang dimilikinya itu merupakan hasil rampasan dari kaum miskin. Apa yang dimilikinya merupakan bukan miliknya. Dia menuai dari apa yang tidak pernah dia tabur; dia mencuri dari apa yang tidak pernah dia cari (usaha). Ringkasnya, dia adalah seorang pencuri. Sudah tahu mencuri, tapi enggan sekali tuk berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.
Suatu waktu, Yesus datang berkunjung ke kampungnya. Kunjungannya sekedar tuk melawat orang-orang di sana. Jauh sebelum Yesus datang, kabar tentang kunjungan itu sudah tersebar. Dan orang-orang kampung sangat antusias dengan kunjungan tersebut, terutama Zakheus. Pada hari kunjungan itu, begitu banyak orang-orang berseliweran di jalan-jalan kampung. Hal itu pun menjadi problem bagi Zakheus untuk dapat bersua secara langsung dengan Yesus mengingat kondisi fisiknya yang pendek. Akan tetapi, dia tak kehilangan akal. Zakheus pun memanjat sebuah pohon jambu di depan halaman rumahnya agar bisa melihat Yesus. Ketika Yesus tepat berada di depan rumahnya, alangkah terkejut Dia melihat Zakheus berada di atas pohon jambu. Yesus berseru kepadanya: “Segeralah turun! Aku hendak menginap di rumahmu”. Mendengar hal itu, Zakheus dengan sigapnya turun dan langsung menggandeng tangan Yesus untuk segera masuk ke rumahnya. Setelah kunjungan Yesus itu Zakheus berubah total menjadi orang yang dermawan dan baik hati kepada semua orang termasuk yang miskin sekaligus.
Sebenarnya, cerita tentang Zakheus di atas hendak menggambarkan perihal pertobatan dalam hidup. Zakheus yang sebelumnya adalah seorang yang sombong dan tidak peduli dengan orang lain telah berubah menjadi orang yang dermawan dan baik hati setelah mendapat terguran dari Yesus; segeralah turun. Seruan Yesus itu sebenarnya mau mengajak Zakheus untuk segera turun dari kesombongan dan ketamakannya, dari cara hidupnya yang lama untuk kemudian berhijrah menuju cara hidup yang baru. Yesus mengajak Zakheus untuk segera berhenti pola hidupnya yang begitu gelap menuju suatu cara hidup yang lebih terang. Dari kisah ini, kita juga sebenarnya diajak untuk segera belajar dari Zakheus. Kita diajak untuk segera turun dari sikap kesombongan, ketamakan, kepicikan, ketidakpedulian, dan lain sebagainya yang ada dalam diri kita. Kita diajak untuk segera mengikuti teladan hidup Yesus yang senantiasa peduli dengan semua orang tanpa memandang latar belakang identitas. Dengan begitu hidup kita senantiasa diwarnai dengan situasi yang damai, tentram dan senantiasa menjadi berkah bagi orang lain di sekitar kita.
Belum ada tanggapan.