doa-kecil-di-pagi-hari

Doa Kecil untuk Tuhan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh kudus. Amin.

Tuhan, Penciptaku,

Aku ini penggumMu Tuhan. Engkau tahu itu. Dan itulah mengapa angan ini ingin selalu berjalan mengikutimu. Kaki ini telah melangkah ke arah yang telah Engkau tentukan. Aku telah memilih untuk mengikuti panggilanMu, Tuhan. Masih Kau ingat waktu itu dengan keluguanku aku mengikuti penggilanMu ke tempat kecil yang Engkau sebut surga pertama bagi pengikutMu. Ya, surga kecil itu yang pertama kali mengenalkanku akan bagaimana cara mengikutiMu dengan sungguh. Kau tahu Tuhan, aku tidak pernah mengenal surga kecil itu. Yang ada di benakku waktu itu adalah bahwa surga kecilMu itu adalah tempat kecil biasa yang pasti akan dijejaki juga oleh anak-anak sebayaku dan lebih lagi pasti ada juga lawan jenis yang akan berada di sana. Aku begitu bingung ketika pertama kali mendaftarkan diriku di tempat kecil itu. Tak ada sosok lawan jenis yang kutemukan. Benar Tuhan. Apakah memang harus seperti itu surga kecilMu? Ah, Tuhan! Itu terlalu berlebihan jika surga kecilMu yang indah itu tidak Engkau biarkan eva-eva kecil yang berlari di dalamnya. Ataukah itu hukuman yang Engkau berikan bagi penerus kaum eva yang pertama kali terjatuh dalam pencobaan di taman Eden? Engkau tak pernah menjawab pertanyaanku.

Awal pertemuanku dengan tempat kecilMu itu membuatku agak enggan untuk masuk ke sana. Aku sangsi dengan diriku sendiri Tuhan, apakah aku dapat bertahan atau tidak. Akhirnya tubuh mungil ini memang berada di sana juga. Ada semacam ketakutan berlebih yang aku rasakan ketika sudah resmi menjadi anggota surga pertamaMu itu. Tak kusangka sebelumnya, kenangan masa kecil bersama ayah, ibu, akan perhatian dan belaian kasih sayang mereka, akan setiap candaan dan suara mereka ternyata membuatku harus berlinang air mata di saat malam pertama aku membaringkan diri dalam surga kecilMu itu. Aku menangis. Wajah ibu dan ayah berputar-putar dalam pikiranku layaknya tayangan sinetron yang hanya menampilkan wajah ayah dan ibu. Kau tahu Tuhan, sesak hatiku harus berbaring di tempat yang asing bagiku, bahkan sangat asing bagiku dengan orang-orang yang masih asing bagiku juga.

Air mata itu terus bercucuran dari kelopak mataku selama beberapa bulan. Pengalaman perpisahan dengan orang tuaku memang membuatku membutuhkan waktu yang lama untuk meninggalkan kenangan dalam surga kecilku di rumah dan mengabdikan diriku untuk surga kecilMu Tuhan. Pengalaman itu mengajarkanku arti perpisahan yang begitu mendalam. Berpisah itu memang sakit Tuhan, tapi bagiku lebih sakit jika Engkau meninggalkanku. Dan karena Engkau pencipta, Engkau menguatkanku Tuhan. Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu…

Tuhan, Penolongku,

Akhir surga kecilMu. Aku sudah menapaki setiap tangga dalam surga kecilMu. Kini aku berlangkah menuju taman Eden baruMu. Engkau memanggilku ke tempat yang jauh, di bagian barat daerahku, Manggarai tepatnya. Tempat itu sekali lagi asing bagiku Tuhan. Tetapi engkau tahu aku mampu dan karena itu pula aku mengikuti dentuman panggilanMu. Aku ke sana.

Aku kembali menangis Tuhan. Air mata ini kembali tumpah. Bahkan air mata di taman EdenMu ini sangat menggoyahkan hatiku. Kenapa Engkau panggil aku ke sana kalau akhirnya aku harus kembali. Mereka tidak menerimaku. Usiaku terbilang muda Tuhan untuk diterima di taman Eden itu. Lantas untuk apa panggilan untuk pergi ke sana Engkau sisipkan dalam hatiku Tuhan. Berat hati dan pikiran membuat air mata sebagai jalan terakhirku menumpahkan kekesalan batin. Aku menangis kehilangan. Aku kira penggilan itu berakhir. Tapi Engkau yang mengetahui segalanya. Aku kembali diterima, tapi dengan sesal hati aku enggan kembali ke taman EdenMu. Namun Kau lunakkan hatiku. Aku kembali ke sana. Dan aku bertahan. Salam Maria penuh rahmat penuh rahmat Tuhan sertama, terpujilah Engkau diantara wanita dan teroujilag buah tubuhMu…

Tuhan, Penyayang,

Kini taman Eden barumMu telah aku jejaki. Dua tahun lamanya aku berziarah di sana. Penglaman di tolak membuatku sadar akan arti penerimaan. Setiap orang yang diterima tentu gembira tapi belum tentu kalau ditolak. Dendam, benci, kesal berkumpul menjadi satu dalam lubuk hati. Itu aku rasakan tapi aku diterima kembali. Pernakah ada orang yang merasakan seperti itu? Aku seperti bertambah kesal diterima kembali. Rasa kesal itu malahan berlipat ganda saat aku diterima kembali. Mereka pikir aku bisa dipermainkan? Hati ini keras tapi Engkau lunakkan. Aku tahu bahwa Engkau lebih banyak mengalami penolakan tetapi akhirnya diterima kembali tetapi ditolak lagi lalu diterima kembali. Manusia selalu berbuat demikian padaMu. Namun Engkau tetap menerima mereka tanpa melihat penolakan mereka. Aku bangga padaMu Tuhan. Engkau itu penyayang dan aku juga ingin seperti itu. Jadikan aku penyayang sepertiMu Tuhan. Bapak kami yang ada di Surga, dimuliakanlah namaMU…

Tuhan, Oh Tuhan!

Aku mulai menapi panggilanMu dalam Surga terakhirMu sebelum aku resmi menjadi nabiMu. Tempat ini penuh idealisme. Ada banyak hal yang dituntut dariku sebagai pengikutMu. Apakah Engkau pikir aku sanggup Tuhan? Aku hampir menyerah. Sebagai tempat terakhirMu pun tempat ini yang paling berat untuk kujejaki setiap tangganya.

Berat sekali oh Tuhan. Aku hampir menyerah. Menghadapi setiap idealisme Surga terakhirMu dan juga idealisme diriku. Karena banyak idealisme yang dituntut dariku, aku juga punya banyak impian untuk diriku. Seakan keduanya berseberangan dan membuatku bingung ingin memilih yang mana. Itulah mengapa aku berdoa padaMu malam ini dengan begitu khusuk. Bukan aku munafik Tuhan tapi beban di Surga terakhirMu ini lebih berat dari pada yang kurasakan di surga pertamaMu dan di taman Eden baru.

Tuhan. Ini berat bagiku. Seperti banyak orang berkata bahwa Engkau memberi cobaan tidak diluar dari kemampuan dan juga bahwa Engkau sudah banyak menguatkakanku. Hanya saja di tempat ini aku takut untuk merayap ya Tuhan. Aku takut untuk menjadi nista layaknya ular. Tolong aku ya Tuhan. Ini mungkin terlalu berat. Aku sudah berusaha seperti yang Engkau suratkan dalam Kitab Suci. Tapi ini sulit bagiku Tuhan. Kuharap Engkau tidak menutup telinga untuk doa kecilku ini Tuhan. Aku akan menanti balasanMu untuk doa kecilku Tuhan. Dengan penuh harap aku menanti pertolonganMu. Bantulah aku keluar dari kelemahankua dan juga beban pikiranku. Aku ingin membuat keputusan akan panggilan ini Tuhan. Semuanya kuserahkan padaMu, berilah aku jalan keluar. Dalam hening malam ini, ku panjatkan doa kecilku untukMu Tuhan. Dengarkan doaku. Amin. Bapa kami yang ada di surga…

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

,

Belum ada tanggapan.

Tinggalkan Balasan