ambyra-by-didi-kempot

Yang Fana Adalah Kesedihan, Didi Kempot Abadi

Tak ada yang salah jika memberikan gelar kehormatan “Godfather of Broken Heart” kepada musisi yang satu ini. Akrab disapa dengan “Lord didi”, sang maestro pengunggah jeritan hati para pecinta. Memiliki pengikut setia yang menamai dirinya “Sadboys and Sadgirl”, menjadikan ia sebagai junjungan agung dalam drama percidroan duniawi.

Seiring perjalanan musik Indonesia yang dalam benak saya semakin lama semakin kehilangan nyawa-nya. Lord Didi menjadi sebuah alternatif yang menawarkan sebuah kedalaman dilematis kehidupan asmara di kalangan kawula muda-mudi. Lord Didi memang sudah lama berkarya di dunia permusikan Indonesia, bahkan semenjak saya kecil sering sekali diputarkan lagu-lagu ciptaan khas dari sang maestro. Mulai dari sewu kuto, cidro, banyu langit hingga paling update yang menjadi masterpiece dan sering diputar dalam bus jurusan antar kota antar provinsi, yakni “pamer bojo”. Apalagi setelah dicover dengan irama koplo dengan pembawaan khas Abah Lala cs. emmm…rasanya tidak bisa untuk tidak ikut bercendol dawet 500-an.

Didi Kempot selama ini memang dikenal sebagai musisi dengan nuansa “sad”. Maka dari itu lagu yang ia bawakan tidak jauh dari visi misinya untuk mengajak pendengarnya untuk menyelami lebih dalam makna “kesedihan”. Lord Didi sangat filosofis, karena Lord Didi paham betul kesedihan merupakan sebuah tragedi yang semua manusia pasti mengalaminya. Lord Didi tahu kalau manusia itu sulit move-on dari kesedihan. Mulai dari kesedihan akibat drama percintaan, perpisahan, pengkhianatan, perselingkuhan, dan masih banyak lagi tema yang tak bisa disebutkan satu persatu. Lord Didi juga salah satu musisi paling produktif di nusantara, bagaimana tidak, jumlah total lagu yang telah ia ciptakan sebanyak 800 lagu, edyannnnn…Itu kalau mau konser full album, panitiannya ambyarr slurr…hehehe

Di tengah era permusikan Indonesia yang selalu mengalami seleksi alam, Lord Didi tampil sebagai pejuang yang muncul di permukaan dari era ke era. “Apa mas bro dan mbak sis tahu formula awet muda Lord Didi hingga bertahun-tahun dalam dunia permusikan di indonesia?”. Tidak lain tidak bukan yaitu terus mengikuti arus zaman. Menyiapkan para generasi muda untuk terus menyongsong “sad” sebuah basis ideologi dari musik. Sehingga siapapun yang mendengarnya, dibuat “makces dalam hati”. Itulah yang Lord Didi lakukan selama ini. Ya tidak heran kalau banyak kawula muda-mudi yang dengan fasih merapalkan bait-bait lagu ciptaan Lord Didi. Belum lagi lagu Lord Didi sukses menjangkau penikmat lagunya dari berbagai kalangan, dari yang muda sampai yang tua. Bahkan ayah saya menyandingkan skill bermusik Lord Didi setara dengan Frank Sinatra, saking mengenanya lagu-lagu Lord Didi di ingatan ayah saya.

Lord Didi punya semboyan “Loro ati mending dijogeti” itulah yang menjadi falsafah di saat kesedihan menghampiri. Lord didi mengubah pandangan kita dari ”kesedihan” yang dipandang sebagai sebuah “pesimisme” menjadi sebuah “optimisme”. Lord Didi tidak pernah menganjurkan kita untuk menjadikan kesedihan sebagai batu sandungan dalam mengaluri jalan kehidupan, Lord Didi tidak sekali-sekali memberikan statmen untuk murung, tidak makan, ngersulo (baca: mengeluh), bahkan sampai berujung pada bunuh diri untuk menyudahi kesedihan, cukup dengan joget dan bersenandung, insya allah akan sembuh dengan sendirinya. La wong saat sedih aja bisa bikin 800 lagu, apalagi lagi saat senang!…Sangat menginspirasi… Memang hebat Lord Didi…

Entah mengapa di tahun 2019 ini Lord Didi kebanjiran nge-show di televisi atau konser-konser pada umumnya. Apa Lord Didi saat ini menjadi ikon musik nasional, di saat perang industri musik dunia yang tidak sedikit selalu mengekspor lagu-lagunya ke Indonesia. Apa iya, saat ini musik dalam negeri maupun luar negeri sudah terlalu “b-aja” di kalangan penikmat musik di Indonesia. Sehingga mereka inginnya yang fresh dan punya sisi kearifan lokal, tak lupa dengan efek nge-soul. Atau boleh jadi para penikmat musik di Indonesia mulai banyak dilanda virus “sad”. Tapi memang setelah saya berefleksi, ternyata lagu ciptaan Lord Didi paling pas menjadi instrument untuk mengekpresikan rasa kesedihan. Apalagi yang jawa sentris mungkin lebih kena dalamnya “sad” dari lagu Lord Didi.

Bagiku Lord Didi seorang seniman multifungsi, ia dapat mencerminkan sosiologi “relationship” masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi therapist untuk orang-orang yang cidro di kala kesedihan melanda. Terima kasih Lord Didi sudah menjadi obat bagi para sadboys dan sadgirls di seantero dunia.

, , , ,

Satu tanggapan ke Yang Fana Adalah Kesedihan, Didi Kempot Abadi

  1. Daen 9 September 2019 pada 23:54 #

    Ambyar mas pendot mantap

Tinggalkan Balasan