Sebagai karyawati baru di perusahaan ini, Salma harus bisa meraih simpati dengan bekerja lebih keras daripada yang lainnya. Maka dari itu, malam ini dia memutuskan untuk lembur menyelesaikan setumpuk pekerjaan.
Jam menunjukkan pukul satu lewat tengah malam. Dari lantai empat gedung tempatnya bekerja, Salma tampak masih duduk di mejanya sambil mengotak-atik komputer sambil sesekali membolak-balikkan lembar demi lembar proposal yang sedang ia kerjakan. Kantor sudah sepi, dan kopi yang Salma seduh tadi juga sudah nyaris habis.
Sebenarnya, ada sedikit rasa takut dalam hati Salma. Semua karyawan sudah pulang dan tinggal dia yang ada di tempat ini. Apalagi kemarin dia sempat dengar pembicaraan rekan-rekannya bahwa gedung tempatnya bekerja ini terkenal angker dan banyak hantunya.
“Ah, nonsense!” Batin Salma mencoba menenangkan dirinya sendiri. Lagipula masih ada beberapa sekuriti yang jaga malam ini. Jadi tak perlu khawatir. Apalagi sekuriti-sekuriti di sini ramah-ramah orangnya.
Sudah setengah jam Salma berkutat dengan pekerjaannya. Dan kedua matanya sudah tak bisa lagi diajak kompromi. Salma lalu memutuskan untuk membereskan arsip-arsip, mematikan komputer dan beranjak dari duduknya. Saatnya pulang!
Namun, baru beberapa langkah, Salma dikagetkan oleh sebuah suara.
“Baru pulang, mBak?” Jantung Salma nyaris copot karena kaget. Bapak-bapak sekuriti itu menyapanya dari luar jendela sambil tersenyum. Ya Tuhaaaannn…memang benar sekuriti di sini ramah-ramah, tapi tidak harus membuatnya kaget setengah mati seperti ini. Batin Salma.
Gadis itu lalu menjawab ala kadarnya sambil balas tersenyum. Tak mau lama-lama dia lalu melanjutkan langkahnya pulang. Hingga sampai di depan lift, dia baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Bulu kuduknya tiba-tiba meremang…
kenapa mas nata y?hahaha harusnya emak nata
kak Nata aja deh biar lintas gender…hahahaha
mungkin akan lbih membuat merinding jika suasana di sekitar salma digambarkan dengan lebih detil..hal-hal kecil lebih menegangkan jika digambarkan dengan tepat
Terimakasih sarannya mas Willy :))
haha, lantai empat, brarti si bapak ga napak..
untuk flash fiction, biasanya kalimatnya padat dan tak berulang. di paragraf 2 kalimat 2, kata “sambil” diulang 2x.
terimakasih koreksinya mas Nata. :))